Bab 06

32 10 0
                                    

»»————- ★ - ★ ————-««
HAPPY READING
»»————- ★ - ★ ————-««

"Pagi..." sapa Jina begitu riang

Jina naik ke atas ranjang menghampiri bayi yang belum iya ketahui namanya. Gerakan ranjang membuat tidur Seokjin terganggu, ia mengusap matanya melirik ke samping menatap Jina yang sudah menggendong sang bayi

Seokjin bangun membenarkan posisinya. Menumpuk dua bantal sebagai penyangga. Jam berapa ini? pria itu melirik pada jam di nakas. Masi pukul 06:00 pagi rupannya

Jina menimang-nimang bayi perempuan tersebut, wajah Jina begitu sumringan, matanya begitu berbinar. Kelihatannya istrinya benar-benar begitu bahagia dengan kehadiran si bayi cantik itu. Seokjin memandangi jina yang begitu telaten melepas pakaian sang bayi

"Ayo kita mandi, biar badanmu lebih segar dan wangi..." Ia terus menciumi pipi tembam si bayi

Seokjin tersenyum sekilas, pemandangan di depannya seperti menampakan seorang istri yang sibuk memandikan buah hatinya, sedangkan dia merasa seperti seorang ayah

Ayah?

"Seokjin, kalau kau masih mengantuk, tidur saja lagi. Akan ku bangunkan kalau sudah waktunya sarapan" kata jina yang akan masuk ke kamar mandi

Seokjin hanya mengangguk, masih menatap jina yang terlihat begitu sayang dengan bayi itu

Tidak butuh waktu lama jina memandikan sang bayi. Ia kembali ke kamar sambil menggendong bayi perempuan tersebut. Jina meletakan persis di sebelah Seokjin yang rupannya kembali tidur. Ia menggelengkan kepalanya, mungkin pria itu sedang kelelahan karena ia baru tidur sekitar jam tiga pagi

 Ia menggelengkan kepalanya, mungkin pria itu sedang kelelahan karena ia baru tidur sekitar jam tiga pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




































Jina jadi tak tega membangunkan suaminya. Ia memakaikan baju pada sang bayi. Jangan tanya jina mendapatkan baju-baju bayi darimana? Karena setelah dia periksa lagi, di dalam kardus tempat bayi itu ditaruh terdapat setumpuk pakaian bayi dan lengkap dengan perlengkapannya. Seperti bedak dan juga minyak telon

Jina menggosokan minyak telon pada leher dan seluruh tubuh sang bayi, lalu memberikannya bedak. Bayinya sekarang sudah wangi! Jina kembali menciumi pipinya, lalu hendak pergi kedapur karena ia harus memasak

Sesaat jina menghentikan langkahnya, kalau ia pergi ke dapur dan memasak, lalu siapa yang menjaga bayinya? kalau sampai sang bayi jatuh dari ranjang bagaimana?

Jina menggaruk pelipisnya, ia melirik pada seokjin yang masih memejamkan matanya dengan takut-takut jina mendekati seokjin. Menggoyangkan lengan pria itu

"Seokjinaa, irona.. tolong jaga baby sebentar saja" jina berbisik di telinga seokjin

Tanpa di duga, seokjin yang sedang menggeliat malah menariknya hingga tubuh jina berada tepat di atas pria itu

"Yaa! Lepas! Seokjin!" Jina memukul dada seokjin pelan

Jina melirik kearah sang bayi. Bayi perempuan itu malah tertawa melihatnya yang berasa di dalam pelukan seokjin

Karena tak dilepaskan juga pelukannya, jina pun mencubit hidung seokjin dengan gemas, membuat pria itu sulit bernapas

Seokjin terbangun, ia kaget melihat wajah jina yang begitu dekat dengan wajahnya. Bahkan hanya berjarak beberapa centimeter saja. Jina menekan dada seokjin, menjauhkan tubuhnya dari pelukan suaminya. Jina mendengus menatap mata seokjin tajam

"Dasar mesum!" Sungut jina ketika sudah melepaskan diri dari pelukan seokjin

"Kau ini pagi-pagi sudah mengajak ribut, siapa yang mesum?" seokjin melotot tak terima di katai mesum

"Sudahlah aku tidak mau ribut denganmu, sekarang tolong jaga baby sebentar, karena aku akan pergi kedapur untuk memasak" ucap jina

Seokjin mengerutkan dahinya. Baby?

"Baby, bayi yang kita temukan semalam, karena aku tak tahu namanya maka aku akan memanggilnya baby saja" jina tersenyum lebar

"Kau jaga baby sebentar karna aku akan memasak untuk sarapan kita. Daaa cantik, jangan nakal ya. Bermainlah dengan appa mu dulu" jina mengecup pipi baby lalu melenggang pergi ke dapur

Setelah kepergian jina ke dapur, seokjin menyadari sesuatu. Appa? seperti orang bodoh saja

Ia menepuk dahinya, lalu mendesis tertahan. Ia tak salah dengar kan? Jina menyebut dirinya sebagai appa dari sang bayi? Apa jina berniat menjadi bayi ini anak mereka?

Seokjin menggaruk tengkuknya, bingung dengan otaknya yang sulit di cerna.

"Apakah kau mau menjadi anak kami? Dia eomamu dan aku jadi appamu?" Seokjin berbicara dengan baby. Sang bayi memainkan tangannya lucu, lalu tertawa riang

Protective Wings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang