CHAPTER 7

3.2K 837 216
                                    


Mashiho pernah begitu mendambakan kasih sayang seorang Ayah, pernah berharap Takata menjadi sosok ayah yang baik dan bisa dijadikan panutan.

Keinginan dan harapan itu ada 7 tahun lalu. Namun, seiring berjalannya waktu, keinginan itu semakin terkikis dari tahun ke tahun.

Sejak awal, kehadirannya selalu ditolak oleh Takata. Meski begitu, Mashiho masih terus berusaha menjadi anak yang teladan, berusaha membuktikan bahwa darah jenius Takata mengalir dalam dirinya.

Sejak umur 5 tahun, Mashiho mulai mempelajari tentang seni bela diri dan alat-alat bertarung para hunter. Saat itu dia bertekad untuk bergabung di divisi hunter, tapi karena tubuhnya yang lemah dan kecil (tidak seperti para sepupu dan teman-teman sebayanya) Mashiho pun berhenti menguasai bidang hunter.

Beralih mempelajari IT dan mencerna setiap materi yang diberikan oleh mentor pendamping divisi Informan. Tanpa beristirahat, Mashiho terus belajar dan berusaha hanya demi mendapat perhatian Takata yang selalu sibuk.

Melampaui anak-anak seusianya, di umur 7 tahun, Mashiho berhasil menguasai ilmu IT dan mendapat sertifikat kelulusan kelas pertama.

"Hebat, kamu luar biasa, Mashiho," puji mentornya saat itu. "Anak-anak yang pernah saya didik, butuh 3 tahun untuk bisa mendapat sertifikat kelulusan kelas pertama ini, tapi kamu berhasil hanya dalam satu setengah tahun."

Mashiho tersenyum lebar. Rasanya sudah tidak sabar ingin menunjukkan sertifikat itu pada Ayahnya.

Ia berharap dapat melihat respons yang begitu bangga dari Ayahnya seperti repsons mentornya barusan.

Tanpa melepas seragamnya, Mashiho langsung bergegas menuju ruang kerja Ayahnya. Kebetulan lokasi belajarnya para informan baru masih di satu bangunan yang sama, di Neozone.

Di saat yang sama, Takata terlihat berjalan, hendak masuk ke ruang kerjanya. Mashiho dengan kaki kecilnya berlari kecil menyusul Takata.

"Ayah! Ayah!" panggilnya begitu ceria.

Takata menghentikan langkahnya tanpa memutar badan.

Mashiho pun berinisiatif maju ke depan Ayahnya, dengan senyum lebar dia menunjukkan sertifikat kelulusannya pada Takata.

"Lihat ini, Ayah. Mashi lulus!"

Namun, respons yang Mashiho dapat melunturkan senyum Mashiho.

Takata dengan dagu terangkat memberinya tatapan tajam. "Saya sibuk."

Setelah berkata demikian, Takata berlalu dari hadapan Mashiho. Melanjutkan langkahnya ke ruang kerja, dan menutup pintu dengan suara debum cukup keras.

Mashiho bergeming sembari memeluk sertifikat kelulusannya. Sesuatu seperti retak dalam dirinya.

Kelopak matanya memanas dan berat, tapi Mashiho menahan apa pun yang akan mengalir keluar dari sana.

Sebelum tenggelam dalam kesedihan, Mashiho segera pergi dari sana dan kembali ke mansion.

Meski segala usahanya dipatahkan dalam sehari oleh Ayahnya, Mashiho masih tidak menyerah. Mashiho kembali melanjutkan kelasnya. Dalam 4 tahun Mashiho berhasil menyelsaikan 3 kelas, tepat di umurnya yang ke 12 tahun.

Selama itu juga, Mashiho belum pernah sekali pun mendapat ucapan selamat dari Takata, hanya Ibunya yang selalu ada di sampingnya saat-saat kesulitannya.

Mashiho beruntung dengan keberadaan Ibunya, tapi di sisi lain, dia masih membutuhkan sosok Ayah. Seperti sepupu-sepupunya yang lain, yang selalu didampingi oleh Ayah masing-masing saat penerimaan sertifikat. Hanya Mashiho yang tidak pernah didamping oleh Ayahnya selama penerimaan sertifikat-sertifikat itu.

Ghoul 2 | TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang