27. Berumah Tangga - Eustass Kid

1.1K 105 9
                                    

AWAS, ada banyak typo yang bertebaran. Cerita haluan ini 100% murni dari otakku sendiri, tidak ada unsur plagiatan atau apapun itu okay. ENJOY READERS! 🤍.

WARN // BUKAN TTG BJK LAUT.

One Piece ©️ Eiichirou Oda
This Story ©️ ssaavputtrii
- - -

"Kalo punya suami itu yang benar, suamimu tuh marah-marah terusss. Apa kamu ga capek?" Tanya Tanteku kepadaku sembari melirik suamiku yang berada di meja sebelah yaitu Eustass Kid.

"Haha tante bisa aja, kalo berumah tangga sama dia mah sebenarnya dia bucin banget ko tante. Cuman gamau ditunjukkin ke publik aja!" Jawabku sambil tersenyum sendiri membayangkan semua perlakuan dari suamiku untukku.

Setelah sekian lama aku berbincang berdua, dengan badan yang letih dan penuh keringat aku memutuskan untuk beristirahat sejenak sebelum aku membersihkan badanku.

Zzzz... tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Ternyata aku terlelap! Tak cuma itu, Kid juga ikut tertidur disampingku dengan keadaan yang mengenaskan. Maksudku, ia sangat bau.

"Hey, psstt.. Kid! Bangun, lihat ini sudah jam berapa?!." Ucapku pelan sambil menampar pipinya. Namun ia tak bergeming sama sekali, sepertinya tak ada gunanya juga membangunkannya.

"Kid! Aku bersumpah tidak akan pernah memelukmu jika kau tidak bangun dan membilas badanmu sekarang. Aku, apa yang harus kulakukan?" Karena tak berdaya, aku pun mencoba menampar pipinya sekali lagi namun tanganku ditahan olehnya. Sepertinya ia sudah tersadar sekarang.

Tanpa pikir panjang kedua tangan Kid segera memegang pinggangku dan menaikkannya keatas badanku yang membuatku merasa tak nyaman.

"He, anak bodoh. Padahal anak kita sudah bangun terlebih dahulu daripada kita. Aku bahkan belum menyiapkan sarapan sama sekali." Ucapku lalu dengan paksa aku menyingkirkan tangannya dan segera berlari keluar kamar untuk menghindarinya.

"Ibu,...Ibu! Ayah dimana? apakah ia masih tidur?" Tanya anakku yang bernama Zen. Ia sangat tampan dan terlihat sangat polos, tidak seperti ayahnya.

"Apakah kalian lelah sehabis cup-cupan? Apakah aku mengganggu ibu? Apa-" Kututup mulut zen dengan tanganku dan kugendong ia lalu membawanya masuk ke kamar mandi.

"Cup-cupan kata siapa? ayah dan ibu seperti biasa sedang tidur saja Zen, kamu jangan berfikir yang aneh-aneh lagi ya!" Ucapku kepada Zen, hampir saja. Jika bukan karena tingkah Kid didepan Zen, tidak mungkin Zen tahu tentang cup cupan ini.

"Taaapii bu, tidakkah ibu sadari ini sudah jam 11 siang? dan bahkan aku belum mendapatkan sarapan sama sekali.." Ucap Zen memelas kepadaku sambil memelukku erat.

Shimattaaaaa! ini semua karena suami berandalan tersebut! Jika bukan karena ia yang menahanku sedari tadi tak mungkin Zen akan mengeluh kepadaku seperti ini. Dasar pria tua bodoh.

"Ah iyakah Zen? baiklah, pakailah pakaianmu sendiri dan ibu akan bergegas membangunkan ayahmu ya?" Ucapku lalu aku berlari bergegas menuju kamar Kid.

DUKKKKKK..

Aku berhenti saat kepalaku menabrak sesuatu yang sangat keras sehingga berbunyi keras. Setelah kulihat sebentar ternyata Kid sudah ada didepanku, dan bodohnya yang benda kutabrak tersebut adalah bidang dada Kid yang lebar tersebut.

"Ah sayangku, apa kau sebegitu sukanya dengan badanku? Apakah aku sebegitu sempurna untukmu?" Ucap Kid yang mulai menggodaku didepan Zen yang sudah bersiap ingin pergi bersama.

"Woah! Ayah! sudah bangun! Apakah ayah sedang bersiap-siap? kalau begitu akan Zen tunggu didepan sembari bermain mobil ya ayah!" Ucap Zen kepada ayahnya dengan senyum termanisnya.

"Yap, dikarenakan ibumu juga belum bersiap-siap jadi ayah dan ibu akan bersiap-siap bersama dikamar mandi dan memakai baju bers-" Ucapan Kid terhenti olehku.

"HENTIKAAANNNN. Zen, segera pergi keluar dan bermain sana. Dan kau Kid, aku tidak akan pergi bersiap-siap kecuali kau ingin mandi sendirian dan memakai baju sendirian." Jelasku dengan padat kepada Kid.

"Heee- apakah ayah dan ibu akan bersun-sunan?" Tanya Zen dengan polos lalu Kid mengancungkan jempolnya dengan mantap dan tersenyum aneh kepadaku.
- - -
Kami semua akhirnya bersiap walaupun harus bertengkar begitu lamanya.

"Ibu! Aku tidak sabar ingin pergi! Baiklah, Ayah segera pergi nyalakan mobilnyaa!" Ucap Zen riang lalu ia berlari dan aku dengan tegap menggendongnya erat.

Tak lama kemudian kami sudah berada dimobil dengan Zen yang berada dipangkuanku sembari bermain mainan mobil barunya.

"Zen, bagaimana ayah membelikanmu mobil baru? tapi kau harus menukar tempatmu dengan ay-" Sebelum selesai Kid berbicara aku duluan mencubit keras pipinya.

"KID! bisakah kau berhenti membicarakan hal aneh kepada Zen? dia masih kecil dan ia masih belum mengerti apapun tentang ha-" Ucapku mengomeli Kid sembari menutup kedua telinga Zen supaya ia tak mendengar apapun. Namun sayangnya ucapanku terhenti karena Kid tiba-tiba mengecupku tepat saat lampu merah.

"mmmm.." Desahku pelan karenanya, karena kelakuannya tersebut aku dengan susah berusaha menutup kedua mata Zen juga! bodoh.

Karena tidak ada cara lain untuk menghentikan Kid yang semakin brutal kepadaku, aku segera mengigit bibirnya hingga berdarah dan ia pun akhirnya melepaskan ciumannya tersebut.

"Sudah semakin berani, bagus." Ujarnya lalu ia menambah kecepatan mobil dengan sangat laju sembari tersenyum sendiri.

"Oh Tuhan, lihat bagaimana kelak aku membalaskan dendamku kepadanya! Aku sangat malu sudah dipermalukan olehnya terus menerus didepan Zen!" Gumamku dalam hati dan mengepalkan tanganku erat.

"Ah Zen, sebentar. Seseorang menelfonku!" Ujarku kepada Zen yang terus memelukku dibagian dadaku yang membuat Kid terus menerus melirik kepadaku.

"AHH!! LAW!! LUFFY!! Aku merindukan kalian berdua, bagaimana kabar kalian sekarang? Apakah baik-baik saja?" Ucapku dengan penuh semangat, Kid yang melihatku segera mendecak pelan dan memalingkan wajahnya dengan perasaan kesal.

"kenapa kedua buyut itu menelfon istriku disaat momen keluarga indah ini brengsek" Gumam Kid secara pelan.

"Mmm, sepertinya aku harus menutup telfonku sekarang karena Zen dan Kid sedang membutuhkanku.. baiklah, sampai jumpa!" Pamitku kepada mereka berdua setelah aku mendengar apa yang digumamkan oleh suamiku.

"Ayolah Kid, kau juga sudah lama tak bertemu mereka kan? mereka pasti juga akan merindukanmu! Aku yakin sekali tentang hal itu!" Ujarku dengan keren dan menepuk-nepuk bahunya.

"Apakah yang menelfon adalah paman Law dan Luffy? Ibu?! aku ingin bermain dengannya!" Ucap Zen kepadaku, namun Kid tidak sama sekali merespon kami berdua.

Karena suasana dimobil sangat tegang, tak terasa begitu sebentar kami semua sudah sampai di tempat makan yang kami tuju.

Namun apa yang akan kalian sangka?? Disana juga tepat kami menemukan Luffy dan Law makan bersama dengan meja yang penuh makanan!

"Cecunguk sialan! bagaimana bisa dia berada disini berdua? aku harus melindungi dan menjaga istriku dari mereka berdua!" Ujar Kid lalu ia memegang pinggangku dan mengajakku masuk kedalam.
- - -
aku kembali sapa kangen aku? 🫶🏻.

COBA TEBAK DEH, NANTI APA YG BAKAL TERJADI SAMA KID???

ONE PIECE HALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang