4. Slepping Baby

108 7 0
                                    

Di sepanjang jalan, Renjun dan Jeno saling diam. Tidak ada yang berniat untuk membuka suara.

Jeno bingung atas sikap Renjun yang tiba-tiba diam. Biasanya Renjun akan mengoceh ria, membicarakan banyak hal. Tapi apa yang dia lihat sekarang? Renjun hanya diam?

Dari awal berangkat, sampai akhirnya ia sampai akhirnya kendaraan Jeno terparkir di depan halaman rumah Renjun, Renjun tetap diam dan stay di posisinya.

Jeno yang penasaran pun akhirnya melihat Renjun.

'Loh tidur?' Gumam Jeno melihat Renjun yang ternyata tertidur sedari tadi.

Tanpa sadar senyum Jeno terbit ketika melihat Renjun yang tertidur terlihat seperti bayi. "Pantas dari tadi diam saja. Ternyata tidur." Sambung Jeno.

Jeno mulai keluar dari mobilnya, bergegas menuju pintu mobil sebelahnya. Tangannya langsung ter-ulur untuk menggendong Renjun ala bridal style.

Sampai di depan rumah Renjun, Jeno langsung menekan bel.

"Kau tidak berat sama sekali, lantas kenapa kau memilih untuk diet?" Gumam Jeno.

Jeno mengingat perkataan Renjun tadi kalau dia sedang diet. Padahal berat badannya sudah sangat ringan seperti ini.

Tak lama kemudian, di buka-lah pintu. Di hadapannya terdapat Wendy yang ingin mengoceh, namun tertahan karena Jeno sudah lebih dulu memberikan isyarat.

Wendy mengangguk antusias dan mempersilahkan Jeno masuk. Wendy langsung mengarahkan Jeno untuk menaruh Renjun di kamarnya. Sebenarnya sih Jeno sendiri yang mau.

Setelah membaringkan Renjun di atas ranjang, Jeno langsung menyelimuti tubuh Renjun.

Setelahnya ia pun bergegas untuk pergi keluar.

Namun, baru satu langkah dia berjalan? Tangannya sudah di pegang oleh Renjun. Bukan hanya di pegang, namun Renjun juga menarik tangan Jeno, membuat Jeno hilang kendali. Untung saja dirinya sigap. Jadi dia tidak menindih tubuh Renjun.

Jeno pun mulai melepaskan genggaman Renjun secara perlahan. Setelah berhasil melepaskan, Jeno mulai pergi dari kamar Renjun.

"Jeno-ya, makasih ya karena sudah mengantarkan Renjun pulang." Ucap Wendy.

"Iya tante tidak apa-apa. Jeno juga tidak keberatan kok mengantar Renjun pulang. Kalau begitu, Jeno pulang dulu ya tante." Pamit Jeno.

"Ah iya, ini ada sedikit tanda terima kasih dari tante untuk kamu dan mama kamu." Ucap Wendy, seraya memberikan tas jinjingan kepada Jeno.

Jeno pun mengambil tas Jinjingan itu. "Makasih tante. Kalau begitu Jeno pamit pulang ya. Selamat malam." Ucap Jeno lalu pergi meninggalkan Wendy.

Wendy pun mengantar Jeno sampai depan rumahnya, dan setelah motor Jeno tidak terlihat, baru-lah Wendy masuk ke dalam rumahnya.

---

Pagi harinya, kediaman keluarga Huang di buat heboh karena teriakan Renjun.

"Pagi pagi udah latihan vokal aja sih kunyuk." Ringis Hendery, mendengar suara teriakan Renjun.

"Mama! Mama! Mama~~~" Teriak Renjun di sepanjang jalan menuruni anak tangga, sampai akhirnya ia sampai di hadapan Wendy.

Wendy meringis mendengar teriakan sang anak. "Kenapa?" Tanya Wendy, menatap Renjun dengan tatapan jengah.

"Tadi malam aku di masukkin siapa? Bukannya tadi malam kan aku ada di mobil Jeno? Kenapa pas bangun aku udah ada di atas tempat tidur?" Tanya Renjun.

"Tadi malam gue yang bawa lo sampe ke tempat tidur? Kenapa emang? Lo berharap Jeno yang bawa lo gitu? Tch, terus-lah bermimpi, mimpi, mimpi, mampus." Sahut Hendery.

Renjun mendengus kesal. Ia langsung menendang tulang kering Hendery, lalu duduk di meja makan.

"Yak! Lo gila?!" Teriak Hendery, sambil meringis kesakitan karena tendangan Renjun.

Wendy terkekeh melihat pertengkaran antara anak keduanya dan anak bungsunya. "Lagi kamu juga iseng sih kak." Ucap Wendy.

"Biarin Ma. Mama jangan kasih tau kalau tadi malam Jeno yang bawa Renjun ya." Pinta Hendery.

"Emang kenapa sih kak? Kamu sedang ada masalah sama Jeno?" Tanya Wendy.

"Udah, mama ikutin aja ya. Ini urusan anak muda. Orang tua kayak mama gak usah tau ya." Pinta Hendery, mengecup pipi Wendy sekilas, lalu ikut bergabung ke meja makan, bersama Renjun, Lucas dan Chanyeol.

Mereka pun mulai makan bersama. Setelah makan bersama, mereka pun mulai meninggalkan meja makan secara satu persatu.

Hendery langsung mengantar Renjun ke sekolah. Walaupun Hendery dan Renjun sering bertengkar, Hendery gak akan biarin adiknya pulang sendiri dan di sakitin orang lain.

Pas dia tau kalau Renjun di permainin sama Jeno, sebisa mungkin Hendery menjauhkan Renjun dari Jeno.

Sampai di depan sekolah, Renjun langsung lari meninggalkan Hendery.

"Kagak ada terima kasihnya jadi adik." Dengus Hendery kesal, lalu segera pergi ke kantornya.

Berbeda dengan Renjun yang terus lari. Ia mau berterima kasih sama Jeno karena tadi malam sudah mengantarnya pulang. Rencana-nya mau tadi malam, kalau dirinya sudah sampai. Tapi apalah daya Renjun yang kalau sudah kenyang, beberapa menit kemudian pasti tidur. Udah kayak beruang hibernasi.

"Jen---no." Teriakan Renjun perlahan kecil ketika melihat Jeno yang tengah bersama Karina.

Awalnya Renjun hanya lihat Jeno yang baru saja keluar dari kelas. Tapi gak lama buntutnya keluar. Jeno tengah menggenggam tangan Karina.

Renjun mendengus kesal. Pagi-pagi moodnya di buat hancur, sama orang yang pagi-pagi sudah menebar ke uwuan.

"Renjun!" Panggil seseorang ketika Renjun hendak berbalik.

Renjun meringis! Merutuki pria yang memanggil dirinya.

Mau tidak mau Renjun harus menoleh, menyapa balik pria itu.

"Nahkan bener Renjun! Mau ke mana Njun?" Tanya Jaemin yang langsung menghampiri Renjun, dan merangkul pundak Renjun.

"Renjun! Gue di sini, bukan di sana!" Peringat Jaemin kepada Renjun yang tengah menatap Jeno.

Renjun meringis. Ia dapat melihat Jeno yang tengah menatapnya. Langsung saja ia mengalihkan pandangannya, dari menatap Jeno.

"Ada yang mau gue omongin sama lo Na!" Ucap Renjun sedikit mengeraskan suaranya, yang membuat Jaemin mendelik.

"Lo? Mau ngomong sama gue? Mau ngomong apa? Jangan-jangan lo mau nyatain perasaan lo ke gue ya?!" Terka Jaemin yang membuat Renjun tambah kesal.

Renjun berusaha menampilkan senyumannya, lalu menarik Jaemin agar jauh dari jangkauan Jeno.

Jeno terus melihat interaksi antara Jaemin dan Renjun.

Dalam hatinya ia bertanya! Sejak kapan Renjun jadi dekat sama Jaemin atau sebaliknya?

Apa jangan-jangan Renjun sudah berhasil move on darinya?

"Sayang, liat apa sih?" Tanya Karina kepada Jeno yang tidak jalan.

Jeno membuyarkan lamunannya. "Ah tidak. Ayo kita ke perpus." Ucap Jeno, menggandeng tangan Karina menuju perpustakaan.

Sedangkan di lain sisi, Renjun langsung melepaskan genggamam tangannya yang semula menggenggam tangan Jaemin.

"Mau ngomong apa?" Tanga Jaemin.

"Enggak ada hehehe." Ucap Renjun sambil cengengesan tidak jelas.

Jaemin membelalakan matanya tak percaya, seraya menatap Renjun. "Jadi kau hanya menggunakan diriku untuk terlepas dari Jeno?" Tanya Jaemin yang langsung di balas anggukkan kepala oleh Renjun.

AFTER SEVEN DAY - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang