Bab 09

30 9 0
                                    

»»————- ★ - ★ ————-««
HAPPY READING
»»————- ★ - ★ ————-««

Terdengar suara pintu tengah dibuka menampilkan sosok seokjin di sana seraya membawa mangkuk yang entah isinya apa. Jina meringkuk pura-pura tidur, seokjin melirik jina yang memejamkan matanya ia duduk di tepi ranjang lalu meletakkan mangkuk yang ia bawa di atas meja

Seokjin menghela napas iya tahu jina sedang pura-pura tidur

"Jina bangun," di goyang-goyangkanya lengan jina pelan

"Aku tahu kau tak sepenuhnya tidur. Ayo bangun! kita makan sama-sama, kau belum makan kan?"

Jina masih memejamkan matanya tak mengubris ucapan seokjin

"Tidak biasanya kau marah. Kalau aku sudah keterlaluan, maafkan aku." Masih tak mendapatkan respon dari jina, seokjin menghela nafasnya lalu kembali bersuara

"Baiklah kalau kau masih marah, lebih baik aku membuang makanan ini saja. Kau tak makan aku pun juga"

Jina membuka matanya tangannya menahan tangan seokjin "Jangan dibuang!"

"Memangnya kenapa? Kau sendiri tak mau makan jadi buat apa makanan ini. Tadinya aku sengaja membuatkan mi instan untuk makan kita berdua, yang bisa kita masak hanya ini karena semua makanan sudah kau buang"

Jina menundukkan kepalanya merasa bersalah

"Selain ucapan maaf, apa kau mau makan mi instan ini denganku?" tanya Seokjin menatap Jina

Jina menganggukkan kepalanya malu-malu seokjin tersenyum lalu kembali duduk di tepi ranjang. Meraih mangkuknya, seokjin baru menyadari kalau ia hanya membawa satu sendok saja

Jina menatap seokjin heran "Kau kenapa?"

"Sendoknya hanya ada satu"

"Lalu?"

Seokjin sempat terdiam. Seperdetik kemudian ia meraih sendok dan menyuapkan pada jina. Sempat meragu, jina membuka mulutnya

"Lebih baik aku menyuapimu. Dari pada kita harus makan secara bergantian, itu malah membuatku makin kelaparan" kata seokjin, lalu menyuapi dirinya sendiri

"Buka mulutmu lagi"

Jina membuka mulutnya kembali, menerima suapan dari seokjin. Ada apa dengan dirinya? Kenapa ia seperti merasa sangat senang dengan sikap seokjin yang mulai berubah

.
.
.
.











Selesai menghabiskan semangkuk mi instan berdua, jina pergi ke dapur untuk mencuci mangkuk dan membersihkan meja makannya. Seokjin menepuk pipi baby lembut lalu mencium pipi bayi perempuan itu

Jina sudah berada di dapur, meraih bekas piring dan mangkuk tempat masakannya yang ia buang tadi. Ia tersenyum samar mengingat makan semangkuk mie instan berdua bersama seokjin, bukan makanan mewah. Tapi yang membuat jina tersenyum adalah cara seokjin yang menyuapinya terkesan begitu manis dan lembut

"Jinaaa!" seokjin berteriak sambil menuruni anak tangga

Jina menoleh kepalanya menatap seokjin yang sepertinya kesusahan menenangkan baby yang tengah menangis, ia menggelengkan kepalanya sambil meletakan kedua tangannya di pinggang

Jina mengeringkan tangannya yang basah. Menghampiri seokjin yang tengah repot menenangkan baby

"Baby terbangun, dan tiba-tiba menangis!" keluh seokjin seraya mengalihkan gendongannya pada jina

"Pasti tidurmu terganggu karena kelakuan appamu kan?" diliriknya seokjin yang menggaruk pelipisnya

"Kau apakan baby? pasti kau mengusik tidurnya tadi kan?" Jina melotot. Seokjin hanya diam

"Kalau begitu kau buatkan susu untuk baby, biarkan aku yang menidurkannya di kamar"

Seokjin melongo, lantas melayangkan protes pada jina

"Mana bisa aku membuat susu untuk bayi? lebih baik kau saja!"

Jina memutar bola matanya. "Lihat baby, lihat kelakuan appamu! Egois!" cibir jina sambil melirik baby yang masi menangis

"Jangan mulai! ini sudah malam, jika kau mau mengajak bertengkar, besok pagi saja"

Jina semakin melotot, bahkan kali ini lebih tajam dari sebelumnya "Oke, aku akan membuatkan susu untuk bayi, dan berhenti menatapku seperti itu" sungut seokjin

Akhirnya ia mengalah pada jina bersedia membuatkan susu untuk baby, jina manggut-manggut. Ia naik ke atas, kalau baby sudah rewel begini pasti sulit untuk tidur lagi yang ada sampai pagi baby akan membuka matanya

Ditimang-timang nya baby dengan senang, perlahan tangis bayi itu mulai mereda dan berganti dengan tawa. Jina menempelkan hidungnya dengan hidung si bayi memainkan pipi tembem bayi yang sering membuatnya gemas. Ibu jari jina menempel di kening baby mengusap-usap dengan lembut. Biasanya bayi akan cepat tidur bila di usap keningnya

Di lain tempat seokjin sedang kebingungan membuat susu bayi. Ia menggaruk kepalanya memainkan botol susu di depannya

"Bagaimana cara membuatnya?" tanyanya pada diri sendiri

Seokjin meraih botol susu berukuran kecil menuangkan beberapa sendok susu ke dalam botol dan dengan bodohnya seokjin tak menakar susunya.

Setelah itu dengan yakinnya seokjin menuangkan air panas ke dalam botol menutup nya rapat lalu mengocok botol agar air dan susunya tercampur rata. Pasti caranya membuat susu sudah benar pikir seokjin sambil tersenyum puas. Ia buru buru masuk menyusul Jina ke kamar dan membawa sebotol susu untuk baby

Sampai di dalam kamar seokjin melihat jina tidur di samping baby yang rupanya sudah tertidur pulas. Seokjin menghela napas ternyata usahanya untuk membuatkan susu hanya sia-sia saja ia berjalan lesu mendekati jina lalu duduk di tepi ranjang

Jina melirik nya lalu membuang muka sebal "kau telat, baby sudah tidur!"

"Iya aku tahu" seokjin menatap botol susu yang ia pegang

"Padahal aku sudah susah-susah membuat susu untuknya" seokjin menghela napas. Jina membenarkan posisinya, jina menarik botol yang sedari tadi dipegang seokjin, jina mendesis saat merasakan botol itu terasa panas

"Ya! Seokjin!" teriak jina benar-benar gemas. Yang benar saja, seokjin akan memberikan susu buatannya untuk baby? ini sangat panas!

"Apa lagi?" tanya seokjin malas

"Kau bisa membuat susu tidak?! Ini sangat panas Seokjin. Bisa-bisa lidah baby melepuh!" omel jina

"Bukannya membuat susu bayi itu memang menggunakan air panas?" tanya seokjin polos

"Iya, tapi___ harusnya kau mencampurkan nya dengan air dingin juga agar tidak kepanasan!"

Ah, salah lagi!

Tadi saat makan berdua jina terlihat begitu manis dan penurut kenapa sekarang berubah menjadi garang lagi

Seokjin menaruh botol susu di atas nakas lalu meninggalkan kamar. Dahi jina berkerut tajam memperhatikan seokjin yang meninggalkan kamar mereka. Mau kemana dia? ia kembali meringkuk di atas ranjang nya yang empuk berusaha tak peduli dengan pria itu











Tbc

Hohoh berapa kali update ni hari ini, 4? Atau 5 kali?🤣 yaudah jgn lupa votemen manteman aku mencintai kalian💋yuhuuuyyyyy

Protective Wings ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang