11. Lepas

940 127 57
                                    

Malamnya, Yn bersiap-siap untuk menemui Jimin setelah mendapatkan pesan dari lelaki itu. Saat Yn tengah memoleskan bedak dan lipstik ke bibirnya, Nana berdiri di belakangnya dengan raut muka khawatir.

"Jangan melihatku seperti itu." Ucap Yn yang melihat pantulan Nana di cermin

Nana menghela napas berat dan mendekati Yn. "Kau tak usah menemuinya lagi. Sekarang kan kau sedang-"

"Ini hari terakhir aku menemuinya, jadi tak masalah untukku menemui Jimin. Lagi pula besok aku sudah tak ada urusan lagi dengannya." Sela Yn sembari berbalik menghadap Nana

"Tapi bagaimana jika dia-"

Yn menggeleng dan kembali menyela ucapan Nana. "Dia tak akan menyakitiku, dan dia juga tak akan pernah tahu kalau aku sedang hamil."

Nana mengangguk lalu memeluk Yn dengan erat. "Kalau begitu, jaga dirimu baik baik. Jika sesuatu terjadi padamu atau dia tak melepaskanmu seperti perjanjian kalian, tolong hubungi aku." Ucapnya yang hanya dibalas anggukan mengerti oleh Yn

Setelahnya, Nana melepaskan pelukannya pada Yn dan kemudian Yn pun pergi untuk menemui Jimin.

Sekeluarnya Yn dari apartemen Nana, ia menitihkan air matanya lalu berjalan ke arah lift dan masuk ke sana.

"Tenanglah Jung Yn. Malam ini semua akan berakhir, dan aku tak akan pernah berurusan lagi dengannya. Setelahnya pun aku akan pergi dari sini dan memulai hidup baru hanya berdua dengan anak ini." Batin Yn sembari mengusap perutnya

.

Yn menghela napas berat sesampainya ia di depan pintu apartemen Jimin. Detik kemudian, ia menekan kata sandi pintu lalu masuk ke dalam sana.

"Kenapa gelap?" Tanya Yn bingung ketika dirinya masuk ke dalam apartemen Jimin dan mendapati apartemen itu gelap gulita

Yn berbalik untuk mencari saklar lampu, namun sebelum ia berhasil menemukannya, sebuah tangan tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.

"Ini aku." Bisik Jimin dibelakang Yn tetapi ia itu hanya diam saja

Jimin melepaskan pelukannya pada Yn dan kemudian membalikkannya menghadap dirinya. Sedetik kemudian, lampu di ruangan itu menyala dan terlihatlah beberapa dekorasi cantik dan indah di sekeliling keduanya.

"Apa ini?" Tanya Yn sembari melihat bingung akan sekelilingnya

"Untukmu." Jawab Jimin hingga membuat Yn menatap semakin bingung kepadanya

Yn memukul dada bidang Jimin sembari menitihkan air matanya. "Park Jimin, sebenarnya ada apa denganmu?. Kenapa kau melakukan ini padaku?. Kau tahu kalau hari ini malam terakhir kita?, maka dari itu kau melakukannya. Kau harus melepaskan ku seperti perjanjian kita dulu."

Jimin menahan tangan Yn yang memukulnya. Kemudian lelaki itu duduk bersimpuh di hadapan Yn. "Maaf, tapi aku tak bisa melepaskan mu. Aku ingin bersamamu untuk selama-lamanya, maka dari itu aku menerima tawaranmu dulu."

"Apa?. Jadi kau-" Ucapan Yn terputus saat ia mengingat bagaimana Jimin melakukan hubungan intim bersamanya tanpa pengaman dan selalu mengeluarkan cairannya di dalam miliknya

Yn menatap marah pada Jimin. "Apa kau tahu aku akan hamil jika kita melakukannya lagi, makanya kau menerima tawaranku waktu itu?. Apa kau juga yang menukar obat kontrasepsi yang selalu ku minum setelah berhubungan denganmu?."

Selama ini, sesudah berhubungan dengan Jimin, Yn selalu meminum obat kontrasepsi yang selalu ia bawa kemana-mana, namun saat ia ke rumah sakit untuk kembali mengecek kebenaran akan kehamilan, ia memberitahu kepada dokter yang memeriksanya bahwa ia rutin mengkonsumsi obat pencegah kehamilan dan saat dokter meminta memperlihatkan obatnya, dokter mengatakan bahwa obat yang selalu diminumnya adalah vitamin.

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang