Boboiboy Elemental Stroy

Bullying

Karakter BoBoiBoy hanya milik monsta

Aku hanya pinjam^^

Karakter yang digunakan:
Halilintar
Taufan
Oc buatanku

Happy reading^^

✧･ﾟ: *✧･ﾟ:*

SMA Bina bangsa adalah salah satu sekolah terfavorit. Sekolah itu selalu berhasil meluluskan orang-orang hebat. Orang-orang yang masuk ke sana pun dari berbagai kalangan. Yang dinilai di sana bukan seberapa kaya keluarganya tapi seberapa pintar orang itu. Walaupun begitu, selalu ada orang-orang yang membully mereka dari kalangan bawah.

Seperti sekarang. Lima orang siswi mengerubuni satu siswa. Mereka melayangkan tatapan sinis. Siswa itu terbaring di lantai sembari memeluk erat dua potong roti. Tubuhnya dipenuhi lebam.

"Ck, dasar pelit. Timbang roti doang lo gak mau bagi gue," geram Silva --salah satu siswi

"T-tapi kan kalian orang kaya, kalian b-bisa membeli roti lebih b-banyak," lirih pemuda itu. Mata biru lautnya menatap takut ke arah Silva. Sementara yang ditatap berdecak tak suka.

"Lo! Udah berani lo lawan gue, hah?! Menjijikan!" teriak Silva. Ia menginjak bahu pemuda tadi diikuti teman-temannya. Setelah puas mereka pergi meninggalkannya.

"Taufan!" teriak pemuda berkacamata. Ia membantu duduk orang yang disebut Taufan tadi.

"Ya ampun, sampai lebam gini. Maaf ya aku gak bisa tolong tadi, aku takut Silva pecat ayah aku diperusahaan keluarganya," lanjut pemuda itu. Ia menggendong tubuh mungil Taufan ke UKS.

Pemuda yang dibully tadi bernama Taufan. Ia memiliki keistimewaan yaitu mata biru lautnya. Ia bukan tak bisa melawan siswi-siswi tadi. Dia tidak ingin mereka mengeluarkannya dari sekolah itu. Bila kakaknya tau, bisa-bisa dia akan sedih.

Tidak! Taufan sudah banyak menyusahkan kakaknya. Dia tidak ingin menambah beban lagi.

Setelah sampai di UKS. Penjaga UKS segera mengobatinya.

"Rian, makasih sudah menolong Ufan tadi," ujar Taufan sembari tersenyum.

Sementara Rian hanya mengangguk. Ia pergi keluar sebentar untuk menghubungi kakak Taufan. Setelah itu ia kembali lagi.

"Aku sudah menghubungi kakakmu, dia akan segera ke sini," ujar Rian.

"E-eh, kenapa kamu menghubunginya?" tanya Taufan.

"Emang kenapa? Dia kakakmu, dia harus tau kondisimu," jawab Rian santai.

Tak lama pintu UKS didobrak kuat.

Brak

"Taufan hah.. hah.. Bagaimana keadaanmu?" tanya orang itu.

"Kak Hali~" lirih Taufan.

Rian keluar memberi ruang pada mereka.

Halilintar langsung memeluk Taufan.

"Sstt, tak apa. Ada kakak di sini, jangan takut." Halilintar terus memberikan kata penenang.

Tak lama kemudian terdengar suara dengkuran halus. Halilintar melepaskan pelukannya, lalu menyelimuti tubuh Taufan sampai dada. Ia melirik roti dipelukan Taufan.