"Adek, siap?" Pertanyaan Mira membuyarkan pikiran Alvan yang tengah melamun di depan cermin.
Hari ini adalah waktunya Alvan berpisah dengan keluarganya. Alvan akan ikut berangkat ke pesantren hari ini.
"Siap, Nda, In Syaa Allah," jawab Alvan.
"Ayo keluar! Ayah sama Kakak sudah nunggu di luar," ajak Mira.
Alvan hanya mengangguk dan mengikuti bundanya keluar.
"Sebentar! Inhaler yang lama sudah di bawa?" tanya Mira berbalik.
Alvan mengecek saku bajunya, tapi tak menemukan yang dicari. Matanya melirik nakas dan ternyata inhalernya belum dibawa.
"Hehehe lupa, Nda. Sebentar." Alvan langsung mengambilnya untuk berjaga jika kambuh di jalan. "Sudah, Nda. Ayo keluar!"
"Lain kali jangan sampai lupa ya!" peringat Mira.
"Iya, Nda," jawab Alvan.
Keduanya keluar rumah, tak lupa Mira mengunci pintu. Keluarga Ghifari pun masuk ke mobil mereka. Hasbi mulai menginjak gas perlahan dan mulai menjauhi halaman rumah mereka.
"Barang-barang kalian ngga ada yang ketinggalan 'kan? Terutama Adek yang baru," tanya Hasbi.
"Ngga ada, Ayah. Sudah diberesin kemarin," jawab Alvan.
"Yang penting ngga ada si, Yah. Kalaupun ada, paling ngga terlalu penting," jawab Hana.
"Ngga ada, Yah," jawab Hilmi.
"Yang rajin ya kalian belajarnya! Ayah, Bunda ngga minta kalian harus selalu sempurna, selalu peringkat satu, yang penting kalian mau usaha. In Syaa Allah semua akan didapatkan kalau sudah usaha," nasihat Hasbi.
"Siap, Ayah," jawab ketiganya.
Hening. Tak ada pembicaraan hingga mobil sudah memasuki wilayah pesantren. Banyak anak-anak dan orang tua di sana. Dari yang santri lama hingga santri baru. Terlihat para santri senior mulai mengarahkan santri-santri baru ke asrama.
"Ayah, Bunda, Kakak langsung ke asrama ya," ucap Hana.
"Iya Kak, silakan," jawab Hasbi.
"Adek, nanti jangan nangis ya, di sini ada Kakak," ucap Hana pada Alvan.
Alvan hanya mengangguk. Dirinya juga sedang menahan tangisannya. Alvan masih belum siap berpisah di usianya yang baru akan menginjak 10 tahun. Karena kecerdasannya, Alvan dua kali lompat kelas. Alhasil yang harusnya 6 tahun, Alvan menyelesaikan pendidikan sekolah dasar hanya dalam waktu 4 tahun.
"Bun, Yah, Kakak juga mau masuk. Siapa tau ada yang perlu bantuan di dalam," ucap Hilmi.
"Iya sayang, silakan," jawab Mira.
"Assalamualaikum," salam Hana dan Hilmi. Keduanya berlalu masuk dan berpisah di gerbang pembatas asrama putra dan putri.
"Bunda," panggil Alvan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvan||In Syaa Allah Jannah[On Going]
Novela JuvenilAlvan Firas Ghifari. Laki-laki yang ditakdirkan menjadi anak bungsu. Menjadi bungsu bukan berarti hidupnya bahagia ataupun dimanja. Ia justru kekurangan kasih sayang sedari usia lima tahun. Tepatnya saat salah satu kakaknya meninggal disaat bermain...