Bab 16

28 8 1
                                    

»»----- ★ - ★ -----««
HAPPY READING
»»----- ★ - ★ -----««

Kim Jina, akhirnya ia bisa merasakan sempurnannya menjadi seorang istri. Memberikan seluruh hidupnya untuk suaminya. Bahkan kali ini sudah siap memberikan apa yang harusnya dari kemarin ia berikan pada Seokjin

Seokjin menatap Jina yang menggeliatkan badanya ke kanan dan ke kiri. Ia tersenyum hangat melihat Jina yang tertidur begitu pulas. Beberapa jam yang lalu mereka melakukan apa yang harusnya di lakukan oleh pasangan suami istri pada umumnya

Ia menggerakkan tangannya mengusap-usap permukaan wajah istrinya lembut. Ia mendekatkan wajahnya pada pipi Jina, lalu mengecupnya beberapa kali. Apa ini yang di namakan kebahagiaan seorang suami?

Dua bulan yang lalu, mereka menikah tanpa di landasi dengan cinta. Tak pernah bertingkah selayaknya sebagai pasangan suami istri. Jina selalu bersikap aneh-aneh, sering membuat Seokjin marah. Ia menghela nafas mengingat kelakuan Jina di awal-awal pernikahan mereka. Tapi hari ini, Seokjin bisa merasa sempurna menjadi seorang suami. Mereka melakukannya, melakukan kewajiban mereka

Seokjin mengangkat kepala Jina menariknya dengan perlahan kedalam pelukannya yang hangat. Seokjin menyibak rabut panjang Jina yang berantakan. Ia mendekap dengan erat tubuh istrinya dan rasanya begitu nyaman.

Bahkan mungkin ia tidak akan rela bila nantinya Jina bangun dan melepas pelukannya

.
.
.
.

Lewat satu bulan mereka menikmati kehidupan rumah tangga secara normal. Bahkan tak jarang mereka melakukan kewajiban mereka, seperti pasangan suami dan istri pada umumnya. Memang selama itu pula keduanya masih menyimpan perasaan masing-masing. Tidak pernah ada yang memberitahukan perasaan mereka. Dan Seokjin, ia tak pernah mengatakan cinta sekali pun. Tapi walaupun begitu Jina tidak pernah memaksa Seokjin untuk mengatakan perasaannya. Toh, dengan pria itu memperlakukan nya dengan baik sudah cukup bagi Jina

Sejak mereka memutuskan ingin memiliki anak, Seokjin dan Jina terus berusaha. Awalnya Seokjin dan Jina malu-malu. Tapi kelamaan mereka mulai terbiasa

Siang ini Jina pergi ke kantor Seokjin untuk mengantar makan siang suaminya. Jina tau, pasti Seokjin akan tetap setia duduk di kursinya. Menghadap layar laptopnya hingga berjam-jam tanpa memperdulikan kesehatannya

Jina mulai memerlihatkan kepeduliannya pada Seokjin, ya walaupun terkadang Seokjin suka heran karena sebelumnnya Jina tak pernah peduli padannya

Bukan tak peduli, tapi Gensi

Tanpa mengetuk pintu lebih dulu, Jina membuka pintu ruangan Seokjin

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!!"

Dua orang yang sedang berdiri di samping meja tersentak kaget saat mendengar lengkingan suara Jina. Seokjin melepaskan tangannya dari pipi seorang perempuan muda. Jina membanting kotak makanan yang ia bawa, lalu menghampiri keduanya yang masi terbengong-bengong

***

Seokjin sudah berusaha untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Jina. Tapi istrinya itu sudah kalap. Dengan kuat kedua tangan Jina menarik rambut si perempuan

"Dasar wanita PENGGODA!!"

Dengan sadisnya Jina terus menarik rambut perempuan yang ia pergoki bersama suaminya tadi. Hatinya benar-benar panas

Jina bukan hanya menjambaknya, malah kali ini mendorongnya hingga punggung perempuan itu menabrak pinggiran meja

"Kau!_" jari telunjuk Jina menunjuk wajah Seokjin

"Dasar tukang selingkuh! Kau disini bukannya bekerja tapi malah selingkuh dengan perempuan lain!" Jina berganti menunjuk perempuan yang sudah tak berdaya. Sikap bringas Jina kambuh lagi rupannya. Mata Seokjin menyela tajam, istrinya benar-benar membuatnya malu

Pandangan Seokjin beralih pada pintunya yang sudah di penuhi banyaknya karyawan. Di lemparkannya pandangan tajam, semua karyawan pun berbondong-bondong kembali ke meja masing-masing

"Dasar tidak punya perasaan!! Aku kemari membawakanmu makanan. Tapi apa? Kau malah berselingkuh di belakangku!. Jina menangis, tangannya memukul dada Seokjin

Kesabaran Seokjin agaknya mulai habis, ia mencengkram kedua tangan Jina, menatapnya dengan pandangan begitu tajam

"Diam!" sentak Seokjin, Jiba tersentak kaget

"Apa yang kau lihat tidak seperti yang kau bayangkan. Aku tidak berselingkuh di belakangmu, aku hanya membantu matanya yang kelilipan. Itu saja_" Kali ini suara Seokjin sedikit melembut, ia masi memegang kedua tangan Jina. Gadis itu terdiam tak mengatakan sepatah kata pun

"Aku mohon__ percayalah" ia tak tega melihat istrinya menangis seperti ini

Seokjin hendak memeluk Jina, tapi Jina malah mendorong tubuh Seokjin hingga terjungkal

"Kau bohong! Aku membencimu!" Jina kembali teriak memenuhi ruangan Seokjin

Setelah itu ia pergi meninggalkan ruangan Seokjin sambil menangis tersedu-sedu. Saat Jina hendak keluar, Jina berpapasan dengan Irene.

"Jina kau, kenapa?" tanya Irene khawatir

"Dia jahat!" ucap Jina, lalu bergegas pergi

Merasa ada yang aneh dengan Jina yang menangis. Irene memasuki ruangan Seokjin yang terlihat kacau. Seokjin seperti meminta maaf pada perempuan di ruangannya

Irene menghampiri keduanya "Ada apa ini?" Seru Irene memicingkan kedua matanya

Seokjin menoleh kearahnya. Ia hendak menjawab pertanyaan sahabatnya, tapi Irene keburuh menyela

"Jangan bilang kau selingkuh Seokjin? dan Jina memergokinya?" tuduhnya

Seokjin mendengus kesal, kenapa Irene ikut-ikutan Jina!

"Ikut aku sekarang, kau harus menjelaskan semuanya pada Jina!" Irene menyambar tangan Seokjin tanpa peduli dengan perempuan di samping Seokjin

Seokjin hanya menuruti Irene yang membawanya hingga keluar kantor. Seluruh penghuni kantor menatap mereka dengan pandang heran. Berapa dari mereka saling berbisik. Jina! kenapa gadis itu selalu membuat kehebohan! Seokjin mendengus. Tangannya mengacak-acak rambutnya frustasi













Tbc

Protective Wings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang