»»----- ★ - ★ -----««
HAPPY READING
»»----- ★ - ★ -----««Malamnya Jina dan seokjin baru sampai sedangkan paginya seokjin langsung melanjutkan aktivitasnya kembali, seperti tak kenal lelah saja pria itu ck!
Sebenarnya jina khawatir pada seokjin yang terkadang suka menyepelekan akan kesehatannya. Seokjin jarang makan di rumah mungkin hanya makan di luar itupun kalau ia pulang cepat, kalau sudah lembur ia tak akan ingat dengan makan
Jina peduli kepada seokjin tapi ia sendiri gengsi untuk menampakan perhatiannya pada pria itu pasti seokjin akan besar kepala nantinya
Jina tak merasa di repotkan selama ini, jina menyadari perannya sebagai istri. Toh memang sudah kewajibannya mengurus rumah dan juga suami. Ya walaupun suaminya seperti seokjin yang terkadang menyebalkan
Berulang kali jina menelpon seokjin, tapi tidak diangkat atau sekedar ada balasan pesan singkat dari seokjin.
Ia baru saja selesai menidurkan baby yang sejak tadi rewel sekarang baby lebih menyukai dekat dengan seokjin ketimbang dirinya.
Ya! jina akui kalau semakin hari baby semakin dekat dengan seokjin, sebelum tidur seokjin selalu menyempatkan diri mencium kening baby dan mengusap pipi tembem ya.
Seokjin sudah berlaku seperti layaknya seorang appa bahkan tanpa seokjin sadari ia sering menyebut dirinya appa di depannya
Ia menatap hidangan yang sudah mulai dingin, entah kenapa hari ini ia ingin menunggu seokjin pulang ke rumah. Pasti seokjin belum makan karena seharian ini ia sibuk bertemu dengan rekan bisnisnya. Jina memang cuek tapi setidaknya ia masih peduli dengan suaminya
Jam sudah menunjukkan lewat tengah malam mata jina terasa berat dan merah. Rasa kantuk mulai menyerang tapi seokjin belum juga pulang, jina menopang dagu sambil menatap masakannya yang semakin dingin kemana seokjin apa ia tak akan pulang?
Lama-kelamaan kepala jina menunduk keningnya bersandar pada kedua tangannya. Ya jina tertidur
.
.
.
.Seokjin baru sampai di rumah ia melirik Arlojinya dengan gelisah, pasti jina sudah tidur bersama baby dikamar. Ia berdecak pelan, hari ini ia sibuk dengan kerjaan yang menumpuk sampai-sampai harus pulang selarut ini.
Seokjin membuka pintu rumahnya kebetulan ia membawa kunci cadangan karena biasanya jina sudah tidur lebih dulu tanpa menunggunya. Tak mau mengambil resiko tidur di luar akhirnya seokjin selalu membawa kunci cadangan
Pintu terbuka memperlihatkan lampu yang masih menyala terang. Dahi seokjin berkerut, kenapa lampunya masih menyala? langkah seokjin terhenti saat melintasi meja makan. Ia melihat jina tertidur dengan kepala yang berbantalkan kedua tangannya
Seokjin memgampiri jina yang sedang tertidur. Apa jina sedang menunggunya? Seokjin mengelus puncak kepala jina membuat tidur gadis itu terusik. Jina terbangun, ia mendongakkan wajahnya menatap seokjin yang tengah berdiri di sampingnya
"Kau sudah pulang?" tanya jina sambil menguap kecil
"Apa kau menungguku pulang?"
Jina menggigit bibir bawahnya "Eh.. itu.."
"Kenapa kau menungguku? Lagian tumben sekali kau peduli" sindir seokjin
Jina membelalakkan matanya rupanya seokjin ingin mengajaknya bertengkar
"Siapa yang menunggumu!? aku tadi kelelahan mengurusi rumah dan juga baby. Makanya aku tertidur di sini!"
Apa seokjin salah bicara?
Seokjin tak mengubris omelan jina. Ia sedikit kecewa iya pikir jina ketiduran karena sedang menunggunya pulang. Seokjin menatap masakan jina yang sudah tertata rapi, seokjin ingin menyendokan sayuran pada piringnya tapi jina malah menarik mangkoknya lantas membuangnya ke tempat sampah
"Kenapa kau malah membuangnya!?" teriak seokjin tanpa sadar
"Bukannya selama ini kau tak pernah menghargai masakanku? Membiarkan makanan yang ku buat terbuang sia-sia!? lebih baik ku buang saja!"
Nada bicara jina seperti bergetar tapi masih terdengar ketus tanpa banyak bicara lagi jina pergi meninggalkan meja makan tanpa mengubris seokjin yang sudah siap mengomel
Sesampai di kamar Jina langsung naik ke ranjang dan tidur di samping baby yang sudah tidur pulas. Mengelus pipi baby dengan lembut
"Kenapa dia begitu menyebalkan! Aku sudah repot-repot memasak hanya untuknya, menunggunya sampai ketiduran di meja makan. Lalu? dengan santainya dia malah mencibir seperti itu" gumam jina
"Dia seperti tidak menghargaiku. Mana pernah dia menganggap ku ada? Yang ada setiap hari kerjaanya hanya marah-marah terus"
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Wings ✔
Jugendliteratur☞𝐃𝐨𝐧'𝐭 𝐅𝐨𝐫𝐠𝐞𝐭 𝐭𝐨 𝐅𝐨𝐥𝐥𝐨𝐰☜ Namanya Park Jina, seorang gadis yang menyandang status sebagai istri dari pria tampan yang bernama Kim Seokjin itu memiliki sifat keras kepala, mereka menikah tidak di atas namankan dengan cinta melainkan...