10

147 11 4
                                    

Malam ini Petra berdandan dengan sangat cantik. Gaun yang jarang dipakainya kini bisa dia pakai.

"Sudah lama aku tidak mengenakan gaun."

Petra tersenyum riang memandang dirinya sendiri. Saat mengajak kencan, Levi juga mengatakan bahwa dia kembali dimasukkan bersama pasukan operasi khusus atas permintaan pribadinya. Keputusan itu disambut baik oleh rekan-rekannya.

Begitu siap, Petra keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni tangga. Senang rasanya bisa kembali ke tempat asal. Kapten Levi menunggunya di bawah.

"Wow..."

Petra cekikikan melihat ekspresi kaptennya.

"Heichou seperti tidak pernah melihat wanita cantik saja."

"Tch, aku sering melihatnya.", ucap Levi yang langsung memalingkan wajahnya. Pipinya sedikit merah.

"Oh benarkah?", goda Petra.

"Sudahlah. Kau mau pergi atau tidak?"

Petra tertawa karena kapten Levi tiba-tiba menggantk topik pembicaraan. Dia mengangguk dan menggandeng tangan Levi.

Perjalanan mereka menuju kota Trost hanya bermodalkan kuda hitam kesayangan Levi dengan Petra naik dibelakangnya, posisi menyamping sambil memeluk pinggang Levi agar tidak terjatuh. Levi membawanya pada sebuah restoran mewah bergaya Prancis. Restoran ini adalah langganan orang-orang kaya di Trost. Petra saja heran mengapa kaptennya membawanya makan disini.

"Apa ini tidak terlalu berlebihan, heichou?"

"Kenapa tidak? Sekali-kali aku harus mengajak bawahanku kemari."

Petra tersenyum. Levi sangat peduli padanya. Seketika jarak antara atasan dan bawahan seperti menghilang begitu saja. Dia bisa begitu dekat dengan kaptennya saat ini.

Walaupun mungkin nantinya dia tidak akan bisa begini lagi. Jadi Petra harus menikmatinya.

"Kau mau makan apa?"

"Samakan dengan heichou saja."

Levi mendecih kesal.

"Saat berdua pun mengapa masih formal? Saat ini aku bukan kaptenmu, panggil namaku saja."

"Levi?"

"Benar begitu. Dan kau boleh memesan apapun yang kau mau."

"Ah tidak perlu! Samakan saja dengan kapten. Saya belum terbiasa makan disini, takutnya tidak cocok dengan lidah saya lalu makanannya terbuang begitu saja."

Levi mengangguk. Petra ada benarnya. Jadi mereka hanya memesan sup krim jamur dan teh hangat. Levi sengaja karena dia tahu bahwa Petra sangat menyukai jamur.

Mereka menikmati makan malam dengan tenang ditemani alunan musik.

"Kau tahu heichou? Ayah saya dulu mengajariku olah vokal sejak usia saya sekitar tujuh tahun. Beliau ingin agar saya setidaknya mempunyai suatu kelebihan."

"Mengapa begitu?"

"Entahlah. Ayah bilang jika mendiang ibu sangat menyukai musik. Ayah mungkin ingin agar saya mewarisi bakat itu. Setelah kematian Peter, hidup saya berubah total sejak saat itu."

Levi dapat melihat cahaya sendu dari matanya.

"Makanlah. Supnya nanti dingin."

"Baik."

*******

(DISARANKAN MENDENGARKAN LAGU YANG SUDAH AKU SHARE!!)

*Judul lagu: City of Stars scene version- La La Land soundtrack*

The Dream • RivetraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang