3. Destiny

81 9 0
                                    

Saat ini, Renjun sedang berada di kamar Jihan sendirian. Sedangkan Jihan sedang ke bawah, mengambil sesuatu katanya. Renjun juga gak tau dan gak mau tau.

"Hah~~~" helaan nafas kasar keluar dari mulut Renjun.

Renjun mulai beranjak dari duduknya, melangkahkan kakinya menuju balkon kamar Jihan. Sepertinya pemandangan yang ada di balkon kamar Jihan terus memanggil dirinya untuk ke sana. Terlebih suara genjrengan gitar, terus memanggil dirinya untuk ke sana. Jadi, Renjun memutuskan untuk ke sana.

Renjun mulai menaruh tangannya di pagar pembatas balkon kamar Jihan. Netranya menatap sekitar, untuk melihat pemandangan yang ada di balkon kamar Jihan.

Sampai akhirnya, pandangannya bertemu dengan sosok pria yang sedang duduk, dengan memegang gitar di tangannya. Tak hanya megang, dia juga memetik senar gitarnya, membuat alunan indah, yang sukses membuat Renjun terpaku.

Lee Jeno, pria yang sedang memegang dan memainkan gitar, tidak menyadari kalau Renjun sudah ada di balkon samping.

"Yah, kenapa udahan?" Celetuk Renjun ketika Jeno selesai memainkan gitarnya.

Jeno terhenyak kaget ketika mendengar Renjun berbicara. "Eoh, Renjun?" Ucap Jeno yang terkejut.

Renjun meringis ketika dia sadar kalau mulutnya ini sangat tidak bisa di kontrol.

"Eh Jeno." Tegur Renjun.

"Kenapa udahan Jen? Padahal bagus loh. Udah berapa lama main gitar?" Tanya Renjun.

"Baru kok. Baru beberapa bulan." Sahut Jeno.

"Berati sering dong main di samping Karina, terus Karina nyanyi?" Pertanyaan bodoh keluar dari mulut Renjun.

Renjun gak tau apa dampak dari pertanyaan-nya, bisa membuat dia tambah sakit ketika mendengar jawaban dari Jeno.

Tapi sepertinya Renjun gak perduli. Ia hanya berfikir supaya pembicaraan mereka tidak berhenti. Jadi, Renjun mencari banyak akal supaya topik pembicaraan antara dirinya dan Jeno tidak berhenti. Ya walaupun Jeno menjawab seadanya, Renjun tidak perduli.

"Karina gak nyanyi kok." Sahut Jeno yang sukses membuat Renjun tertegun kaget.

Tidak hanya kaget, ia juga senang ketika mendengar jawaban Jeno. Berarti Jeno cuma main doang.

"Loh kenapa gak nyanyi? Kan enak kau main gitar, dan Karina nyanyi. Romantis banget kayak di film-film." Seru Renjun yang sangat penasaran.

"Karina gak bisa nyanyi. Dia bisanya nge-rapper." Sahut Jeno.

Renjun langsung menjentikkan jarinya senang ketika mendengar jawaban Jeno. "Tuh kan Jen! Aku bilang juga apa! Kau itu sebenarnya sangat cocok sama aku! Kau gak tau pepatah? Di balik rapper yang handal, pasti ada penyanyi bersuara bagus di sampingnya. Persis banget kayak aku sama kamu. Kamu rapper, aku penyanyi. Ya walaupun suara aku gak bagus-bagus banget." Celoteh Renjun panjang lebar, sukses membuat Jeno menerbitkan senyumannya.

Renjun meringis lagi ketika mendengar ocehannya yang gak berguna. "Maafkan aku ya. Aku kalo ngomong emang suka gak di filter." Ucap Renjun.

"Kak Renjun." Panggil Jihan dari dalam, dan membuat Renjun kembali, meninggalkan Jeno sendirian di balkon kamar milik Jeno.

"Ngapain kak?" Tanya Jihan yang kembali dengan membawa banyak makanan dan minuman.

"Jihan, lagi ngadain party? Aku pulang ya kalo gitu." Ucap Renjun yang menyangka kalo Jihan ingin mengadakan party.

Jihan juga bingung dengan ucapan Renjun. "Party apanya kak?" Tanya Jihan, menaruh barang bawaannya ke atas meja yang ada di kamarnya.

"Itu kamu bawa banyak makanan kayak gitu untuk apa?" Tanya Renjun, menunjuk makanan yang di bawa Jihan.

"Untuk kakak dan aku. Untuk kita makan bersama."

***

Malamnya, Renjun pamit pulang kepada Jihan dan Jungwoo. Ke mana Mama dan Papa-nya mereka? Kerja mungkin, Renjun juga gak tau.

Sampai di luar dan ingin, Renjun di panggil oleh Taeyong, Mommynya Jeno.

"Katanya ingin ke rumah." Ucap Taeyong yang langsung menarik Renjun ke dalam rumahnya.

Taeyong langsung membawa Renjun ke ruang makan. Di mana di situ sudah ada Jeno dan Jaehyun, Daddy-nya Jeno yang sudah duduk di atas kursi meja makan.

Taeyong langsung mendudukkan Renjun di samping Jeno. Mengambilkan makanan untuk Renjun makan.

"Mommy, jangan banyak-banyak. Renjun lagi diet." Peringat Renjun.

Memang belakangan ini Renjun sedang menjalani diet karena takut berat badannya menambah, dan membuat dia telihat seperti bantet. Udah kecil, pendek terus gemuk, apalagi kali bukan bantet namanya. Jadi, untuk mencegah itu? Renjun mulai menjalani diet.

"Untuk apa kamu diet? Diet itu tidak bagus untuk kamu. Kamu gak boleh menahan rasa lapar sayang. Makan yang banyak ya." Ucap Taeyong yang melarang Renjun diet.

Renjun mendesah pasrah dan mulai memakan makanannya, setelah Jaehyun dan Taeyong menyantap makanan mereka masing-masing.

Mereka semua mulai makan dengan hikmat, tanpa adanya yang membuka suara, sampai makanan mereka telah habis.

Setelah makan, Renjun langsung membantu Taeyong membereskan piring yang ada di meja.

"Kamu ngapain?" Tanya Taeyong yang langsung menarik Renjun menjauh, ketika melihat Renjun ingin mengambil piring kotor yang ada di washtafel.

"Aku mau cuci piring Mommy." Ujar Renjun yang terkejut karena tarikan Taeyong.

"Gak usah. Itu udah tugasnya Jeno." Ujar Taeyong.

"Loh gapapa Mommy. Biar Renjun aja yang mengerjakannya. Jeno kan laki-laki. Biar Renjun aja." Ujar Renjun yang ingin kembali ke washtafel, tapi di cegah sama Taeyong, Taeyong langsung membawa Renjun ke ruang keluarga.

Tepat ketika Renjun meninggalkan area dapur, Jeno masuk ke dalam dapur dan mulai mencuci piring kotor.

"Renjun sayang. Kewajiban wanita itu cuma melahirkan, haid dan menyusui. Jadi di luar dari itu, itu bukan kodrat-mu nak." Ujar Taeyong, memberikan Renjun pengertian.

"Tapikan Jeno laki-laki Mom." Cicit Renjun.

"Terus kenapa kalau Jeno laki-laki? Apakah Jeno gak boleh mengerjakan pekerjaan rumah? Jeno itu hanya laki-laki biasa, dia bukan raja. Jadi, tidak apa-apa dia mengerjaka pekerjaan rumah selagi dia mampu. Mommy gak pernah memanjakan anak mommy, termasuk Daddynya Jeno. Semua Mommy samakan. Jangan pernah memanjakan dan menjadikan pria itu sebagai raja, atau mereka akan menginjak kita layaknya budak" Ucap Taeyong.

"Mommy." Tegur Jeno ketika Renjun mau membalas perkataan dan pamit pulang kepada Taeyong.

"Kau mau kemana nak?" Tanya Taeyong kepada Jeno yang sudah berpakaian rapih, beda sekali dengan pakaian yang tadi Renjun lihat.

"Aku ingin pergi ke rumah-nya Karina. Dia--"

"Antarkan Renjun pulang terlebih dahulu." Potong Taeyong, menatap Jeno penuh ketegasan, seakan perintahnya tidak mau di bantah.

"Ah Mom, tidak usah. Renjun bisa pulang sendiri kok." Ujar Renjun.

"Tidak bisa Renjunie. Ini sudah malam dan kau itu anak perempuan. Tidak baik untuk anak perempuan, pulang ke rumah sendirian." Ujar Taeyong yang menolak permintaan Renjun.

"Tapi--"

"Renjun ayo. Biar aku antar." Ujar Jeno, memotong perkataan Renjun.

AFTER SEVEN DAY - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang