02.1 DITS

556 107 3
                                    

"Mom aku masih pengen disini, please"

"No!"

"Why?"

"We have promise, dan kamu harus tetap melanjutkan sekolah" Ji ah berbalik menatap Rosé yang kini berhenti di tengah anak tangga dengan wajah cemberutnya

"Aku pikir aku bisa..... um... ya sekolah disini, dan menemani Jennie"

"Roséanne"

"Sorry mom" dengan kepala yang tertunduk Rosé meminta maaf

Ji ah segera melangkan mendekatinya sebelum menyamakan tingginya dengan Rosé yang menunduk "kamu disini hanya sampai musim panas, setelah itu kamu harus kembali" Ji ah mencoba memberi pengertian pada putrinya yang kini hampir menangis

"Apa kita tidak bisa tinggal satu rumah saja? Kenapa mommy dan daddy harus tinggal jauh? Kenapa juga Jisoo harus ikut kakek? Dan kenapa aku tidak boleh tinggal lama disini? Ini rumah mommy berarti rumahku juga kan? Tapi kenapa tidak boleh..."

"Ro-

"Aku kan anak mommy tapi kenapa tidak boleh tinggal bersama mommy....?"

"Sayang dengarkan mommy oke, daddy dan mommy sedang butuh waktu untuk berpikir mommy tidak ingin jika nantinya malah anak-anak mommy yang terkena imbasnya"

"Tapi kalian egois tidak memikirkan kami"

"Mom"

"Kenapa membuat Rosie menangis? Tidak mommy tidak boleh menyakitinya dia adikku" Jennie menatap sengit kearah Ji ah

Ji ah menggapai tangan mungil Jennie yang menyembunyikan Rosé dibalik punggungnya seolah-olah melindungi sang adik dari penjahat "sayang mommy hanya menjelaskan pada Rosé okey? Mommy tidak menyakitinya sama sekali, mommy hanya ingin memberi pengertian pada adikmu yang tidak ingin sekolah"

"Rosie akan sekolah but here is not australia"

"Kamu lihat? Adikmu ingin disini itu berarti tidak menuruti perintah mommy" Jennie berbalik menatap kearah Rosé yang kini bibirnya megerucut

"Rosie harus menuruti mommy dia ibu mu dan kamu harus menghormati perintah ibu dia orang tuamu dan orang yang melahirkan kamu" Rosé menatap Jennie dengan mata cokelat besarnya

"I know, tapi mommy tidak mengerti perasaan ku, perasaan kita mommy tidak mengerti" Rosé menatap Ji ah dengan mata merah dan pipi yang basah karena air mata "aku hiks aku tidak pernah memaksa mommy agar menuruti keinginanku seperti anak lain, aku juga sudah menjadi anak baik seperti yang aku janjikan dulu agar mommy dan daddy bisa kembali bersama lagi, aku bahkan sudah bisa tidur sendiri tanpa harus dipeluk atau dielus kepalanya, aku bukan anak manja lagi aku juga sudah berhenti menjadi anak nakal hiks aku tidak suka bersama daddy dia akan memukul ku jika aku mengatakan ingin pulang"

"Sayang" Ji ah melangkah memeluk tubuh mungil anaknya membawa rose kedekapan hangatnya. terbesit rasa kesal dirinya pada suaminya
Yang memperlakukan kedua anaknya seenaknya

Rosé menangis pilu pada dekapan mommynya menepis rasa malu jika nantinya dilihat Lisa.

Jennie disisi lain hanya diam sembari menatap kedua orang dihadapannya yang tengah berpelukan, Jennie tau Ji ah ingin menangis tapi mungkin karena rasa malunya pada sang anak membuat dia tetap diam sembari mengelus sayang rambut pirang Rosé

Baru setelah beberapa saat tangis Rosé mereda ji ah melepaskan pelukannya dan menyuruh anaknya itu untuk masuk kamar agar dia bisa membicarakannya nanti dengan sang ayah

Setelah kepergian Rose ditangga itu hanya tersisa Jennie dan Ji ah

"Jika mommy ingin menangis, menangis saja" Ji ah menatap Jennie sembari tersenyum lembut sebelum menggelengkan kepalanya

Ji ah mengacak-acak rambut Jennie "Mommy tidak menangis mommy juga tidak ingin menangis"

"Sepertinya mata mommy memberi jawaban yang berbeda" Ji ah hanya tersenyum sebelum mendekap tubuh mungil Jennie, menangis diam di balik tubuh anaknya

hanya Ji ah yang memeluk, Jennie tidak

Kedua tangannya hanya diam disamping tubuhnya tanpa membalas pelukan atau bahkan mencoba menenangkan tangis ibunya, membiarkan Ji ah menangis tanpa mencoba menenagkannya.

"mom"

"Hm?"

"dad is here"

Ji ah melepaskan pelukannya sebelum menatap Jennie dengan mata merahnya, mencari tanda kebohongan dari anaknya meskipun itu tidak ada.


















































Dancing in the SnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang