"Apa aku balik saja?" Haknyeon menggaruk tenguknya sendiri dan berhenti ditempat.
"Lagian, kenapa aku harus bangun untuk mengejarnya sih?!"
Haknyeon pergi bukan karena dirinya ingin ke toilet, ia pergi karena Eric bersikap aneh saat berjalan menjauh. Eric memang masih melambaikan tangannya dan tersenyum kearah mereka, tapi mata Eric terlihat sangat was-was dan anak itu berlari dengan cepat menjauhi kerumunan di kantin.
Mungkin memang ini bukan saat yang tepat bagi Haknyeon untuk mengkhawatirkan kondisi Eric, tapi bagaimanapun juga, Eric masih masuk kedalam tanggung jawabnya sebagai hyung.
Ia tidak berhasil menemukan Eric dan menyerah. Haknyeon akhirnya berjalan dengan santai menuju toilet karena kali ini, ia benar-benar harus membuang air kecil. Haknyeon masuk kedalam bilik paling ujung karena bilik satu sampai bilik empat itu pintunya tertutup, jadi mau tidak mau, ia harus pergi ke bilik paling ujung.
"Sohn Eric, aku tahu kau ada di dalam sana. Lebih baik keluar sendiri daripada ku seret kan?"
Hening. Setelah itu, tidak ada yang berbicara lagi dan Haknyeon ikut membeku. Tangannya yang hampir menyentuh kenop pintu itu pun akhirnya Haknyeon tarik kembali dengan perlahan.
"Baiklah....aku yang akan menyeretmu kalau begitu."
Setelah kalimat itu, Haknyeon mundur beberapa langkah agar Choi Kiyoung tidak menyadari keberadaannya. Tentu saja Haknyeon tahu, suara Choi Kiyoung yang berat dan terdengar sangat menyebalkan di telinga Haknyeon memang bukan siswa yang baik sejak dulu. Ia tahu kalau Kiyoung memang memiliki masalah dengan seluruh siswa disini tapi Haknyeon tidak pernah tahu kalau Eric juga memiliki masalah dengannya.
"Kenapa pemimpinmu sekarang menjadi sangat angkuh sih? Harga diriku jadi terluka tahu..." Saat mendengar itu, Haknyeon langsung mengerti. Sosok pemimpin yang Kiyoung sebutkan itu pasti Sangyeon karena Eric belum pernah masuk ke grup lain selain The Boyz.
BRAK!
"Kau disini rupanya," Kiyoung menendang pintu bilik Haknyeon dengan kakinya dan memukul-mukulnya dengan berulang kali.
"Aku bukan Eric!" Balas Haknyeon dengan panik.
"Ju Haknyeon?"
Setelah itu, baru lah Haknyeon sadar. Harusnya ia tidak mengeluarkan suara tadi, seharusnya ia tetap diam, dan seharusnya ia tidak bangun untuk mencari Eric tadi.
"Baiklah, karena Eric tidak ada disini, aku akan bermain denganmu saja." Sesuai dugaannya, Kiyoung malah mengincar Haknyeon sekarang.
"Mati aku..." Haknyeon semakin panik saat Kiyoung mulai berusaha untuk membuka pintu biliknya dengan pegangan kain pel disana.
Pintu terbuka dan Choi Kiyoung tersenyum lebar kearah Haknyeon. Tentu saja jantung Haknyeon sudah berpacu dengan cepat, Kiyoung mulai menarik tubuh Haknyeon dan mereka berdua berdiri di depan cermin. Kiyoung memberhentikan langkah Haknyeon di depan cermin toilet dan Kiyoung mundur selangkah agar bisa berada di belakang Haknyeon.
"Apa kau melihat sosok laki-laki di depan sana?" Bisik Kiyoung di telinga Haknyeon.
"Apa menurutmu sosok laki-laki itu masih pantas untuk bahagia?"
"Tidak," Jawab Haknyeon tanpa ragu. Ia berani menjawab pertanyaan itu dengan cepat karena dirinya sendiri juga sering berpikir demikian, setelah semua yang sudah terjadi, apa dirinya masih memiliki hak untuk bahagia? Secara tidak langsung, Haknyeon mengakui kalau dirinya juga ikut menjadi dalang dalam semua kejadian ini, dalang dari rencana pembunuhan yang gagal dan malah merengut nyawa kedua hyung-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Terakhir | The Boyz ✓
Fanfiction"Hari ini akan jadi hari terakhir aku bisa menemuimu, ya?" "Jangan bersedih, kau tahu kalau aku akan baik-baik saja." "Aku tahu kalau kau akan baik-baik saja setelah pergi dari dunia ini, tapi bagaimana dengan aku?!" "Kau akan baik-baik saja, lalu b...