Chapt 23 = Damai Dengan Diri.

129 10 1
                                    

"DIA YANG MENDORONGKU, HYUNG!"

"Aku hanya melakukan salah satu bagian dari rencana kita!" Geram Haknyeon karena merasa tidak adil.

"Tapi kau tidak mengikatkan tali di pinggangnya, Haknyeon..." Kata Younghoon sambil masih mengecek keadaan Changmin.

"Aku mana tahu kalau itu masih jadi bagian dari rencana kita?!"

Iya, rencana yang selalu mereka bicarakan adalah rencana untuk mendorong Changmin dari rooftop lantai tiga dengan mengikatkan tali dipinggangnya. Semuanya sudah Juyeon perhitungkan dengan baik, mulai dari letak Changmin berdiri sampai letak Changmin mendarat.

Seharusnya Haknyeon mengikatkan tali dipinggang Changmin terlebih dahulu  agar saat pemuda itu terjatuh, tubuhnya akan menggantung di udara. Tapi Haknyeon tidak melakukan itu, dan malah membuat tubuh Changmin langsung menghantam matras yang dibawa Sunwoo. Untungnya, letak matras itu sesuai dengan letak dimana Changmin terjatuh— karena kalau tidak, Changmin pasti akan tewas karena tubuhnya langsung menghantam lantai.

"Makanya, dengarkan aku dulu baru kalian boleh bertindak." Sangyeon berucap pelan sambil berusaha untuk menetralkan napasnya yang memburu.

Bagaimana Sangyeon bisa tenang kalau dirinya hampir saja kehilangan Ji Changmin hari ini?

"Kenapa kalian malah memarahiku, sih? Aku juga melakukan ini karena dua bedebah yang tiba-tiba bersikap sembrono ini!" Setelah mendengar ucapan penuh amarah dari Haknyeon, Younghoon hanya bisa menepuk jidatnya pasrah. Sedangkan dua bocah yang membuat semua keadaan menjadi sehancur sekarang malah asik berdiam diri di pojokan.

"Apa jantungmu baik-baik saja?" Tanya Hyunjae setengah mengejek saat melihat telinga dan wajah Changmin memerah.

"Lepas!" Changmin merajuk.

"Cih, kenapa kalian terus memarahiku karena aku ingin bunuh diri kalau pada akhirnya kalian juga yang akan tetap mendorongku dari atas rooftop?"

Yang bisa mereka pikirkan hanyalah cara untuk membuat Ji Changmin mengetahui bagaimana rasanya bunuh diri tanpa benar-benar melakukannya. Changmin harus mengetahui kalau melompat saat dirinya belum siap itu akan terasa semenakut dan semenyeramkan itu. Sangyeon dan Juyeon tidak bisa memikirkan rencana lain selain rencana ini, jadi mereka pun berani untuk melakukannya karena The Boyz harus diberikan tanggung jawab yang berat agar mereka tidak lalai lagi. 

Walaupun keinginan Changmin untuk mengakhiri hidupnya sekarang sudah hilang, tidak akan ada jaminan kalau pemikiran itu tidak akan kembali ke benak Changmin, kan? Jadi untuk mencegah baliknya pemikiran itu, Sangyeon pikir ini adalah satu-satunya cara untuk menjauhkan Changmin dari tindakan seperti itu.

"Apa kalian tidak bisa memikirkan rencana yang lebih bermutu dari ini, hyung?" Sindir Changmin.

"Chanhee akan marah besar kalau tahu mengenai rencana ini."

"Beritahu saja, toh kau juga sudah selesai merasakannya, kan?" Hyunjae kembali bergurau.

"Apa yang kau maksud dengan selesai merasakannya, hyung?! Ini sangat mengerikan!" Tutur Changmin sambil mendelik kesal dan Hyunjae hanya bisa tertawa puas saat melihatnya.

Sosok Hyunjae yang sekarang benar-benar berbeda dengan sosok Hyunjae yang dulu. Mereka semua memang diam, tapi mereka ikut merasakan perbedaannya— termasuk Younghoon yang sempat merasa bersalah karena tidak ada disaat terendah Hyunjae. Younghoon tidak tahu hal apa yang sudah Jacob sampaikan pada Hyunjae kala itu, karena yang mengetahuinya hanyalah diri Hyunjae sendiri.

"Kalau sudah tahu mengerikan, jangan dilakukan. Aku tidak akan membiarkan kalian merasakan kehilangan lagi. Aku tidak ingin bersedih dan kalian juga pasti tidak ingin berpisah lagi, kan?" Mereka semua mengangguk setuju, sambil diam-diam meng-iyakan ucapan Sangyeon.

Luka Terakhir | The Boyz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang