Bantal kesukaanmu menangis setelah kamu pergi.
Kupindahkan mereka ke halaman depan di dekat sayuran-sayuran yang pernah aku tanam.
Wortel-wortel itu bertanya ke mana kau pergi.
Aku jawab: kau pergi ke Bowery Hill bersama ibumu. Di mana terdapat sungai yang suka menulis, dan pohon-pohon yang sering membuat kue dan membagikannya kepada teman-teman tumbuhan mereka yang lain.Sementara bantalmu itu terdiam. Ia masih menyimpan aroma tubuhmu, yang kelak akan kusimpan di lemari linen milik nenekku. Agar bau tubuhmu tak hilang walaupun kau pergi jauh ke barat.
Aku menaruh mainan-mainanmu di halaman depan. Di tembok Before I Die, aku menulis aku ingin tetap terjaga ketika aku akan mati. Agar aku bisa mengingatmu lebih dalam lagi.
Bantal itu kembali menangis. Aku memilih berjalan ke dapur dan menangis di kamar mandi sambil membaca buku puisi. Susu kotak di lemari pendingin itu semakin kedinginan setelah kau pergi. Aku memilih mengeluarkannya dan menaruhnya di dekat wastafel. Ia tampak kesepian, di tubuhnya kulihat seekor sapi di Missouri.
Aku memilih menuliskanmu, sambil menangis kupakai kaus kaki Jeepku. Hadiah Natal dari ayahku tahun lalu. Kau mungkin tahu, aku menjadi sedikit hangat dan tak lagi kedinginan saat kutemukan kau pergi di halaman depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayahmu Tumbuh di Halaman Belakang
Poesiaayahmu tumbuh di halaman belakang. ia belajar memanen ubi, memelihara anjingnya yang tinggal satu dan membuat telur paskah palsu. ia membenci anaknya yang tinggal satu. setiap sore kepalanya menjadi sekolah yang tidak belajar. ia tumbuh harum menjad...