"TASNYA TARUH DI PINGGIR LAPANGAN! CEPAT!"Teriakan itu memenuhi seluruh isi lapangan. Semua yang denger langsung kalang kabut berlarian kesan kemari. Termasuk Jihan. Anak itu panik sendiri ngikutin orang yang wara wiri. Jihan itu kalo lagi panik malah nge blank dan berakhir makin panik.
Hari ini latihan pertama paskibra dengan anggota baru. Setelah pulang sekolah tadi Jihan piket dulu sebelum pergi ke lapangan dan di sambut sama teriakan sang pelatih. "Duh gini amat nasibku," gerutu Jihan berlari menuju pinggir lapangan.
Setelah tas siap dikumpulkan mereka disuruh baris. Kemudian pemanasan sesuai instruksi pelatih. Setelah pemanasan pelatihnya kasih beberapa pesan dan sejarah tentang paskibra, yang sama sekali gak ditangkap oleh otak Jihan.
Pelatihnya namanya Chandra, dia udah jadi alumni. Sedangkan untuk ketuanya adalah Harsa. Chandra atau yang biasanya dipanggil Kak Chan nyuruh anak kelas XI dan XII memperkenalkan diri. Tapi dari tadi sosok orang yang Jihan cari gak keliatan batang hidungnya.
Sekarang giliran anak kelas X disuruh memperkenalkan diri dari ujung paling belakang. Jihan gak terlalu khawatir karena dia ada di barisan tengah.
"Maaf, kak."
Suara itu langsung bikin seluruh orang yang ada di lapangan noleh. Bahkan cewek yang tadi baru mau memperkenalkan diri gak jadi. Jihan juga, dia langsung noleh ke belakang. Matanya berbinar begitu melihat sosok yang dia cari dari tadi.
Chandra berdiri dari tempatnya menuju ke arah cowok tadi yang kini udah ancang ancang mau push up. "Tunggu," Chandra menghentikan kegiatan cowok tadi yang baru push up sekali. "Telat kenapa, Saka?"
"Siap! Anak taekwondo tadi di suruh kumpul sebentar, kak." Balasnya tegas.
Chandra berdehem, "Berdiri, perkenalkan diri."
Cowok tadi langsung berdiri tegak kemudian mengeluarkan suaranya yang bikin Jihan terpana.
GANTENG SEKALI EVERYBODY
"Siap! Nama saya Arsaka Juan Andara!"
Jihan mengedipkan matanya berkali kali. Ternyata gak cuma mukanya yang ganteng, suaranya juga bagus! Pokoknya Jihan suka sama kakak tingkat yang bernama Arsaka Juan Andara. Titik.
***
Perkenalan masih terus berlanjut sampe akhirnya mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap satu kelompok ada enam orang dan dua orang pelatih. Jihan dari tadi udah komat komit supaya dapet pelatih Saka. Jihan terus natap ke arah kumpulan pelatih itu sampe akhirnya dia ngeliat Saka dan anak kelas XII, yang Jihan tau namanya Shelin, jalan ke arah kelompok mereka.
"YESSS!"
Orang orang yang ada di dekat Jihan langsung pada bingung. Sedangkan yang diliat gak peduli dan tetap natap Saka.
Begitu sampe, Shelin langsung merapikan barisan kelompok Jihan yang udah gak berbentuk lagi. Gak peduli sama keberadaan Shelin, Jihan malah ngeliatin Saka sambil senyum senyum salting.
"Heh!"
Jihan hampir aja teriak begitu denger teriakan kak Shelin. "Saya, kak?" Tanya Jihan pelan sambil mengangkat tangan.
"Iya kamu, memangnya siapa lagi yang gak dengerin kakak dari tadi?"
"Siap! Maaf, kak!"
Shelin berdehem, kemudian melanjutkan aktivitasnya. Kemudian memulai latihan dengan mengajarkan cara hormat yang benar.
Shelin nyontohin dari depan tapi dari tadi gak ada yang benar. "Saka jangan diem aja, bantuin kakak," titah Shelin pada Saka yang dari tadi anteng nyandar ke tembok.
Ngeliat Saka jalan ke arah barisan. Jihan langsung ngebengkokin tangannya supaya salah. Ada aja emang kelakuan.
Saka merhatiin satu satu sampai akhirnya dia berhenti di depan Jihan.
YA AMPUN JIHAN MAU TERIAK!
"Ini tangannya di lurusin rapet, jangan ditekuk kaya gini," kata Saka sambil mencotohkannya pada Jihan yang lagi nahan senyum.
Saka melanjutkan, "Terus di letakin di sini bukan di sini."
Jihan terus ngangguk sambil ngikutin pergerakan Saka.
Saka berdecak, "Ini disini jangan ditekuk!"
Kesal, Saka mengambil alih tangan Jihan kemudian meluruskannya.
Jihan yang di pegang langsung ketar ketir. Mau teriak tapi nanti jadinya malu maluin diri sendiri. Jihan kudu eotteoke?
Saka kemudian mengangkat tangan Jihan meletakkan di sisi yang tepat.
"Gini, paham?"
"P-paham, kak." Jawab Jihan pelan.
"Jawabnya yang bener!"
"Siap! Paham, kak!"
"Bagus," Saka kemudian pergi dari hadapan Jihan mau ngajarin yang lain.
"Kak Saka ganteng banget, ya amsyong!"
"Heh!"
"HEI!"
Jihan yang dari tadi ngelamun terperanjat kaget denger teriakan Shelin.
"Mampus."
Gak pake lama, Shelin langsung jalan ke arah Jihan.
"Siapa nama kamu?"
Jihan gemetar, kakinya tiba tiba lemes. "Siap! Nama saya Jihan, kak!" Jihan ngejawab dengan tangan yang masih hormat.
"Jihan, kamu liat temen temenmu sekarang!"
Jihan langsung melihat sekeliling, merhatiin temen sekelompoknya dengan seksama.
"Kamu liat apa beda kamu dan temen temenmu?"
Jihan mengerjapkan matanya beberapa kali. Kemudian balik lagi merhatiin sekeliling. Serius, Jihan nge blank. Otaknya gak bisa diajak kompromi.
"Jawab!"
Jihan lagi lagi kaget karena teriakan Shelin. "S-saya gatau k-kak," jawab Jihan bergetar. Mau nangis aja rasanya.
"Makanya lain kali kalo latihan itu fokus. Liat itu temen temenmu udah pada tegak semua." Jelas Shelin, suaranya melembut. Kasian juga anak orang ketar ketir dibuatnya.
"Siap! Maaf, kak!"
Shelin mengangguk kemudian melanjutkan latihan yang sempat tertunda. Gak banyak yang diajarin, masih hal hal dasar kaya sikap tegak, hormat, dan istirahat di tempat. Keliatannya sepele emang, tapi Jihan terus aja dimarahin. Asli deh, kalo bukan buat kak Saka tercinta Jihan langsung keluar aja dari ekskul ini.
Latihan selesai pukul setengah enam. Mereka disuruh dateng hari Minggu untuk ngelanjutin latihan. Jihan dalam hati menggerutu kesal. Apes banget, hari santainya diambil alih sama latihan militer berkedok ekskul.
***
A/n : Jihan sekecil itu harus berkelahi dengan ekskul paskibra...
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekskul
Fiksi RemajaJihan Amara Tanaya adalah seorang remaja perempuan yang baru saja memasuki dunia SMA. Ekspresif, family-oriented, dan penuh energi positif, Jihan bersemangat menghadapi pengalaman baru. Namun, kebingungan melanda ketika wali kelas mengumumkan bahwa...