•°♡ HAPPY READING ♡°•
Jangan lupa Votenya yaw! ('∩。• ᵕ •。∩')
.
.
.
.
.
.
.
Warning For The Typo.
.
.
.
.
.
.Sebuah motor bernilai ratusan miliar masuk melalui celah dinding yang hancur akhibat ledakan bom tadi.
Di susul oleh seseorang yang jatuh dari lubang langit-langit, mendarat bersamaan dengan puing-puing tepat di hadapan Takemichi.
Untuk beberapa waktu, pria dengan surai Merah Jambu tidak bergerak.
Hingga ketika Kakucho datang untuk membangunkannya, pria itu membuka mata dan segera berdiri seakan benturan keras yang baru saja ia dapat akibat nekat terjun dari langit tidak berefek apapun.
"Rindou tidak dapat menahan sistem keamanan lebih lama lagi." Ucap Kakucho tergesa-gesa.
Sanzu membersihkan sisa debu yang menempel di pakaian Dokternya, " Berisik!! Cepat beri tahu di mana ruang isolas-
" Um, maaf!!" Takemichi datang dengan wajah berbinar, menangkap Kakucho seperti seekor kucing. Takut jika orang itu akan pergi lagi sebelum koin miliknya di kembalikan.
" Uangmu!!" Takemichi menyodorkan koin di telapak tangannya. Membuat keheningan drastis, tahanan lain bahkan di buat Shok saat mendapati BONTEN nomor 3 di perlakukan seperti itu.
Berbeda dengan Sanzu, ia terbahak-bahak, "Ghahahkk!! Yaampun, puncak komedi."
Sanzu menghampiri Takemichi dan berbisik tepat di telinganya, membuat semburat merah di pipi gembil itu menjalar cepat, " Kenapa seorang Omega manis sepertimu bisa masuk ke pusat buronan seperti ini."
' Omega? Apa aku terlihat seperti Omega.'
"Aku Beta! Jangan asal menebak seperti itu."
Baru saja Sanzu akan membuka mulut untuk mengeluarkan ejekan lain, pihak kepolisian Ellite Kantou datang menyergap.
"KALIAN DI KEPUNG!" Salah satu dari mereka menodong pistol di kepala Kakucho.
Sanzu mendengus, menarik pelan tubuh Takemichi ke belakangnya, " Kalian memotong pembicaraanku!"
Sekelompok polisi tidak perduli, satu tameng di tangan kiri dan senjata api di tangan kanan, membentuk pertahanan. Mereka terlihat seperti akan menembakan senjata api kapan saja, " Menyerah lah atau mati."
Kakucho dengan santai mencengkram keras lengan polisi yang menodong senjata di kepalanya, di patahkan dengan mudah layaknya seorang bayi yang mematahkan ranting.
"Ghaakk!!" Polisi itu kesakitan, semua anggota polisi dengan bodohnya menodongkan semua senjata api ke arah Kakucho.
"Kau ingin mati!!!" Mereka telah melupakan anggota paling berbahaya dari Kakucho. Sanzu berbisik, dia sedikit memiringkan wajah untuk melihat Takemichi di belakangnya.
Menarik tangan itu dengan senang hati dan melemparkan semua beban sekitar kepada Kakucho sedangkan ia akan melarikan diri ke ruang Isolasi bersama Takemichi.
"Semangat Kakucho!" Ucap Sanzu menyemangati.
"T-tunggu! Koinnya!!" Takemichi berusaha melepaskan tangannya dari Sanzu, namun sanju mencengkram cukup kuat.
"Shhh diamlah, kau bisa memasukan koin itu ke kotak amal. Kakucho tidak selera memungut koin kotor seperti itu." Sanzu menghilang dari sana, tanpa mengatakan sesuatu pada Kakucho.
Alis Kakucho berkerut, menatap kepergian satu orang tolol dan seekor kelinci polos, "Sanzu kau sialan."
》》
Ruang Isolasi
Tempat merenung sebelum seorang buronan yang akan di hukum mati.
Sistem yang mereka terapkan adalah penjahat harus mati setelah sadar akan apa yang telah mereka perbuat. Itu sebabnya setiap pusat kepolisian pasti menyediakan ruangan Isolasi, meski sebenarnya itu sama sekali tidak berpengaruh untuk seorang Manjiro.
Pria itu memang sedang termenung, hanya saja bukan sedang merenungkan kesalahannya.
Sungguh, dia tidak perduli dengan hukuman mati.
Bahkan ketika pihak kepolisian memberi perintah untuk mempercepat hukuman matinya, Manjiro masih terlihat sangat tenang. Menunggu kedatangan anak buah setianya yang saat ini sedang menggoda Takemichi di dalam sebuah Lift menuju ruang isolasi.
"Percayalah padaku, kau itu Omega?" Takemichi tidak tahu harus merespon seperti apa ketika Sanzu berbisik tepat di telinganya.
" S-sudah ku bilang! Aku bukan Omega." Jawab Takemichi gugup, telapak tangan itu tidak berhenti melawan dan mendorong Sanzu.
Sanzu tidak terganggu dengan dorongan tanpa tenaga itu, kali ini telapak tangan kasar milik surai Merah jambu mulai menyusup masuk ke dalam pakaian Takemichi, " Omega seharusnya tidak pergi ke tempat seperti ini. Mungkin lebih cocok untuk diam di Asosiasi perlindungan Omega? Merawat diri di sana dan bermalas-malasan sampai kau menemukan sorang Alpha."
"Sial! Keras kepala sekali!" Takemichi mengutuk pelan. Wajah itu terlihat semakin mendekat setiap kali Takemichi berkedip, terlalu dekat sampai hembusan nafasnya berhasil menerpa permukaan kulit leher Takemichi, " Aromamu tidak bisa membohongi seorang Alpha sepertiku~"
Pintu Lift yang tiba-tiba terbuka, membuat keduanya terlonjak kaget di dalam sana. Terutama Takemichi.
Bagai mana tidak. Sekelompok pasukan polisi Ellite itu seakan sudah menunggu kedatangannya. Menodong senjata di depan pintu lift untuk menunggu Sanzu menyerahkan diri.
" Ck! Merepotkan sekali, ini kedua kalinya kalian menggangguku." Sanzu membuka setengah Jas miliknya.
Mengambil satu dari deretan pisau bedah di balik pakaian, " Aku akan segera mengoperasi kalian sampai organ-organ di sana tertata rapih."
》》
Kakucho terlalu lelah, tidak sanggup bergerak leluasa seperti awal.
Tidak ada cara lain! Pria itu berbicara dengan seseorang lewat sebuah alat komunikasi yang menempel di telinganya, " Rindou, lakukan sesuatu!"
Kakucho yakin jika Rindou sedang mengawasinya lewat sekumpulan kabel-kabel dan CCTV lain.
Pria bernama Rindou akhirnya berbicara, "Ran hampir sampai, tunggulah beberapa menit lagi."
Hatinya begitu lega ketika mendapat kabar tersebut, jika hanya beberapa menit Kakucho masih merasa mampu. Dia mengangguk lalu melempar puing-puing ke arah beberapa polisi, "Aku mengerti."
Rindou bergumam, " Sanzu sulit sekali di atur, aku baru saja meretas CCTV dari Lift yang menampilkan sosok dirinya dengan seseorang."
Oh! Kakucho tahu itu, jadi ia tidak terlalu merasa kesal seperti Rindou, " Biarkan saja, selagi ia bisa datang tepat waktu sebelum Bos di pindahkan ke ruang Eksekusi."
Sayang sekali, Kakucho tidak tahu jika Manjirou sudah berada dalam posisi siap di penggal.
Rindou mendengus, menunjukan sebuah File hasil dari potongan video keberadaan Manjiro ke salah satu robot AI yang rusak untuk menampilkan video hologram, " Dia tidak akan tepat waktu, aku memerintahkan Takeomi dan Mochi."
"Sanzu benar-benar tidak bisa di harapkan, bahkan pria masokis itu sedang terkepung sekarang." Urat di dahi Rindou saat ini menonjol sempurna. Mengutuk Sanzu dengan kalimat kasar tanpa henti, "Aku akan memotong kepalanya!"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maitake - Strange Utopia
Fiksi PenggemarCerita pada Fanfic ini di dasarkan pada masyarakat,dimana manusia di bagi menjadi hierarki dominasi : ▪Alpha ; Dominan. ▪Beta ; Netral. ▪Omega ; Tunduk. Karakter yang di gunakan adalah milik ▪ Wakui Ken Cerita yang saya buat,ter...