"𝙳𝚒 𝚜𝚒𝚗𝚒 𝚔𝚒𝚜𝚊𝚑𝚔𝚞 𝚍𝚒𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒. 𝙺𝚒𝚜𝚊𝚑 𝚜𝚒 𝚋𝚞𝚗𝚐𝚜𝚞 𝚙𝚎𝚌𝚒𝚗𝚝𝚊 𝚋𝚞𝚗𝚐𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙 𝚙𝚎𝚗𝚞𝚑 𝚔𝚎𝚔𝚞𝚛𝚊𝚗𝚐𝚊𝚗."
🌹𝐀𝐥𝐯𝐚𝐧 𝐅𝐢𝐫𝐚𝐬 𝐆𝐡𝐢𝐟𝐚𝐫𝐢🌹
"Kakak!!!"
Seorang anak kecil berseru mencari kakaknya.
"Apa, Dek? Kakak di sini!" jawab kakaknya keluar dari kamar.
"Kak Azam dali mana aja si? Adek caliin tau," tanya anak kecil tadi dengan nada merajuk.
Alvan Firas Ghifari, anak bungsu yang memiliki tiga kakak. Dengan usia yang masih lima tahun, anak itu belum bisa menyebutkan huruf R.
"Kakak di kamar kok," jawab kakaknya mengelus kepala adiknya agar tak merajuk.
"Kak, main kelual yuk!" ajaknya .
"Ayo dek!" Kakaknya menurut saja mengikuti kemauan adiknya. Toh dia juga baru berusia delapan tahun. Jadi, sah saja jika ia masih suka bermain-main.
Mereka berdua saling kejar didepan rumah hingga kesamping rumah. Dari teras rumah ada kakak tertua mereka yang tengah mengawasi.
"Eh kok mereka makin lama ngga fokus mainnya," gumamnya memperhatikan kedua adiknya.
"Kak Azam kejal adek!" seru si kecil Alvan.
"Awas kakak kejar nih!" ucap kakaknya mengejar.
Adiknya langsung berlari lebih cepat. Tak tinggal diam, dia juga mengejar lebih cepat.
"Eh Adek! Hati-hati mainnya!" seru kakak mereka.
Bukannya fokus, salah satu dari mereka malah menengok. Lebih tepatnya sang kakak. Nasib buruk menimpanya. Anak itu tersandung dan membentur teras samping rumah.
"AAAHH!!!"
Dugh!
"ADEK!!!"
Kakak perempuannya langsung mendekatinya. Begitu juga adiknya yang berada di depannya.
"Adek? Dengar kakak?" tanya kakaknya dengan meletakkan kepala adiknya yang berlumuran darah di pahanya.
"Kak, ma-afin a-dek ya. Ma-af ngga mau nu-rut sa-ma ka-kak," ucapnya terbata.
"Sstt jangan gini, Dek. Adek yang kuat ya!" balas kakaknya.
"AYAH!!! BUNDA!!! TOLONG!!!" teriak kakaknya.
Orang tua mereka langsung keluar mendengar teriakan anak mereka.
"Ya Allah Dek! Adek kenapa?" tanya Bundanya.
"Adek kebentur itu," jawab sang kakak menunjuk teras yang terdapat bercak darah.
Sang bunda mengambil alih putranya dan membawanya kepangkuan.
"Bun-da sa-kit..." rintihnya.
"Hiks hiks kakak..." lirih adiknya. Anak itu ketakutan melihat darah yang terus mengalir di kening sang kakak.
"Bun-da A-dek ngga ku-at. A-dek per-gi ya." lirihnya.
"Ngga sayang Adek kuat! Kita ke rumah sakit ya!" ucap sang bunda.
"Per-cuma bun," jawabnya.
"Kakak jangan pelgi. Kalau kakak pelgi adek sama siapa?" ujar adiknya.
"A-dek ma-sih ada ka-kak yang lain," jawabnya.
"Yang nu-rut ya dek," tambahnya.
"Nak, dengar ayah ya! Ikuti kata-kata ayah!" titah sang ayah.
"I-iya ayah," jawabnya.
Perlahan sang ayah menutun putranya talqin. Detik berikutnya, mata putranya tertutup rapat dan tidak akan terbuka sampai kapanpun.
"Innalillahi Wa innailaihi roji'un. Tidur yang tenang jagoan ayah,"ucap sang ayah memberikan kecupan terakhir untuk anaknya.
Hihi prolog dulu ya. Capt. 1-nya nunggu ada yang voment dulu😂
Kita akan menjelajahi kisah si bungsu, Alvan yang penuh lika liku.
Gimana kisahnya? Happy or sad? Tunggu saja sampai ending🤗
Oh ya, yang mau tau spoiler cerita dan berbagai rahasia tentang cerita ini, bisa gabung di GC whatsapp.
Syaratnya gampang, cuma :
1. Tentunya readers cerita ini
2. Usia 14/15+, tidak menerima anak kecil oke🤣
3. Follow akun wp sama ig aku(IG : meylan_wattpad)Itu saja syaratnya, ngga susah 'kan? Langsung aja DM atau Whatsapp di 083-116-218-399 (Meylan)
Terima kasih sudah baca cerita ini.
Jangan lupa vote dan komennya.
See you next chapter🌹
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Banyumas, 1 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvan||In Syaa Allah Jannah[On Going]
Teen FictionAlvan Firas Ghifari. Laki-laki yang ditakdirkan menjadi anak bungsu. Menjadi bungsu bukan berarti hidupnya bahagia ataupun dimanja. Ia justru kekurangan kasih sayang sedari usia lima tahun. Tepatnya saat salah satu kakaknya meninggal disaat bermain...