19. Pilihan

631 77 15
                                    

Yn menunduk, menghela napas lalu melihat ke arah Jungkook dan Jimin secara bergantian. "Beri aku waktu untuk berpikir."

"Tapi aku sudah -"

"Baiklah. Tolong pikirkan baik-baik pilihanmu." Sela Jimin pada Jungkook yang hendak mendesak Yn untuk mengambil pilihan lebih cepat, mengingat Jungkook sudah mempersiapkan segala yang diperlukannya untuk menikahi Yn

Jungkook lantas menoleh ke arah Jimin dengan tatapan tak suka, namun pada akhirnya ia hanya bisa mengalah lalu keluar dari ruang inap Yn bersama Jimin di belakangnya.

Selepas Jimin menutup pintu kamar inap Yn, Jungkook berbalik ke arahnya dengan tatapan mata yang tajam, menatapnya tak suka dan setelah itu berbalik pergi meninggalkannya sembari mendesis kesal.

Seokjin yang sejak tadi hanya menunggu di luar dan mendengarkan percakapan ketiganya dari sela-sela pintu, perlahan mendekati Jimin lalu menepuk bahunya dengan pelan.

"Aku akan berbicara dengan Yn." Ucap Seokjin pada Jimin, dan setelah itu berbalik membuka pintu kamar inap Yn

"Apa aku boleh masuk?" Tanya Seokjin pada Yn sembari berdiri di ambang pintu yang terbuka sedikit

Yn menoleh ke arah Seokjin dan mengangguk sesudahnya. Seokjin pun tersenyum simpul lalu masuk ke dalam sana, mendekati Yn yang tengah duduk bersandar di atas ranjang rumah sakit.

"Aku turun bersedih dengan apa yang kau alami." Ucap Seokjin setelah ia sampai di samping dihadapan Yn

"Hem." Balas Yn sembari mengangguk kecil, menanggapi ucapan Seokjin padanya

"Tadi, saat menunggu di luar, aku sempat mendengarkan pembicaraanmu. Bukannya aku ingin mencampuri urusan pribadimu atau mengaturmu, hanya saja aku ingin kau mengambil pilihan yang benar, jangan sampai kau menyesal di akhir." Ucap Seokjin, sedangkan Yn hanya mengangguk menanggapinya

"Jadi, siapa yang akan kau pilih?" Tanya Seokjin yang lantas di jawab gelengan oleh Yn

"Entahlah. Tadinya aku sudah setuju menikah dengan Jungkook setelah anakku lahir, tapi kini tak lagi. Aku merasa bersalah jika menikah dengannya, mengingat aku tak akan bisa memberikannya penerus." Jelas Yn, menatap Seokjin dengan sorot mata yang terlihat sedih

"Tapi aku juga tak bisa kembali pada Jimin. Alasan kenapa aku bisa ada di sini dan semua kemalanganku selama ini karena dia. Karena dulu aku terlalu lugu dalam mencintainya, aku menghancurkan masa depanku hanya untuk memberikan semua milikku padanya. Aku -- hiks hiks." Sambung Yn lalu menangis setelahnya, tak sanggup melanjutkan ucapannya

Seokjin mengangguk, mengerti akan maksud Yn. Ia kemudian mengusap punggungnya dan membawanya ke dalam dekapan hangatnya guna menenangkannya.

"Semua pilihan ada di tanganmu, jadi kau berhak untuk memilih kebahagiaanmu sendiri." Ucap Seokjin dan Yn hanya mengangguk dalam dekapan hangatnya

.

Detik demi detik kian berlalu, meninggalkan Yn dan Jimin yang tengah dilanda kebingungan dan ketakutan.

Setelah Seokjin pergi meninggalkannya, Yn kembali memikirkan pilihan apa yang harus ia ambil, antara memilih Jungkook atau Jimin, atau melepaskan keduanya dan menjalani hidupnya seorang diri.

Sedangkan Jimin, lelaki itu hanya duduk diam di lorong rumah sakit sembari menunggu Yn membuat pilihan dengan cemas, takut Yn tak memilihnya dan malah memilih untuk menerima lamaran Jungkook lalu menikah dengannya.

"Jung Yn, ku mohon pilih aku. Beri aku kesempatan untuk menebus kesalahanku padamu dan membuatmu bahagia. Aku janji, jika kali ini kau memilihku, aku akan memperlakukanmu dengan sangat-sangat baik." Ucap Jimin dalam hati sembari mengepalkan kedua tangannya di depan dada dengan mata yang terpejam, penuh harap

Beberapa saat kemudian, ponsel Jimin bergetar dengan pesan masuk dari Yn yang berisi, 'aku sudah membuat pilihan, jadi datanglah kemari'. Melihat itu, Jimin pun berdiri dari duduknya dan berlalu masuk ke kamar inap Yn dengan cepat.

"Siapa yang kau pilih?" Tanya Jimin pada Yn yang tengah duduk bersandar di ranjangnya sembari melihat keluar jendela

"Aku akan memberitahumu setelah Jungkook sampai di sini, jadi tunggu saja dulu." Jawab Yn tanpa menoleh sedikitpun ke arah Jimin, matanya hanya fokus melihat langit malam di luaran sana dengan sorot mata yang kosong

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menunggu di sini." Sahut Jimin lalu mengambil duduk di sofa yang tak jauh dari Yn

Tak lama setelahnya, pintu pun terbuka, menampilkan sosok Jungkook yang datang dengan napas yang memburu karena tergesa-gesa untuk mengetahui pilihan Yn.

Setelahnya, Jimin dan Jungkook berdiri di samping ranjang Yn, menunggu wanita itu memberikan jawaban pada keduanya.

"Jadi siapa yang kau pilih? Kau menerima lamaranku kan?" Tanya Jungkook pada Yn yang tengah melihat ke arahnya dan Jimin secara bergantian

Yn tersenyum tipis dan menggeleng setelahnya. "Maaf Jeon Jungkook, aku tak bisa menerima lamaranmu. Sebaiknya, kau cari saja seseorang yang baik untukmu. Yang bisa mencintaimu sepenuh hati dan membahagiakanmu di hari yang akan datang."

"Jadi kau-- lebih memilihnya?" Tanya Jungkook dengan raut muka tak percaya

Yn menggeleng tanpa menghilangkan senyum tipisnya. "Aku juga tak memilih Jimin. Bagiku, ini sudah cukup untuk memaafkannya tanpa kembali padanya. Jadi Park Jimin, aku memaafkanmu. Kau bebas sekarang dan jangan merasa bersalah lagi padaku. Sudah cukup waktu yang kita habiskan bersama di masa lalu, kali ini aku ingin bahagia tapi tak denganmu." Akhirnya yang tak memilih antara Jungkook dan juga Jimin

Jungkook menunduk, tak kuasa menyembunyikan kekecewaannya pada Yn. Sedangkan Jimin, lelaki itu hanya diam sembari tersenyum simpul mendengar ucapan Yn padanya, merasa berterima kasih karena sudah di maafkan dan juga merasa kecewa karena lagi-lagi Yn tak memberikan kesempatan untuk kembali bersamanya.

"Apa kau serius dengan pilihanmu ini? Tak akan menyesal di akhir?" Tanya Jungkook yang belum bisa menerima pilihan Yn dengan hati yang lapang

Yn mengangguk yakin. "Ya, aku serius. Jadi maafkan aku, Jeon Jungkook." Sahutnya hingga membuat Jungkook kembali menelan pahit kekecewaan

"Ya sudah kalau begitu, aku pergi." Ucap Jungkook lalu berbalik pergi meninggalkan Yn bersama Jimin di dalam sana

Jimin menunduk, menghela napas lalu mengangkat wajahnya dan balas menatap Yn yang kali ini menatapnya. "Sebelum aku pergi, aku ingin memberitahumu bahwa ibu mu sudah tahu semuanya. Ia tahu akan hubungan kita di masa lalu dan tentang kehamilanmu ju--"

"Apa? Bagaimana bisa ibuku tahu?" Sela Yn, terkejut mendengar penuturan Jimin

"Beberapa hari yang lalu ia tak sengaja mendengar pembicaraanku dengan Jiyoon menyangkut masalah kita hingga berakhir di rumah sakit karena terkejut mendengarnya." Jawab Jimin

"Lalu bagaimana sekarang? Ibu ku baik-baik saja kan?" Tanya Yn, cemas dengan keadaan ibunya

Jimin mengangguk. "Ya, sekarang dia baik-baik saja, jadi kau tak perlu khawatir dengan semua. Sekeluarmu dari sini, kau bisa pulang ke rumahmu karena aku dan ayahku akan pergi dari sana setelah perceraian ayahku dengan ibumu."

"Kalau begitu, aku juga pergi Jung Yn." Sambung Jimin setelah beberapa saat tak mendapatkan balasan dari Yn

"Ya." Sahut Yn setelah terdiam cukup lama, setelahnya ia turun dari ranjangnya dengan hati-hati lalu memeluk Jimin beberapa detik sebelum melepaskannya

"Terima kasih karena kau dulu pernah memberikan kebahagiaan padaku walau hanya sebentar. Setelah ini, kau hiduplah dengan baik, jangan ulangi kesalahan yang sama dan bertemulah dengan seseorang yang lebih baik dari aku." Jelas Yn yang seketika itu juga membuat air mata Jimin menetes dengan sendirinya

"Jung Yn, aku mencintaimu." Ucap Jimin tiba-tiba lalu memeluk Yn dengan cepat, tak kuasa melepaskannya untuk selama-lamanya

















Tbc


Sisa 1 chapter lagi yeorobun 😭

Ini endingnya, bagusnya kek gimana ya? Happy ending or sad ending?. Yn berakhir sama Jimin, orang lain, atau gak dengan siapa-siapa?

Jawab ya yeorobun, sekalian like dan komen sebanyak-banyaknya ya 💜💜💜💜💜😭

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang