7. Perjanjian

1.1K 120 24
                                    

Yn tengah merenung di dalam kamarnya, duduk diam di sisi ranjang sembari memikirkan cara agar ia bisa terlepas dari Jimin. Namun seberapa keras pun ia memikirkan caranya, ia tak dapat menemukan cara yang baik selain menyerahkan diri pada Jimin dan membuat lelaki itu bosan sendiri kepadanya.

"Haruskah aku melakukannya?, tapi bagaimana jika ia kembali menghamiliku seperti dulu?. Aku tak mungkin kembali menggugurkan kandunganku. Itu terlalu sakit."

Yn lalu menggeleng dan menguatkan dirinya. "Tak ada cara lain. Aku harus melakukannya. Jika tidak, hidupku akan jauh lebih tersiksa dari pada ini."

Yn pun beranjak dari ranjangnya, berjalan keluar kamar sampai ke depan pintu kamar Jimin yang tertutup. Tok tok tok. Yn mengetuk pintu kamar Jimin hingga beberapa saat kemudian lelaki itu membuka pintu kamarnya sembari tersenyum lebar.

Jimin bersandar di ambang pintu kamarnya sembari melipat kedua tangan di depan dada. "Ada apa?, apa kau merindukanku?" Tanyanya, tersenyum menggoda pada Yn

"Aku ingin membuat perjanjian denganmu." Ucap Yn, serius

Jimin menaikkan alisnya, bingung. "Perjanjian apa?."

"Aku akan menuruti semua keinginanmu selama sebulan tapi setelah itu, kau harus berjanji untuk melepaskan ku dan tak menggangguku lagi. Bagaimana?, kau setujukan?." Jelas Yn lalu bertanya pada Jimin

Setelahnya, Jimin terdiam sembari memikirkan ucapan Yn. Ia lalu mengangguk dan tersenyum miring. "Aku setuju, tapi kau tak boleh menolak jika aku meminta lebih kepadamu."

Yn mengangguk. "Iya. Aku tak akan menolak."

Senyum di wajah Jimin semakin mengembang dan tanpa mengatakan apapun lagi, ia menarik Yn masuk ke dalam kamarnya. "Ini hari pertama kita." Ucapnya lalu mencium bibir Yn dengan paksa sedangkan Yn hanya diam sembari memejamkan matanya

Jimin melepaskan ciumannya pada Yn setelah tak mendapatkan balasan. "Kenapa kau hanya diam saja?, balas ciumanku." Ucapnya, menyentuh sisi wajah Yn dengan kedua tangannya

Yn lantas mengangguk lalu mulai membalas ciuman Jimin hingga lama kelamaan dirinya terbuai akan ciuman manis Jimin di bibirnya.

Setelah lama berciuman, Jimin membawa Yn ke ranjangnya dan mulai melepas pakaiannya serta pakaian Yn hingga keduanya tak memakai apapun lagi.

Jimin lalu membuka lebar kedua paha Yn hingga daerah intimnya terlihat. Tak lama kemudian Jimin pun mulai memasukkan kedua jarinya di milik Yn lalu mengerakkannya sampai membuat Yn mendesah. "Ahh... Ahh... Ahh... Ahh..."

"Kau suka?" Tanya Jimin ketika Yn mendesah dengan mata yang terpejam

Yn mengangguk sembari membuka lebar pahanya. Melihat itu, Jimin tersenyum miring dan menambah kecepatan gerakan jari-jarinya di milik Yn.

"Ahh ahh ahh ahh ahh ahh... Jimhhin, akhu inginh keluarhhh ahhhhhh." Yn mendesah panjang setelah mengeluarkan cairannya

Jimin lantas menarik jarinya dan mulai memosisikan miliknya untuk masuk ke dalam milik Yn. Bless, milik Jimin pun berhasil masuk ke dalam milik Yn.

"Gerakkan Jimin." Pinta Yn ketika Jimin hanya diam saja

Jimin menggeleng sembari menggoda Yn. "Kalau kau mau, kau yang gerakkan."

"Dasar brengsek." Maki Yn lalu bangun dari pembaringannya dan mendorong Jimin untuk berbaring di bawahanya

Setelahnya, Yn mulai menggerakkan tubuhnya ke atas dan ke bawah, mengeluar masukkan milik Jimin di dalam miliknya.

"Lebih keras sayang." Pinta Jimin tapi Yn malah memperlambat gerakannya

Jimin pun kesal dan mencubit ujung payudara Yn. "Awww." Keluh Yn kesakitan. Yn lantas mempercepat gerakannya hingga membuat Jimin memejamkan mata keenakan

Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang