4|MAAF

16 9 6
                                    

"𝐊𝐚𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐭𝐞𝐫𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫 𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐮𝐥𝐢𝐭 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢𝐮𝐜𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"𝐊𝐚𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐚𝐟 𝐭𝐞𝐫𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐫 𝐦𝐮𝐝𝐚𝐡, 𝐧𝐚𝐦𝐮𝐧 𝐭𝐞𝐫𝐤𝐚𝐝𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐮𝐥𝐢𝐭 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐝𝐢𝐮𝐜𝐚𝐩𝐤𝐚𝐧."

🌠Hilmi Muazzam Ghifari🌠

Rembulan sudah bertahta di langit menggantikan sang surya. Sampai saat ini, Alvan masih demam. Anak itu terus berada di kamarnya dengan ditemani sang bunda. Tubuhnya sangat lemas untuk bangun, membuat dia hanya bisa berbaring di kasur. Sesekali Alvan menangis, saat tak bisa menahan sakit yang dirasakan.

"Masih pusing, Nak?" tanya Mira seraya terus membelai kepala putranya.

"Iya, Nda." jawab Alvan lemas.

"Tadi siang kenapa Adek sampai teriak-teriak?" tanya Mira penasaran.

"Ngga tau. Tadi tiba-tiba adek kayak lihat Kak Hilmi malah-malah lagi. Ada Kak Azam juga. Meleka belantem. Adek takut." jelas Alvan apa yang dia ingat dari kejadian tadi siang.

(Ngga tau. Tadi adek kayak lihat Kak Hilmi marah-marah lagi. Ada Kak Azam juga. Mereka berantem. Adek takut.)

"Adek lagi tidur? Maksudnya mimpi?" tanya Mira.

"Ngga, lagi lihat itu." Alvan menunjuk cermin yang ada di kamar.

"Ya sudah jangan dipikirkan ya, sayang. Kak Hilmi ngga marah lagi. Kak Azam juga sudah tenang di sana," ujar Mira.

"Kak Azam bahagia ngga di sana?" tanya Alvan menatap ibundanya.

"Tentu bahagia, sayang. Kak Azam sudah ngga sakit lagi di sana," jawab Mira.

"Kenapa nanya gitu, dek?" tambah Mira bertanya.

"Ngga papa, Nda." jawab Alvan.

"Bunda, Ayah di mana?" tanya Alvan.

"Ayah lagi temenin kakak-kakak belajar dulu," jawab Mira.

"Bunda, kelual. Bosen di kamal telus." ucap Alvan merengek.

(Bunda, keluar. Bosen di kamar terus.)

"Sudah malam loh. Tidur saja ya!" jawab Mira.

"Aahh kelual, nda!" rengek Alvan memaksa.

"Tapi sebentar saja ya!" peringat Mira.

"Iya Bunda," jawab Alvan dengan mata berbinar.

"Gendong, Nda," pinta Alvan mengulurkan tangannya.

"Sini." Mira menggendong putra kecilnya ke luar kamar.

"Adek makin berat ya, makin gede," ujar Mira.

"Ih adek masih kecil, Nda!" rengek Alvan tak terima.

"Iya, iya adek masih kecil," balas Mira terkekeh gemas.

Alvan||In Syaa Allah Jannah[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang