23.1 Tipe Pacar - Mugiwara's Gang!

1.1K 114 23
                                    

AWAS, ada banyak typo yang bertebaran. Cerita haluan ini 100% murni dari otakku sendiri, tidak ada unsur plagiatan atau apapun itu okay. ENJOY READERS! 🤍.

WARN // Bukan tentang bajak laut.

One Piece ©️ Eiichirou Oda
This Story ©️ ssaavputtrii
- - -
Aku abis nerima requestan, Coby sama Corazon untuk next chapter. Ga digabung ya. Satu-satu pastinya, oh iya setiap kalian komentar aku selalu bacain soalnya lucu-lucu parah 😭.

ini aku buat part 2 untuk yang kemarin itu aku gantung. Sksks sebenarnya mau di end kan, cuman pada minta part dua yaudah gas aja 😼.
- - -

"Oke.. oke, tarik nafas!" Gumamku berusaha menyemangati diriku sendiri saat aku berdiri disamping Katakuri.

"Apakah perlu menarik nafas saat berada disampingku?" Tanyanya yang kebetulan mendengarkanku sedari tadi.

"Hah, berada di samping cogan sepertimu. Apakah aku tidak perlu bernafas?! Berpikirlah dengan benar, Lihat kumpulan gadis didepanmu yang sedari tadi melihatmu terus!" Jelasku dengan nafas yang tak teratur akibatnya.

"Hmm, baiklah." Jawabnya dengan santai. Setelah selesai, aku segera menggenggam tangannya dengan erat dan meminta bantuannya.

"Kumohon.. Jika kelak para bebatu itu mengganggu kita.. eh, maksudku aku dan kau! Hiraukan saja! Ya? Kau pasti akan mengerti apa yang kumaksud!" Ujarku dengan ekspresi memelas kepadanya, namun ia hanya menggangguk dengan tenang tanpa menanyai apapun lagi.

"Katakuri, terimakaasih! Kau memang bisa diandalkan sekali!" Ucapku sambil dengan iseng memukul abs yang terbuka tanpa baju itu didepanku. setelah selesai memukulnya, aku menyadari bahwa ia selama ini memiliki tatto garis tiga bewarna pink tepat di absnya.

Alhasil tatto pink tersebut, membuatnya tambah keren! Aku tak bohong, ia sungguh menarik. Namun kenapa ia masih jomblo? Kukira ia cukup populer dikalangan gadis disini.
- - -
"Akhirnya guru gila itu keluar! Namun, kenapa harus pekerjaan kelompok terus?! Aku bahkan bisa menyelesaikan semua tugas ini sendirian!" Ujar salah satu gadis di kelasku, aku cukup dekat dengannya.

"Fufufu, sabarlah! Kenapa tidak bergabung saja dengan kelompokku? Disana, maafkan aku karena berantakan!" Jawabku kepadanya sambil menunjuk meja tempat kami belajar.

Terdapat Ace dan Sabo yang tengah sibuk beradu lompatan pulpen, lalu Luffy dan Sanji yang tengah berbincang sambil mengemil snack secara diam-diam, dan juga terdapat Law dan Zoro yang sibuk beradu kekuatannya masing-masing.

Kelompokku, terdengar tidak jelas bukan? Yah, daripada aku harus masuk ke kelompok Big Mom.. Menyeramkan sekali!

"Hey! Katakuri Hey! Disini! kau harus bergabung denganku sekarang juga! dan, duduklah disampingku ya?!" Ujarku kepadanya dan segera memeluk lengannya lalu mengajaknya pergi ketempat meja kami belajar.

"Nandayoooo?!?! Apa kau bosan bermain dengan kami dan mulai mencari teman pria lain?!" Tanya Luffy kepadaku, namun aku menggeleng.

"Bukan begitu! Aku sangat senang bermain dengan kalian, tapi Katakuri ini.. sudah seperti sahabatku belajar! he..he..he" Jawabku sambil mengepalkan rokku dengan kuat.

"Ah.. sepertinya akan sangat canggung jika kita berdiam seperti ini, bagaimana jika kita memulai belajar nya saja?" Ucapku kepada semuanya, aku memang bukan orang yang selalu membuka pembicaraan, namun.. Kenapa semuanya menatap ke Katakuri seolah-olah ingin membunuhnya? Gila!

"Aku terima jadi." Ujar Law sambil menatapku dan memberiku buku belajarnya, Namun Katakuri menolak dan mengembalikan bukunya kembali.

"Tidak. Kita harus mengerjakan ini bersama-sama, jangan menambah berat pekerjaan (name)." Jawab Katakuri kepada Law, sedangkan aku hanya diam mematung.

"Hah? Baru dekat saja sudah sombong, kau bagaimana bisa memenangkan hatinya begitu cepat?" Tanya Law sambil ia menatap tajam Katakuri.

"Hey..Hey, sudahlah! Lagian lihatlah ini aku sudah merangkul dan memeluknya sekarang. Lihat wajahnya, memerah bukan? Hahaha." Ujar Ace memecahkan suasana tajam sambil merangkulku dengan erat serta memelukku menggunakan kedua tangannya.

Bau. Bau keringat.

"Hentikaaan! Aku.., maksudku.. Jika kita seperti ini terus bagaimana dengan pekerjaan kita?! Sepertinya hanya kitalah kelompok yang sangat lamban!" Ujarku berbicara sambil mengambil topi Ace dan memakainya.

"Eee.. Bukankah kita hanya disuruh membuat tabel saja? apa, aku salah?" Tanya Sabo, lalu semuanya menggangguk dengan jelas. Seketika Sabo pun bertindak.

"Hah, masalah seperti ini.. Biarkan aku menunjukkan pesonaku kepada kelompok sebelah!" Ujar Sabo yang langsung pergi melihat pekerjaan kelompok lain.

"Katakuri.. Maafkan mereka semua, aku tak bermaksud unt-" Terhenti. Seketika Katakuri melepas topi Ace dan mengusap rambutku dengan pelan dan lembut.

"Oy. Usap sekali lagi, kubunuh." Ucap Zoro yang dengan cepat menodongkan pedangnya kearah Katakuri.

"Eeh, Zoro! Katakuri tidak bermaksud apa-apa kepadaku, mungkin aku bisa jelaskan soal ini.." Ucapku panik saat melihat Zoro yang tengah sedang serius dengan Katakuri.

"Go-Go-Goblok! Oniisan tidak akan kalah, Lihat bagaimana permen karet ini menuju kepadamu! Roronoa Zoro!" Ucap Charlotte Flambe, salah satu adik Katakuri.

"Aah, (name)-chan! Bagaimana jika kita mengerjakannya bersama? Hm? Hm?" Ujar Sanji yang menarikku untuk mendekatinya. "Ha'i minna, biarkan aku dan sanji saja yang mengerjakan ini semua Huh.." Ucapku sambil tersenyum riang dan memeluk erat lengan Sanji.

"NA-NA-NAME CHWAANNN, LE-LENGANKU.. SEPERTINYA TERJEPIT OLEH SESESESUATU.." Teriak Sanji dengan mata lovenya dan wajah mesumnya kepadaku.

"Eh? GOMEN SANJI-KUN! Aku tak bermaksud seperti ini hahaha.. Baiklah, mari kita kerjakan saja langsung!" Ujarku merasa akward kepada sanji.

Seluruh mata kini hanya kepada Sanji, Baik Sabo juga pun memperhatikan Sanji dari kejauhan. Entah kenapa, seolah-olah ada aura ingin membunuh Sanji secara bersamaan.

"Room!" Ujar Law yang sudah bersiap daritadi ingin membunuh semua pria yang berada di sekitarku, abaikan dia. Dia posesif.

"Law.. hentikan! Ini bukan salah Sanji! Tenangkan dirimu Law! aku.. disini!" Ucapku kepadanya sambil memegang kedua pipinya dan sesekali mengunyelnya pelan. Gemas.

"Cuih, dasar om kurus kumisan. Lihat dimeja sana, terdapat banyak sekali pria bodoh disekeliling Oniisan. Aku jadi khawatir kepadanya jika ia kelak tertular kebodohan abadi itu!" Ujar Flambe berkomentar tentang Law dan kelompok disana.

Tanpa sadar, aku menyandarkan kepalaku tepat dipundak Law yang membuat Law seketika mematung diam dan melihatku sejenak. Ia dengan pelan mengusap-usap rambutku dan menepuknya sesekali. Sungguh romantis, namun sangat posesif.

Selagi ia menepuk kepalaku, tangan kirinya tetap memegang pedang dan menodongkannya kepada siapapun yang melihat tingkahnya barusan.

"HEY (NAME) YA! Kenyang sekali.. pinjamkan sebentar pahamu sebagai alas tidurku! Selesai makan ngantuk sekali.." Ujar Luffy yang tengah berjalan menuju kepadaku sambil menggeser Sanji agar menjauh dariku.

"Ah.. Luffy! Apa kau bolos ke kantin lagi?! Hah, baiklah. Aku tak bisa menolakmu lagian!" Jawabku dan Luffy pun tersenyum lebar menanggapiku.

"Yosh, biarkan aku tidur sejenak!" Ucap Luffy lalu ia dengan cepat tertidur dipahaku, yap dan asal kalian tahu, semua mata pun kini hanya tertuju kepada sang adik,kapten,teman,musuh topi jerami.

"Mugiwara-ya! apa kau tak melihat bahwa (name) sedang tidur dipundakku?!"

"Ingin protes, tetapi dia adalah adikku. Namun aku tak bisa membiarkannya mendapatinya dengan mudah begitu saja!"

"Dia kapten kami, kami tak bisa melawannya, namun.. Tidur di paha (name)-chwan juga cita-citaku dari lama aarrggh."

"Topi jerami mulai beraksi sekarang, aku harus lebih cepat mendekatinya terus menerus!"

"Lihat itu si buta! aku bahkan tak bisa memperhatikan dimana ketampanannya. Kenapa kelompokku terus-menerus membahas Zoro?! Aku.. aku harus bertindak sesuatu demi teman-temanku!"
- - -
Part 3 engga nih? 😄🤚🏻.

ONE PIECE HALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang