10. You're Not Hero

103 5 0
                                    

Perhatian-perhatian! Untuk siswa yang bernama Lee Jeno dan Na Jaemin? Harap ke ruang bimbingan konseling! Sekali lagi saya peringatkan! Bagi siswa yang bernama Lee Jeno dan Na Jaemin, harap ke ruangan Bimbingan Konseling sekarang!

Baik Jaemin dan Renjun mendengar pengumuman itu.

"Pasti soal perkelahian tadi." Ucap Renjun.

Jaemin hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

Jaemin pun beranjak dari duduknya, menarik tangan Renjun untuk keluar dari UKS.

"Loh Jaemin, mau membawa-ku ke mana?" Tanya Renjun yang bingung karena Jaemin yang tiba-tiba menariknya dan membawa dirinya keluar dari UKS.

Sampai di depan ruangan bimbingan konseling, Jaemin pun melepaskan genggaman tangannya.

"Kau ingin tau permasalahan antara aku dan Jeno-kan?" Tanya Jaemin, menatap Renjun.

Tanpa ragu, Renjun pun menganggukkan kepalanya. "Aku ingin tau, sangat malah. Tapi kalau kamu gak bisa kasih tau permasalahan kamu sih gapapa. Aku gak maksa kok. Setiap orang kan memang punya masalahnya sendiri-sendiri." Seru Renjun.

"Kalau kamu ingin tau permasalahan kita apa? Ayo ikut bersama-ku masuk ke dalam ruang bimbingan konseling. Kamu akan dapat penjelasan akan perkelahian-ku dengan Jeno." Seru Jaemin, mengajak Renjun untuk ikut masuk bersama dirinya.

Renjun menatap ragu Jaemin. "Apakah boleh? Kau tidak apa-apa permasalahan-mu ada yang tau?" Tanya Renjun ragu, sekaligus tidak enak.

"Tidak apa-apa. Permasalahan ini menyangkut dirimu. Jadi kau mau tau atau tidak?" Tanya Jaemin.

"Diriku?" Tanya Renjun sekali lagi, memastikan bahwa pendengarannya tidak salah.

"Hm." Balas Jaemin, menatap dan menunggu jawaban Renjun.

"Baiklah." Seru Renjun.

Jaemin pun menarik tangan Renjun, dan membawa Renjun masuk ke dalam ruangan.

Di dalam ruangan, sudah ada Jeno yang tengah duduk di hadapan pak Minho, guru bimbingan konseling.

"Loh Renjun? Kamu ngapain di sini? Kamu buat ulah lagi?" Tanya Minho, yang terkejut dengan kedatangan Renjun.

Padahal Minho hanya memanggil Jeno dan Jaemin. Kenapa Renjun juga ikut datang ke ruang bimbingan konseling?

Sedangkan Renjun? Renjun mendecak kesal ketika mendengar ucapan Minho. Guru yang ada di hadapannya ini suak sekali berfikiran negative tentang Renjun.

"Saya juga gak tau pak. Jaemin yang mengajak saya ke sini." Sahut Renjun yang langsung duduk di samping Jeno.

Ia duduk di tengah-tengah. Di antara Jeno dan Jaemin.

Renjun sengaja duduk di tengah. Ia takut Jeno dan Jaemin berkelahi lagi di dalam ruang bimbingan konseling, kalau mereka duduk bersebelahan.

"Jaemin, kamu kenapa membawa Renjun ke sini? Renjun membuat ulah lagi?" Tanya Minho penasaran.

"Perkelahian antara saya dan Jeno itu karena Renjun. Jeno kesal setelah mendengar rumor bahwa saya dan Renjun menjalin hubungan. Jadi, Jeno memukul saya karena hal itu." Seru Jaemin.

Renjun membelalak tak percaya dengan ucapan Jaemin. Jeno? Marah karena mendengar rumor itu? Sebenarnya ada apa dengan Jeno? Padahal mereka sudah tidak mempunyai hubungan apapun. Terlebih hubungan mereka itu hanya sebuah truth or dare. Renjun yang tidak mau mentraktir Ryunjin dan Haechan. Ya walaupun itu alasan yang kedua sih. Tapi tetap aja hubungan mereka tuh tidak nyata!

Apa jangan-jangan selama ini Jeno juga terbawa perasaan dengan hubungan mereka? Tapi kalau misalkan Jeno terbawa perasaan, Jeno gak mungkin menolak ajakan dirinya untuk melanjutkan hubungan mereka. Terlebih Jeno yang langsung menjalin kasih dengan Karina.

"Oalah toh. Jadi perkelahian kalian itu karena cinta segitiga? Dasar anak muda! Kalau mau menyelesaikan ini tuh, harusnya setelah selesai sekolah!" Peringat Minho.

"Oke kalau gitu hukuman kalian hanya lari aja keliling lapangan selama 5 putaran." Seru Minho lalu menyuruh anak muridnya untuk pergi dari ruang bimbingan konseling.

Sampai di depan ruangan bimbingan konseling, Jeno langsung menarik Renjun.

Membawa Renjun menuju halaman belakang sekolah.

Sampai di sana, Jeno langsung mendudukkan Renjun di atas kursi panjang yang telah tersedia di halaman sekolah.

"Kau menjalin kasih dengan Jaemin?" Tanya Jeno, menatap Renjun penuh harap.

Renjun yang mendengar ucapan Jeno pun mendecih tak suka. Ia benar-benar muak dengan sikap Jeno yang seperti ini.

"Sebenarnya apa mau-mu?" Tanya balik Renjun.

"Renjun! Jawab saja pertanyaan diri-ku! Kau menjalin hubungan dengan Jaemin?" Tanya Jeno frustasi.

"Aku tidak akan jawab sebelum kau menjelaskan apa mau-mu! Aku lelah Jeno! Bisa-kah kau berhenti bersikap seperti ini? Aku sungguh-sungguh lelah. Aku juga tidak tau apa yang ada di pikiran-mu!" Teriak Renjun frustasi akan sikap, sifat dan tingkah Jeno.

"Kalau kau menyukai Karina? Lepaskan aku! Dan kalau kau menyukai aku? Lepaskan Karina! Aku bukan boneka yang sembarangan bisa kau permainkan Jeno!"

"Kau juga seorang laki-laki! Kau seharusnya bisa tegas terhadap diri-mu sendiri! Kau tidak bisa mempertahankan dua wanita sekaligus!" Peringat Renjun.

"Kau tau? Aku memang menyukai dirimu, sangat. Tapi aku tidak bisa secara terus-terusan menunggu dirimu. Aku juga manusia Jen. Aku juga memiliki rasa lelah ketika penantian dan penungguan-ku itu tidak di balas." Sambung Renjun.

"Kalau kau terus bersikap seperti ini. Kau tidak hanya kehilangan diriku, kau juga akan kehilangan Karina, wanita yang kau cintai. Kau harus memilih satu di antara kita." Tambah Renjun.

"Ingat Jeno! Aku ini hanya manusia yang juga akan merasakan lelah, jika perasaannya tidak di balas oleh orang yang ia cintai!"

"Dan mengenai pertanyaan-mu tentang hubungan aku dan Jaemin? Maaf, aku tidak bisa menjawabnya karena itu bukan hak-mu. Kamu tidak mempunyai hak mengenai pria yang dekat denganku, atau pria yang menjadi kekasih-ku." Final Renjun, lalu pergi meninggalkan Jeno.

Jeno terus menatap punggung Renjun yang menjauh dari pandangannya.

"Arrrggghhh!" Teriak Jeno frustasi, seraya menendang kaleng minuman yang ada di hadapannya.

Sungguh! Jeno benar-benar bingung dengan perasaannya sendiri! Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirinya? Kenapa ia bertingkah seperti ini?

Benar apa yang di katakan Renjun kalau dia tidak bisa mempertahan-kan dua wanita sekaligus. Dan dia juga akan kehilangan dua wanita sekaligus kalau tingkah, sifat, dan sikapnya masih seperti ini.

"Apa yang harus aku lakukan?" Gumam Jeno, bermonolog kepada dirinya sendiri.

"Apakah perasaan ini perasaan cinta kepada Renjun, atau hanya perasaan sebagai seorang teman yang tidak mau kehilangan temannya sendiri?" Gumam Jeno.

"Tapi aku dan Renjun tidak berteman sebelumnya. Bahkan aku dan Jaemin tidak berkelahi sebelumnya hanya karena masalah wanita. Tapi apa yang aku lakukan sekarang? Aku berkelahi dengannya, hanya karena rumor Jaemin dan Renjun menjalin hubungan!"

"Ayo Jeno! Berpikir-lah dan putuskan-lah sebelum kau kehilangan segalanya!"

AFTER SEVEN DAY - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang