3|TRAUMA

22 9 0
                                    

Dalam tidur Alvan tiba-tiba mengigau dengan terus memanggil nama Azam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam tidur Alvan tiba-tiba mengigau dengan terus memanggil nama Azam.

"Kak Azam ... Kak..." Alvan terus mengigau.

"Kak Azam!!!" Alvan terbangun dari tidurnya. Tubuhnya bergetar hebat. Kepalanya yang memang masih pusing, semakin bertambah pusing. Hal itu membuat Alvan langsung menangis.

"Bunda!! Hiks.. Bunda!!" Entah apa yang terjadi dalam tidurnya sampai membuat Alvan ketakutan.

Dari luar kedua orang tuanya dan kakaknya langsung menuju kamar Alvan saat mendengar tangisannya.

"Sayang, hei Adek kenapa? Kok nangis?" tanya Mira khawatir dengan mendekap putranya.

"Takut..." lirih Alvan.

"Takut? Adek habis mimpi buruk ya?" tebak Mira.

"Emm..." Tiba-tiba Alvan kehilangan kesadaran. Alvan pingsan dan tentunya membuat yang lain panik.

"Dek! Adek? Sayang bangun, Dek!" ucap Mira panik.

"Kak, tolong ambilkan minyak angin adek di meja!" titah Hasbi pada Hana.

"Ini Ayah," ucap Hana.

"Terima kasih, kak." Hasbi langsung memberi minyak pada tubuh Alvan terutama sekitar hidung.

"Bangun sayang, jangan buat kita khawatir, Dek." gumam Mira mengelus rambut Alvan.

"Kak Azam ... Ikut."

Deg.

Dalam posisi masih belum sadar, Alvan kembali mengigau. Yang lebih mengejutkan Alvan meminta ikut.

"Sayang, Adek bangun, nak! Jangan ikut Kak Azam sayang!" ucap Mira panik.

Tak lama Alvan mulai membuka matanya. Tepat saat matanya terbuka sempurna, Alvan langsung berteriak histeris seperti orang ketakutan.

"Adek, hei! Adek kenapa?" tanya Hasbi.

Bukannya menjawab Alvan malah mengeratkan pelukan sang bunda.

"Takut Kak Hilmi..." Dengan sangat lirih Alvan bergumam. Sebagai seorang ibu, Mira tetap bisa mengetahui itu. Dan ia menebak kalau putra bungsunya mengalami trauma akan perlakuan kakaknya.

"Jangan takut sayang, ada bunda." bisik Mira menenangkan.

"Kak, kalian main sendiri dulu ya! Bunda sama ayah temenin adek dulu sebentar," titah Mira.

"Tapi adek ...." Hana khawatir dengan kondisi adiknya.

"Adek ngga papa, Kak." jawab Mira.

Hana dan Hilmi mematuhi perintah Mira, dan keluar dari kamar Alvan.

"Sudah sayang, Kak Hilmi sudah pergi. Adek jangan takut ya!" Mira memberikan ketenangan dengan membelai Alvan.

Alvan mengintip sekitar untuk meyakinkan perkataan bundanya.

Alvan||In Syaa Allah Jannah[On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang