Assalamualaikum guys
Alvan balik lagi dalam part 1😄
Siang-siang gini, masih pada semangat nggak?
Yang ptm semangat sekolahnya, yang masih daring ya sabar aja🤣
Yuk! Langsung masuk ke ceritanya!
𝙺𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚛𝚊𝚑𝚊𝚜𝚒𝚊. 𝙺𝚎𝚖𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗 𝚓𝚞𝚐𝚊 𝚝𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚎𝚗𝚊𝚕 𝚞𝚖𝚞𝚛. 𝚂𝚒𝚊𝚙𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝙰𝚕𝚕𝚊𝚑 𝚔𝚎𝚑𝚎𝚗𝚍𝚊𝚔𝚒, 𝚖𝚊𝚔𝚊 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒𝚕𝚊𝚑 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚝𝚞.
🌹𝐀𝐥𝐯𝐚𝐧 𝐅𝐢𝐫𝐚𝐬 𝐆𝐡𝐢𝐟𝐚𝐫𝐢🌹
Kematian memang sebuah rahasia. Kematian juga tak mengenal umur. Sama halnya dengan perginya Azam. Azam Esfand Ghifari, anak yang baru menginjak delapan tahun ini harus meninggal tanpa diduga. Azam merupakan anak kedua di keluarganya. Sekarang senyuman dan keceriaan yang selalu dia tunjukkan hanya tinggal kenangan. Anak yang hidupnya selalu memberi kasih sayang pada orang sekitarnya. Terutama pada si kecil, Alvan.
Alvan, diumurnya yang masih lima tahun sudah merasakan kehilangan. Dia benar-benar tak menyangka jika kakaknya sekarang sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya. Sedari tadi Alvan terus menangis dengan memeluk jasad Azam. Sudah berusaha dipisahkan oleh kakaknya yang lain, namun tetap saja Alvan tak mau melepas pelukannya.
"Dek, sudah ya! Kak Azamnya mau dimandikan," ucap kakaknya Hana.
Hana Kayla Maira, anak sulung di dalam keluarga, sekaligus perempuan satu-satunya. Sekarang Hana baru berusia sepuluh tahun. Gadis kecil itu sudah mengerti dengan apa yang terjadi.
"Ndak mau! Hiks hiks." tolak Alvan semakin mengeraskan tangisannya.
"Dek, sama ayah dulu ya!" Sang Ayah menggendong paksa Alvan agar lepas.
"Ayah jangan bawa kakak pelgi!" ujar Alvan memberontak di gendongan.
"Dek! Dengerin ayah ya! Kakak sudah tenang, kasihan kakak kalau Adek seperti ini terus. Biarkan kakak istirahat ya! Kita antar kakak ke tempat istirahatnya." ucap Hasbi—Ayahnya.
"Kenapa kakak pelginya jauh banget si, Yah?" tanya Alvan.
"Karena Allah lebih sayang sama kakak. Allah mau kakak bahagia disana." jawab Hasbi mengusap lembut kepala Alvan.
Alvan tak mengucapkan apapun lagi. Dalam gendongan Hasbi, Alvan menatap kosong jasad Azam yang tertutup kain. Isakan tangisnya mendominasi suara sekarang.
"Ayah, mau ke kakak! Adek janji ngga nangis lagi!" pinta Alvan namun dengan air mata yang terus mengalir.
"Tapi duduk di sampingnya aja ya!" ucap Hasbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvan||In Syaa Allah Jannah[On Going]
JugendliteraturAlvan Firas Ghifari. Laki-laki yang ditakdirkan menjadi anak bungsu. Menjadi bungsu bukan berarti hidupnya bahagia ataupun dimanja. Ia justru kekurangan kasih sayang sedari usia lima tahun. Tepatnya saat salah satu kakaknya meninggal disaat bermain...