17. Keguguran

766 99 12
                                    

Malamnya, saat Yn hendak menidurkan Hana di tempat tidurnya, bunyi ketukan pintu tiba-tiba saja terdengar. Jungkook yang kebetulan duduk di ruang tamu seorang diri pun terganggu dan langsung membukakan pintu untuk orang yang mengetuk tadi.

"Yn, apa kau-"

"Dia sedang menidurkan anakmu." Sela Jungkook, menatap tak suka pada Seokjin yang berdiri di depannya dengan membawa dua bingkisan dikedua tangannya

Seokjin pun tersenyum tipis lalu mengulurkan satu bungkusan pada Jungkook, namun lelaki yang memiliki massa otot yang jauh lebih besar darinya hanya menatap sekilas padanya dan kemudian berlalu masuk meninggalkan begitu saja di sana.

"Siapa yang datang?" Tanya Yn saat Jungkook memasuki kamar yang ditempatinya bersama Hana

"Ayahnya." Jawab Jungkook, menunjuk Hana yang tertidur di paha Yn menggunakan dagunya

"Seokjin?, Kalau begitu persilahkan saja dia masuk, biar aku buatkan minum untuk-"

"Tak apa, aku tak haus sama sekali." Sela Seokjin yang tiba-tiba saja datang dan berdiri di samping Jungkook

"Kalau begitu, segeralah ambil anakmu dan pergi dari sini." Ucap Jungkook, menatap tak suka pada Seokjin yang lantas mendapatkan pukulan lembut di pahanya

"Jangan begitu, Jungkook." Tegur Yn, merasa tak enak pada Seokjin, namun pria itu hanya tersenyum lembut dan kemudian menyodorkan satu bingkisan padanya

"Ini strawberry untukmu. Aku sengaja membelinya karena baik untuk ibu hamil sepertimu." Jelas Seokjin setelahnya

Yn pun menerima bingkisan dari Seokjin, kemudian berucap "Terima kasih.", disusul senyum simpul darinya

"Sama-sama." Sahut Seokjin, membalas senyum Yn, sedangkan Jungkook di sampingnya terlihat semakin tak suka padanya

"Ekhem." Dehem Jungkook, memutuskan kontak mata Yn dan Seokjin

"Karena kau sudah memberikan bingkisan itu pada Yn, sebaiknya kau pergi dari sini bersama anakmu. Kalian berdua sudah cukup menganggu kebersamaanku dan Yn seharian ini." Jelas Jungkook, mengusir Seokjin dengan sedikit kasar

Sesudahnya, Seokjin pun menggendong Hana keluar dari kamar Yn dan berpamitan pada wanita muda yang sedang mengandung itu.

Tak berselang lama, mobil Seokjin pun berlalu meninggalkan pekarangan rumah Yn hingga tak terlihat lagi.

Plak.

"Awww. Kenapa kau memukulku?" Tanya Jungkook, tak terima Yn memukul punggungnya saat ia masih berdiri di ambang pintu bersamanya

"Itu karena kau sendiri. Kau membuatku malu di depan Seokjin." Jelas Yn lalu berbalik pergi meninggalkan Jungkook begitu saja

"Memangnya salah?. Lagi pula aku-"

Bam. Ucapan Jungkook terpotong saat Yn membanting pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam sana.

"Jung Yn, maafkan aku. Aku hanya-"

"BERISIK." Teriak Yn dari dalam kamarnya, menyela ucapan Jungkook yang meminta maaf padanya dari luar kamar

.

Jimin terduduk di samping ibu yang masih tak sadarkan diri, mengabaikan tatapan benci yang Jiyoon layangkan padanya sejak tadi - sejak gadis itu ikut menjaga.

"Mau sampai kapan kau ada di sini? Tak malu sudah membuat ibu ku seperti ini?" Tanya Jiyoon yang tak digubris oleh Jimin sedikitpun, lelaki itu hanya duduk dan melihat ke arah ibu tirinya dengan tatapan bersalah

Jari telunjuk ibu Yn tiba-tiba saja bergerak dan Jimin yang kebetulan melihat itu langsung berdiri dari duduknya dengan raut muka bahagia.

"Ada apa? Kenapa kau-"

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang