»»————- ★ - ★ ————-««
HAPPY READING
»»————- ★ - ★ ————-««Kesokan harinya Seokjin memutuskan untuk cuti beberapa hari demi Jina. Ia ingin menemani istrinya di rumah yang kesehatannya belum stabil betul
Seokjin yang baru saja selesai mandi dan mengganti bajunya dengan yang lebih santai pun turun ke bawah mencari istrinya yang tidak ia temukan di kamarnya
Seokjin mencium aroma wangi dari arah dapur. Seokjin pikir, mungkin Jina ada di sana sedang memasak. Dan benar, di dapur Jina mengaduk-aduk sayuran dalam panci. Ia meraih centong sayur, sedikit mencicipi masakannya. Jina sedikit tersentak saat sebuah tangan memeluknya dari belakang. Ia sudah tau tangan siapa yang sedang memeluknya saat ini
"Seokjin lepas___ aku sedang memasak" keluh Jina yang merasa kerepotan
Pasalnya ia tak bisa bergerak kerena kedua tangan Seokjin memeluknya begitu erat. Bukan melepaskan tangannya dari perut Jina, Seokjin malah semakin jahil dengan menggesekan hidung mancungnya pada leher jenjang Jina, membuat istrinya merasa geli
"Ayolah Seokjin__ jangan seperti ini. Geli!" kepala Jina bergerak ke kanan-kiri berusaha melepaskan hidung Seokjin dari lehernya
"Aku sudah bilang, lebih baikkau istirahat dikamar. Kenapa kau malah memasak?" Seokjin memutar badan Jina membuat mereka saling berhadapan
Jina melipat kedua tangan di dada, lantas berseru. "aku bosan berada di kamar terus, lagi pula anak kita ini butuh olahraga agar nanti saat ibunya melahirkan tidak kesulitan"
Seokjin menaik-turunkan alisnya. Tanganya menarik tangan Jina turun ke bawah, menempelkan keningnya pada kening Jina
"Ada olahraga yang lebih baik ketimbang ini" Seokjin mengerlingkan sebelah matanya, lalu mengecup bibi Jina singkat dan membuat jina bergidik. Ia mendorong kening Seokjin lalu memukul bahu laki-laki itu. Dasar mesum!
"Ini masih pagi, Seokjin!"
Seokjin tertawa pelan, satu tangannya menarik Jina ke dalam pelukannya. Entah kenapa memeluk Jina seakan membuatnya candu
"Memangnya kenapa kalau masih pagi? Hmm?"
"Apa ada peraturan yang melarang kalau suami-istri dilarang____ aww!"
"Hentikan Seokjin!" Jina mencubit pinggang Seokjin gemas
Pria itu meringis, pura-pura kesakitan. Ia melepaskan pelukannya, menundukan kepalannya mensejajarkan telinganya di depan perut Jina.
"Lihatlah sayang, dia selalu saja suka menyiksa Appamu ini" kata Seokjin, seolah mengadu pada bayi di dalam perut Jina
Gadis itu tertawa melihat kelakuan Seokjin yang semakin hari semakin aneh saja. Sejak mengetahui kehamilan Jina, Seokjin semakin memperlakukannya begitu manis dan lembut. Tak ada lagi Seokjin yang suka marah-marah, berteriak dan membuatnya kesal. Yang ada hanya Seokjin yang lembut dan menjadi suami siaga
"Yang salah itu kau! Mobilmu yang menabrak mobilku" suara seorang perempuan terdengar di luar rumah mereka
"Irene! Yeonjun!" seru Seokjin, ia melihat Irene marah-marah pada Yeonjun
Seokjin membantu langkah Jina menuruni tangga pada pintu depan. Irene berkacak pinggang dan terus mencerocos tanpa memberi ruang untuk Yeonjun berbicara
"Ada apa ini? Kenapa kalian malah bertengkar di rumahku? Atanya Seokjin bingung
"Dia menabrak mobilku! Lihat saja badan mobilku jadi lecet seperti ini!" Irene menunjuk-nunjuk mobilnya
Yeonjun mendelik tidak terima.
"Kau yang menabrak, kenapa kau malah menyalahkan mobilku? Sudah tahu mobilku ingin masuk duluan. Tapi kau malah menyerobot. Sekarang siapa yang salah?!"
"Dasar pria! selalu tidak mau di salahkan dalam hal apapun!" Omel Irene
"Justru kau! wanitalah yang selalu membuat para pria pusing dan merasa di salahkan!" balas Yeonjun tak mau kalah yang membuat Jina dan Iren kompak melotot
"Justru kau, kalian yang sering membuat kami kesal!" tiba-tiba Jina menyahut, membuat Seokjin menatapnya tak terima
"Yeonjun benar, kaum wanita seperti kalian ini sering membuat para pria seperti kita pusing. Jadi berhenti untuk menjelekan kaum pria!" Seokjin menyahuti dengan nada jengkel
"Dasar pria menyebalkan" jerit Jina dan di angguki Irene
"Kalian wanita, jauh lebih menyebalkan!" Seokjin dan Yeonjun malah ikut-ikutan
Jina mengerucutkan bibirnya lalu menginjak kaki Seokjin gemas "Malam ini kau tidur di luar. Jangan berani masuk ke kamar!" ancam Jina yang membuat Seokjin tercengang mendengar perkataannya
"Sayang jangan menghukumku seperti ini!__ kau mau menyiksa suamimu?!" teriak Seokjin , melas
Jina membalik badannya, ia membalas "Selamat tidur diluar!"
Jina melambai-lambaikan tangannya. Tertawa bersama Irene. Seokjin menghela napas, menepuk dahinya pelan. Malam ini sepertinya Seokjin akan kesulitan tidur karena tidak bisa memeluk istrinya.
Ia melirik ke arah Yeonjun, pria itu malah mengangkat kedua bahunya. Ini semua gara-gara pertengkaran Irene dan Yeonjun! Kalau saja Irene tidak bertengkar dengan Yeonjun, dan Seokjin tidak ikut membela pria itu, pasti malam ini ia masih bisa memeluk Jina. Ia mendengus, lalu ikut masuk ke dalam meninggalkan Yeonjun sendirian
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Wings ✔
Teen Fiction☞𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐅𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰☜ Namanya Park Jina, seorang gadis yang menyandang status sebagai istri dari pria tampan yang bernama Kim Seokjin itu memiliki sifat keras kepala, mereka menikah tidak di atas namankan dengan cinta melainkan...