12. Buka Hati

852 124 33
                                    

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan kereta api, akhirnya Yn telah sampai di busan. Di temani Jungkook di sampingnya, Yn memasuki rumah kecil yang nantinya akan menjadi tempat tinggalnya dengan sang ank yang tengah dikandungnya.

"Maaf, karena aku hanya bisa menyewa rumah ini untukmu." Ucap Jungkook, merasa tak enak hati pada Yn yang berdiri di depannya sembari melihat-lihat seisi rumah yang hanya ada satu kamar tidur, dapur kecil dan juga kamar mandi kecil di samping dapur.

Yn menoleh ke arah Jungkook sembari tersenyum simpul. "Tak apa. Lagi pula rumah ini sudah lebih cukup untukku."

Jungkook ikut tersenyum mendengar penuturan Yn. Kemudian ia menarik Yn ke dalam pelukannya dan mengusap punggungnya dengan lembut. "Setelah ini aku harus pulang, tapi jika aku punya waktu luang, aku akan menemui dan membawakanmu hadiah untuk anak kita."

"Anak kita?" Tanya Yn dan Jungkook lalu melepaskan pelukannya dan mengangguk kecil

"Iya. Anak kita. Nantinya aku akan menikahimu dan anak ini akan menjadi anakku juga, jadi dimulai dari sekarang aku akan mencoba terbiasa dan menganggapnya anakku juga walau kenyataan dia bukan darah dagingku." Jelas Jungkook yang lantas membuat Yn terharu mendengarnya

Yn langsung memeluk Jungkook dan menumpahkan segala perasaannya pada lelaki itu."Terima kasih Jeon Jungkook. Terima kasih karena kau ingin bertanggung jawab pada diriku dan menerima anakku juga. Dan maaf, karena aku sempat mengecewakanmu."

Jungkook mengangguk sembari membalas pelukan Yn. Setelahnya, ia pun perlahan melepaskan pelukan Yn padanya dan pamit pulang ke Seoul.

Selepas kepergian Jungkook, Yn menata barang bawaannya di kamar lalu bersiap untuk tidur dan menyambut hari esok yang jauh lebih baik lagi.

.

Jungkook baru saja sampai di apartemennya. Saat lelaki itu hendak membuka pintu apartemennya, sebuah tangan menghentikan dan saat ia menoleh untuk melihat, sudah ada Jimin yang menatap penuh amarah padanya.

"Dimana kau bawa Yn pergi?" Tanya Jimin dengan suara penuh penekanan

Jungkook menyeringai dan melepaskan tangan Jimin darinya. "Dimana?. Kalau kau ingin tahu, cobalah untuk mencarinya sendiri, jangan bertanya padaku seperti seorang pengecut."

Bugh. Kesal mendengar balasan Jungkook, Jimin langsung memukul wajah Jungkook dan menyebabkan lelaki itu terjatuh ke belakang. Setelahnya, Jungkook pun balas memukul Jimin hingga keduanya saling memukul secara bergantian.

Jimin menyeka darah yang mengalir dari sudut bibirnya. "Katakan dimana kau membawa Yn. Jika tidak, aku akan membunuhmu di sini." Ancamnya tetapi Jungkook hanya tertawa kecil sembari mengacak rambutnya

"Aku tak akan memberitahumu brengsek. Lagi pula perjanjianmu dengannya telah selesai. Sekarang, kau hanya perlu menerima kekalahanmu dan aku akan maju untuk membahagiakannya." Sahut Jungkook yang kembali berhasil mengobarkan api amarah Jimin

Jimin lantas memukul Jungkook dan begitu pun sebaliknya hingga beberapa tetangga yang tinggal disebelah kamar apartemen Jungkook keluar karena merasa terganggu lalu menghentikan mereka.

.

Esok harinya, Yn bangun pagi lalu sarapan di meja makan dengan makanan seadanya. Setelahnya, Yn pun berjalan keluar di sekitar rumahnya hingga tanpa sengaja melihat seorang anak perempuan berusia 5 tahun tengah bermain di ayunan seorang diri.

Yn lantas mendekati anak perempuan itu lalu ikut duduk di ayunan sampingnya. "Sedang apa anak manis sepertimu sendiri di sini?" Tanyanya, mencoba ramah pada anak di sampingnya

Anak perempuan itu sesaat menoleh ke arah Yn dan kembali menunduk. "Lalu bagaimana dengan bibi, kenapa sendirian juga?"

Yn terkekeh dan kemudian menggerakkan ayunannya. "Entahlah. Tadinya aku tak sendirian tapi karena suatu kejadian membuatku berakhir seperti ini." Jelasanya yang membuat anak perempuan tadi menoleh ke arahnya

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang