01.3 DITS

954 137 10
                                    

Cuaca malam hari kini mulai semakin dingin memaksa Jisoo yang menggunakan gaun berganti dengan pakaian hangatnya. Terlihat kini dia menggunakan sweeter hangat Jennie sembari duduk diam menatap kearah sang adik yang tengah bermain lego.

Sedari tadi memang Jisoo tengah merajuk ke Ji ah yang terus memaksanya berganti pakaian karena moodnya yang memburuk dia memilih diam dari pada bersuara yang nantinya menyakiti hati orang lain.

"Jichu why?" Untuk pertama kali Jennie bersuara semenjak kedatangannya kemari dan itu tentu membuat Jisoo yang sedari tadi diam mulai menoleh kearah Jennie yang tetap berekspresi datar.

"Jendukie bisa kau memelukku? Aku sungguh kesal dengan eomma aisss" dengan cemberut Jisoo menggeser duduknya mendekati Jennie yang hanya diam.

"Yahh Jendukie peluk aku!" Jennie tetap diam ditempatnya yang membuat Jisoo bertambah kesal

"Jendukie aisss"

"Bahasa Jisoo" Ji ah memperingati dengan lembut sembari mendudukan dirinya disamping kanan Jennie, mengusap surai hitam Jennie yang kini kembali sibuk dengan legonya.

"Yahhh eomma! aku tidak bisa bahasa inggris!" Ji ah terkekeh melihat wajah mungil Jisoo yang memerah kesal sembari menatap sendu kearah Jennie yang mengabaikannya, mungkin karena gengsi yang terlalu besar makanya dia ingin Jennie memeluknya duluan.

"Sayang" dengan lembut Ji ah menyisir rambut yang menghalangi pandangan Jennie kebelakang telinganya "cepat peluk Jichumu, lihat dia mau nangis" Ji ah menunjuk Jisoo dengan dagunya.

Jennie menoleh kearah Jisoo yang kini matanya sudah sembab, menghapus jarak diantar mereka Jennie mendekap tubuh Jisoo dengan lembut sampai si empu membalas pelukannya dengan erat.

"Yahh uri mandukie aku sangat-sangat merindukanmu" Jisoo mendekap erat tubuh Jennie yang tetap diam sampai lengkingan suara tinggi membuat tubuh keduanya terpisah

"MOMMY!!"

Ji ah yang sedari tadi tersenyum manis memeperhatikan interaksi Jennie dan Jisoo menolehkan kepalanya kearah pintu depan yang kini terbuka kasar akibat ulah dua orang anak kecil yang sangat tidak sabaran

Keduanya segera berlari dan menubrukkan tubuhnya kearah Ji ah yang sudah merentangkan tangan sembari berjalan pelan kearah mereka.

"Aaaa mom aku sangat merindukanmu!" Pekikan manja itu berasal dari suara gadis berpipi chubby

Jisoo yang memang sedari tadi menyusul ibunya menatap kaget dua orang anak prempuan yang dikenalnya

"Chaeyoung! Lisa!" Pekikan keras Jisoo membuat tiga orang yang sedari tadi berpelukan hangat terpaksa melepaskannya, dua orang anak yang sedari tadi memeluk ibunya beralih menatap Jisoo dengan mata terbelak kaget

"Unnie!" Lisa dengan sigap langsung menubruk kembali tubuh kecil Jisoo berbeda dengan Rosé menatap girang Jennie yang tengah bermain lego tanpa peduli akan kehadiaran tamu yang datang.

"J!" Jennie yang mendengar lengkingan suara bernada tinggi itu segera menegakkan kepalanya menatap Rosé yang kini melangkah cepat kearanya

"Ro.......sie" Rosé memeluk Jennie dengan erat mendekap tubuh kakaknya itu tanpa niatan untuk melepaskan, Jennie dengan perlahan mulai membalas pelukkannya meski sedikit ragu bahkan senyum tipis dibibirnya tidak bisa Jennie sembunyikan lagi setelah melihat sibunga kesayanganya ini.

"Aaaa manduku kau apakan Chaeyoung!" Dengan kesal Jisoo menarik Jennie kepelukannya kembali setelah tadi dia menyusul Rosé yang berjalan ke arah Jennie.

Rosé menatap Interaksi Jennie dan Jisoo dengan bibir yang mengerucut kesal.

Ji ah yang baru bergabung dengan Lisa disampingnya hanya terkekeh kecil melihat wajah Rosé yang kini memerah menahan tangisnya, Ji ah mengalihkan pandangan ke Jennie yang tersenyum manis didekapan Jisoo. Tunggu apa Jennie tersenyum?
Ketika pandangan Ji ah kembali menangkap senyum itu sekilas, senyum manis segera kembali terbit dibibir raumnya.

"Jisoo biarkan Chaeng memeluk Jennie eoh"

"Andwee! aku masih merindukan Jendukie eomma" dengan gaya manjanya Jisoo mendekap erat tubuh Jennie sembari menghentak kaki kesal berbeda denga Rosé yang kini pipinya sudah basah oleh air mata.

Jennie melihat hal itu tentu segera melangkah mendekati Rosé yang kini matanya terpaku pada Jennie "Rosie" Jennie memanggil Rosé dengan lembut sebelum tangannya terulur menghapus air mata di kedua sisi wajah Rosé

"Nini" belum sempat Jennie menengokkan kepala tubuhnya sudah ditubruk lagi dengan dekapan erat Rosé membuat senyum lebar muncul dibibir kecilnya.

Ji ah bersyukur karena kehadiran kakak dan adiknya Jennie bisa kembali tersenyum lebar tidak seperti kemari-kemarin yang selalu murung dan diam dengan ekspresi datar.

Merasa tangannya digenggam erat Ji ah segera menurunkan pandanganya kearah Lisa yang menatap cemburu interaksi saudarinya, senyum manis timbul dibibir Ji ah.

"Lisa mandi dulu ya sama Chaeng eonnie? nanti, baru ikut gabung kakakmu yang lain di meja makan."

Suara Ji ah tidak terlalu kecil untuk didengar Rosé hingga dia merenggek menolak mandi karena masih ingin memeluk J nya, berbeda dengan Lisa yang diam menurut.

Kehangatan itu harus kembali terhenti dengan datangnya Joong-ki, Chang-wook dan Dong-wook yang membawa dua koper besar sekaligus. Ketiga pria itu membungkuk hormat didepan Ji ah

"Maaf nyonya bila menggangu" Kalimat itu terlontar dari bibir Dong-wook yang hanya di angguki Ji ah sebelum Chang-wook yang berdiri ditengah melanjutkannya

"Kita akan berbicara nanti Chang-wook, biarkan aku mengurus anak-anak"

Chang-wook segera mengganguk paham sebelum ketiganya kembali membungkuk untuk pamit undur diri, namun....

"Paman Lee, letakkan koperku dikamar J." Rosè dengan suara sok tegasnya meniru tindakan Ji ah bahkan gestur tubuhnya mengikuti sikap sang ibu

"Unnie Rosé" nada peringatan keluar dari bibir Ji ah ketika Rosé hanya memanggil Jennie dengan nama layaknya orang aussie saja. "Dan mommy juga sudah menyiapkan kamar kalian bertiga-

"Mom aku mau sama J"

"Rosé" Ji ah kembali memperingati Rosé dengan lembut karena memotong kalimatnya yang membuat si empu cemberut kesal lantaran permintaannya yang mungkin tidak dituruti sang ibu

"Satu kamar untuk dua orang. Tidak lebih." Lisa yang memang ingin tidur dengan Jennie hanya memasang muka kesal atas peraturan ibunya "kalian bertiga" Ji ah menatap Jisoo Rosé dan Lisa secara begantian sebelum melanjutkan kakimatnya "beresin barang kalian, setelah itu siap-siap, baru turun ke bawah, kita makan malam bersama." Jelas Ji ah seyelah mendapat perhatian dari ketiga anaknya

"Masih ada satu jam jadi mommy sama Jennie tunggu di meja makan jam tujuh tepat okey?!" Mereka mengganguk kompak sebelum berpisah ke kamar masing-masing yang tentunya Rosé memaksa untuk satu kamar dengan Jennie, berakhirlah Lisa dan Jisoo satu kamar.

Melihat tidak adanya perintah, dua dari tiga pria dewasa tadi segera berbalik meninggalkan ruangan sedangkan salah satunya mengikuti langkah kecil Rosé dan Lisa dengan kopernya.

Namun mereka keduanya harus kembali menoleh ketika sebuah suara mengintruksi

"Aaa paman tolong panggilkan supir ku ya? hehe, koper ku masih di bagasi mobil" Jisoo yang memang sudah naik keatas terpaksa turun ketika dia melupakan barangnya

"Tentu nona" keduanya menunduk hormat sebelum undur diri
















____________________________________________________________________________

.




.





.




Today I learned: accept the situation without hating the reality

Dancing in the SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang