6. Be My Girlfriend

80 6 0
                                    

Setelah menghabiskan waktu dengan Jeno, Renjun memutuskan untuk kembali ke sekolahnya, bersama dengan Jeno.

Mengendap melalui pintu belakang sekolah, agar tidak ketahuan guru yang sedang berpatroli.

Sampai di dalam sekolah, mereka bergegas untuk masuk ke kelas masing-masing.

"Eh si monyet, temen-temen gue pada ke mana?" Tanya Renjun yang heran karena Haechan dan Ryunjin tidak ada di kelas, sedangkan tas mereka ada, plus pelajaran terakhir sebentar lagi di mulai.

Kenapa Renjun tidak membolos sampai pelajaran terakhir aja? Jawabannya tidak! Pelajaran terakhir adalah pelajaran yang Renjun sukai! Pelajaran terakhir adalah pelajaran Akuntansi! Pelajaran yang sangat Renjun sukai dan tidak akan pernah Renjun lewatkan.

Guru Akuntansi pun masuk, dan kelas pun segera di mulai.

Guru membagikan tugas untuk di selesaikan. Guru menyuruh siswa dan siswi untuk membuat laporan keuangan dari jurnal khusus sampai neraca saldo setelah penutupan dan harus di selesaikan hari ini juga. Selepas bel berbunyi? Para siswa dan siswi wajib mengumpulkan tugas yang di suruh.

Renjun yang mendengar itu pun sempat terkejut. Membuat laporan sebanyak itu tidak-lah mudah, dan memakan waktu yang lumayan lama.

Namun seperti yang guru katakan bahwa tugas ini menjadi persiapan untuk mereka dalam menghadapi dunia kerja, bagi yang ingin langsung bekerja.

Jadi mau tidak mau Renjun harus menerima tugas yang gurunya berikan.

Renjun pun mulai menggambar bagan dari jurnal khusus, sampai neraca saldo setelah penutupan.

Bsrkutat dengan soal dan bagan dengan teliti, ia tidak mau membuat kesalahan yang akan mengulang semuanya dari awal lagi. Ia ingin hasilnya dari awal sampai akhir itu balance dan benar, supaya dia tidak mengulang.

Waktu terus berjalan, begitu juga dengan kegiatan Renjun yang terus berjalan.

Sampai pada akhirnya, bel pulang pun berbunyi bertepatan dengan Renjun yang juga selesai mengenai tugasnya.

Renjun bersorak ria. Memasukkan segala macam alat tulisnya ke dalam. Lalu menggendong tasnya, dengan tangan yang membawa kertas lembar tugasnya. Mengumpulkan tugasnya, lalu keluar dari kelasnya untuk pulang.

Sampai di depan kelas, dirinya sudah di sambut oleh Jaemin.

"Lah, lo ngapain?" Tanya Renjun kepada Jaemin.

"Kan kita sepakat buat pulang bareng. Gimana sih lo!" Jawab Jaemin.

Renjun berfikir sejenak lalu terkekeh. "Oh iya hehe." Ujar Renjun.

Jaemin mengulurkan tangannya untuk merangkul pundak Renjun. "Ayo kita beli ramyeon tteokbokki!" Seru Jaemin.

Jaemin dan Renjun pun mulai jalan bersama menuju parkiran.

Sampai di parkiran, Renjun mulai masuk ke dalam mobil Jaemin, di ikuti Jaemin.

Jaemin pun segera menjalankan mobilnya meninggalkan area sekolah.

Di sepanjang jalanan, baik Renjun dan Jaemin? Mereka mengobrol bersama. Bukan hanya mengobrol! Mereka juga menyanyi bersama.

Sampai di kedai ramyeon tteokbokki yang baru buka beberapa minggu, mereka pun mulai masuk ke dalam kedai dan mulai memesan makanan serta minuman yang mereka inginkan.

Mereka mulai makan bersama dengan hikmat.

Jaemin terkekeh ketika melihat kepala Renjun yang terus bergerak begitu pertama kali mencoba ramyeon tteokbokki.

"Enak-kan?" Tanya Jaemin yang langsung di anggukki kepala antusias oleh Renjun.

Jaemin udah dapat menebak dari kepala Renjun yang bergerak. Perempuan kalo makanannya enak, pasti kepalanya bergerak.

Jaemin terkekeh. Renjun benar-benar sangat lucu. Membuat Jaemin gemas.

"Lo kenapa? Gila ya?" Tanya Renjun kepada Jaemin yang sedang tersenyum.

Jaemin menggelengkan kepalanya. "Njun, jadi pacar gue mau gak?" Tanya Jaemin.

"Mau." Sahut Renjun asal, membuat Jaemin membelalakan matanya terkejut.

"Serius ish!" Peringat Jaemin.

"Serius gue. Mau diseriusin berapa kali emang?" Tanya Renjun seraya terkekeh.

"Jadi sekarang kita pacaran?" Tanya Jaemin.

"Tapi kalo gue gak betah. Putus ya?" Ucap Renjun, memberikan penawaran kepada Jaemin.

Jaemin menganggukkan kepalanya. "Gua bakal pastiin lo gak bakal bosen pacaran dengan gue!" Seru Jaemin.

"Tapi-kan gue mantan-nya temen lo. Lo gapapa?" Tanya Renjun.

"Ya emang kenapa? Kan udah mantan? Kecuali gue pacaran sama lo, tapi lo belum putus dari Jeno. Baru lo nanya kayak gitu." Ucap Jaemin.

"Ya kan kali aja." Seru Renjun.

"Gue bakalan bantu lo move on dari Jeno." Seru Jaemin.

"Semoga ya." Balas Renjun.

Renjun tidak mau bermain-main dengan kata move on. Dia sudah sangat lelah dengan kata itu. Semakin dia berusaha untuk meraih kata itu, semakin besar pula kegagalannya dalam meraih kata itu.

Sepertinya Jeno menanam paku di hatinya. Agar nama orang lain tidak dapat singgah di hati Renjun.

Setelah banyak berbincang, Renjun dan Jaemin memutuskan untuk pulang. Jaemin mengantar Renjun pulang ke rumahnya.

Sampai di depan rumah Jaemin, Renjun menawarkan Jaemin terlebih dahulu, mau mampir ke rumahnya atau tidak? sebelum ia keluar dari mobil Jaemin.

"Mau mampir gak?" Tanya Renjun, menatap Jaemin.

"Emang boleh?" Tanya Jaemin dengan tatapan polosnya.

"Kalo gue mah boleh-boleh aja. Ya lo mau mampir gak?" Ujar Renjun yang bingung sama pertanyaan Jaemin.

Jaemin berfikir sejenak lalu menggelengkan kepalanya. "Gak usah deh. Lain kali aja. Ini juga udah malem. Gak sopan." Ucap Jaemin.

Renjun mengangguk mengerti. "Makasih ya atas traktirannya hari ini. Makasih juga udah nganterin gue pulang." Ucap Renjun.

Jaemin menganggukkan kepalanya. "Besok pagi gue jemput ya. Kita berangkat sekolah bersama." Ucap Jaemin.

Renjun menganggukkan kepalanya. Menyetujui tawaran Jaemin. "Kalo begitu gue pamit ya. Sampai ketemu besok!" Pamit Renjun lalu keluar dari mobil Jaemin.

Renjun terus melihat mobil Jaemin yang perlahan pergi meninggalkan perkarangan rumahnya.

Setelah pergi, Renjun pun masuk ke dalam rumahnya.

Renjun mengerutkan dahinya heran begitu melihat motor Jeno terparkir di halaman rumahnya. "Jeno ke sini?" Gumam Renjun yang langsung masuk ke dalam rumahnya.

Sampai di dalam rumah, Jeno benar-benar datang ke rumahnya. Ia sedang duduk di sofa ruang tamu, seraya mengobrol dengan mama-nya Wendy.

"Loh Jeno? Ngapain ke sini?" Tanya Renjun yang kaget atas kedatangan Jeno.

"Loh kok gitu sih sayang? Emangnya gak boleh Jeno main ke sini?" Ucap Wendy.

Renjun menggelengkan kepalanya. "Ya enggak. Tumben aja." Ucap Renjun.

"Kamu dari mana aja? Kenapa jam segini baru pulang, heum?" Tanya Wendy, menatap sang anak penuh peringatan.

"Ah tadi aku habis jalan terlebih dahulu sama Jaemin. Mau izin sama Mama lupa. Lagipula ponsel-ku low." Ucap Renjun.

"Mama, Jeno. Aku tinggal dulu ya. Aku ganti baju dulu." Pamit Renjun sebelum pergi ke kamarnya.

Sampai di dalam kamar, Renjun segera menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai melakukan ritual sebelum dan sesudah mandi, Renjun pun segera menuju ke bawah untuk menemui dan menemani Jeno.

AFTER SEVEN DAY - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang