5 tahun kemudian
Alvan kecil sekarang sudah tumbuh menjadi remaja yang cerdas. Baru saja Alvan dinyatakan mendapat peringkat pertama nilai UN se kabupaten Malang. Bukan hanya itu. Berbagai perlombaan dari bidang akademik hingga non akademik juga sering Alvan menangkan. Sudah banyak prestasi yang Alvan dapatkan selama di bangku sekolah dasar.
Tapi, dibalik banyaknya prestasi Alvan harus berjuang melawan sakitnya. Rasa sakit akibat kejadian 5 tahun silam masih sering Alvan rasakan. Hampir setiap bulan Alvan merasakan sakitnya jarum infus. Ya, Alvan terus menerus bolak balik rumah sakit karena tak sanggup menahan rasa sakit.
"Ayah! Bunda!" Alvan berlari mendekati orang tuanya dengan tangan membawa piala.
"Gantengnya Ayah, berhasil lagi sayang. Selamat ya." Hasbi langsung mengangkat tubuh anaknya.
"Selamat sayang, gunakan ilmunya sebaik mungkin." ucap Mira.
"Makasih Ayah, Bunda." jawab Alvan.
"Ayo pulang! Nanti siang tinggal jemput kakak-kakak." ucap Hasbi menurunkan Alvan.
"Kakak mau pulang, Yah?" tanya Alvan.
"Iya, sayang." jawab Hasbi.
Saat ini Hana dan Hilmi tengah menempuh pendidikan di salah satu pesantren di Malang.
"Adek, setelah ini Adek mau lanjut ke mana? Mau di sekolah sekitar rumah saja, atau ikut mondok kayak kakak-kakak?" tanya Mira.
"Adek mondok saja, Nda. Lagian di rumah juga sendirian. Cuma sama Bunda sama Ayah." jawab Alvan.
"Ya sudah, nanti Ayah daftarkan ya." ucap Hasbi.
Alvan mengangguk senang. Tapi, detik berikutnya Alvan terdiam mengingat sesuatu.
"Ayah, Bunda," panggil Alvan terlihat risau.
"Kenapa, hem?" tanya Mira menatap putranya.
"Apa Adek bisa jauh dari kalian? Nanti kalau Adek sakit lagi di pesantren gimana? Adek takut." tanya Alvan.
"In Syaa Allah nanti di sana Adek akan lebih sehat. Yang terpenting satu! Adek jangan terlalu lelah. Semisal habis kegiatan Adek cape, gunakan waktu sebaik mungkin untuk istirahat. Obat-obatan Adek juga jangan sampai lupa. Jadi, kalau semisal sakit bisa langsung minum obat." jawab Mira dengan lembut.
"Diusahakan obat yang biasa diminum saat kambuh tetap ada di saku baju. Agar sewaktu-waktu kambuh ngga perlu repot cari. Terutama obat asma Adek." sambung Hasbi.
"Kalau habis?" tanya Alvan.
"Kalau habisnya Adek tahu, langsung telepon Ayah! Kalau semisal Adek lupa dan tiba-tiba kambuh, minta tolong siapapun yang ada di dekat Adek. Entah itu teman atau ustad ustadzah, Adek minta tolong saja." jawab Hasbi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvan||In Syaa Allah Jannah[On Going]
Teen FictionAlvan Firas Ghifari. Laki-laki yang ditakdirkan menjadi anak bungsu. Menjadi bungsu bukan berarti hidupnya bahagia ataupun dimanja. Ia justru kekurangan kasih sayang sedari usia lima tahun. Tepatnya saat salah satu kakaknya meninggal disaat bermain...