Chapt 01 = Rindu (+ Prolog)

378 25 2
                                    

KRINGGGG!

Bel makan malam sudah berbunyi dan Changmin bisa mendengar banyak teriakan antusias dari beberapa siswa yang sudah tidak sabar untuk mengisi perut mereka.

Secarik senyum tipis pun muncul di wajah Changmin. Ia tersenyum tapi hatinya menjerit kesakitan. Dulu, dirinya adalah orang pertama yang keluar dari asrama dan berlarian seperti orang gila bersama Hyunjae untuk menuju kantin. Tidak terasa, waktu sudah berjalan sembilan bulan sejak terakhir kali ia keluar dari asrama dan Changmin cukup merindukan suasana diluar sana.

Changmin mematikan televisi dan berjalan masuk ke dalam kamarnya. Melihat cara jalan Changmin, Chanhee merasa ada yang tidak beres dengan anak itu. Changmin memang selalu terlihat baik-baik saja, tapi ia yakin pasti ada saat dimana Changmin juga merindukan suasana diluar asrama.

"Mau ikut bersamaku?" Tawar Chanhee pelan.

"Takut....." Gumam Changmin dengan nada yang lebih pelan lagi.

"Baiklah, tanpa bawang goreng?" Tidak ada jawaban dari Changmin.

"Haknyeon-ah, kau tanpa kol kan?"

Hening. Tidak ada yang menjawab dan Chanhee hanya bisa mendengar suara televisi dari kamar Haknyeon. Chanhee membuka pintu kamar Haknyeon tapi pintunya terkunci dari dalam.

Pemuda itu memasuki kamar Changmin dan bertanya, "Dia sedang tidur?" Tanya nya pada Changmin.

"Mana aku tahu,"

"Yak Ju Haknyeon! Kau masih di dalam?!" Chanhee mulai panik sendiri. Ia terlalu sibuk mengerjakan tugas matematikanya sampai tidak memperhatikan sekitar.

Masalahnya, Haknyeon itu punya asma. Asmanya memang jarang kambuh, tapi asma Haknyeon selalu kambuh pada saat langit gelap. Jadi Chanhee dan Changmin harus selalu siaga di sampingnya saat langit mulai gelap.

BUGH! BUGH! BUGH!

Tiga pukulan itu menandakan Haknyeon ada di dalam kamarnya.

"Cepat menjauh dari pintu, aku akan mendobraknya." Titah Chanhee dan Changmin juga ikut mundur secara perlahan.

Satu hantaman, tidak.

Dua hantaman, tidak.

"Siapkan inhaler, Ji Changmin! Jangan hanya diam saja!" Changmin yang ikut panik karena teriakan Chanhee pun melupakan fakta kalau Haknyeon butuh inhaler.

Ia merogoh kotak P3K dan mengambil satu inhaler.

Tiga hantaman, tidak.

"Sial! Kenapa sulit sekali?!" Chanhee menjadi geram. Changmin meletakkan inhaler Haknyeon dibawah dan ikut menendang pintu kamar Haknyeon.

Empat hantaman, pintu sedikit terbuka.

Lima hantaman, BRAK!

Saat pintu kamar terbuka, Haknyeon sudah tergeletak begitu saja di lantai. Mata Haknyeon masih terbuka dan anak itu masih sadar karena tubuhnya berusaha untuk menghirup udara walaupun tidak berhasil.

Changmin sedikit tercengang saat melihat kondisi Haknyeon yang wajahnya sudah memerah dan bola matanya bergetar hebat. Tidak pakai lama, Chanhee langsung mengangkat tubuh Haknyeon kedalam pangkuan.

"Ini!" Changmin mengocok inhaler itu sebentar dan memasukkannya kedalam mulut Haknyeon.

Sedetik setelah Changmin menekan inhaler itu, Haknyeon langsung menarik napasnya dalam-dalam.

"Pelan-pelan saja....." Kata Chanhee sambil mengelus rambut hitam Haknyeon yang masih lemah akibat obat itu.

"Sudah baikan?"

Luka Terakhir | The Boyz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang