7. What U Want

79 6 0
                                    

Saat ini, Renjun dan Jeno sedang berada di halaman depan rumah Renjun.

Renjun mengucapkan rasa syukur begitu melihat Jeno ada di dalam rumahnya, tapi kedua abangnya sedang tidak ada.

Renjun yakin kalau kedua abangnya ada, Jeno pasti bakalan di usir oleh kedua abangnya. Entah mereka pakai cara yang baik-baik untuk mengusir Jeno, atau memakai cara yang kasar untuk mengusir Jeno.

"Ngapain ke rumah? Ada barang yang ketinggalan kah?" Tanya Renjun yang saat ini tengah menatap lurus, dia tidak berani menatap Jeno.

Hatinya sedari tadi berdegup kencang karena duduk bersebelahan dengan Jeno! Baru duduk bersebelahan saja hatinya sudah berdegup kencang! Bagaimana nantinya kalau Renjun menatap wajah atau bahkan mata Jeno? Udah berasa konser nct versi koplo.

"Aku ke sini untuk mengembalikan tempat makan Mama kamu." Seru Jeno, menatap wajah Renjun dari samping.

Entah kenapa Jeno sangat menyukai struktur wajah Renjun. Terlebih hidung mancung Renjun yang sangat bagus jika di pandang dari samping seperti ini.

Renjun langsung menautkan kedua alisnya bingung ketika mendengar ucapan Jeno, yang menyatakan bahwa Jeno kemari untuk mengembalikan tempat makan milik mama-nya? Padahal mama-nya tidak pernah memberi apapun kepada Jeno.

"Mengembalikan tempat makan milik mama-ku? Memangnya mama-ku pernah memberi-mu apa? Kok aku tidak tau sih?" Tanya Renjun yang sudah tidak dapat membendung rasa penasarannya, bahkan saat ini ia tengah menatap Jeno yang tengah menatapnya juga.

Renjun juga sempat terpaku ketika melihat manik mata Jeno yang tengah menatapnya.

Seperti yang Renjun katakan! Saat ini detak jantungnya berasa sound sistem yang sedang menggelar hajatan.

"Mama kamu memberikan-ku ayam geprek buatannya selepas menaruh-mu ke tempat tidur-mu." Jawab Jeno.

Renjun langsung merutuki Hendery yang bilang kalau dirinya yang membawanya ke tempat tidur dan bukan Jeno.

"Ah begitu rupanya. Pantas saja aku tidak tau hehe." Ucap Renjun seraya tersenyum cengengesan, dan Jeno hanya membalas ucapan Renjun dengan anggukkan kepalanya.

"Kau habis jalan dengan Jaemin?" Tanya Jeno yang langsung di balas anggukkan kepala oleh Renjun.

"Heum. Tadi Jaemin mengajakku pergi ke kedai ramyeon tteokbokki yang baru saja buka. Kau tau? Di sana ramai sekali. Aku kira kedai mereka ramai hanya karena terkenal di sosial media dan rasanya tidak enak. Ternyata rasanya sangat enak. Pantas saja ramai." Seru Renjun yang semangat menceritakan kegiatan yang telah ia lalui bersama Jaemin.

Setelah selesai berbicara, Renjun langsung meringis dan merutuki dirinya. Bagaimana bisa ia bercerita ke Jeno yang notabennya sahabatan dengan Jaemin? Jeno pasti menganggap dirinya yang tidak-tidak saat ini.

"Kau sedang dekat dengan Jaemin?" Tanya Jeno.

"Ah sebenarnya sih beberapa minggu belakangan ini kami memang dekat. Jaemin sering mengajakku ke sana kemari." Jawab Renjun.

"Kau suka kepadanya?" Tanya Jeno lagi.

Bukannya menjawab pertanyaan Jeno, Renjun malah bertanya balik kepada Jeno. "Kenapa emang?" Tanya Renjun memandang Jeno dengan tatapan bingung.

Jeno terdiam mendengar penuturan Renjun. Ia juga tidak tau kenapa dirinya menanyakan hal itu kepada Renjun. Padahal dirinya dan Renjun sudah tidak memiliki hubungan apapun.

"Aku bingung kepada dirimu." Seru Renjun yang membuat Jeno menatap Renjun.

"Bingung?" Tanya Jeno.

Renjun menganggukkan kepalanya. "Hm. Aku bingung atas sikap dan ucapan-mu." Jawab Renjun.

"Bingung kenapa?" Tanya Jeno yang semakin penasaran.

"Kau tau, kau yang mengatakan kalau kau tidak suka diriku. Kau juga tidak mau hubungan kita di lanjutkan. Kau juga sudah mempunyai Karina, kekasih-mu. Kau juga memberi tahu-ku agar aku tidak mengganggu hubungan antara dirimu dan Karina. Tapi mengapa sikap-mu berbanding terbalik dengan ucapan-mu? Kau tidak membiarkan aku untuk menjauh dari dirimu. Kau selalu menarik ulur perasaan-ku. Pertama, kau membuang-ku. Setelah aku bertekad untuk menjauh dari dirimu? Kau menarik lagi diriku, seakan kau menyukai diriku. Kau membuatku berfikir seperti itu." Ucap Renjun.

"Kau tau tidak? Sikap-mu membuat aku kesulitan. Kau membuat perasaan ingin merebut-mu dari Karina semakin membesar." Sambung Renjun.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan dirimu?" Tambah Renjun.

Jeno terdiam. Ia merenungi semua ucapan Renjun. Ucapan Renjun benar adanya. Tapi ia juga tidak tau apa yang terjadi dengan dirinya. Sungguh, Jeno tidak berbohong dengan berpura-pura tidak tau.

Baru saja Jeno ingin membalas semua pertanyaan Renjun, seseorang tiba-tiba menariknya secara paksa, lalu memukul rahangnya dan mendorongnya, hingga membuat dirinya jatuh di atas lantai halaman rumah Renjun.

"Lo ngapain anjing?!" Teriak Hendery murka.

Baru saja Hendery ingin melayangkan pukulan keduanya, tangan Hendery sudah di tahan oleh Renjun. Renjun juga mendorong Hendery agar menjauh dari Jeno.

Renjun juga membantu Jeno berdiri dari jatuhnya.

Hendery yang melihat itu pun hanya mendecih kasar. "Lemah banget lo jadi cowo? Baru di pukul dikit aja langsung--"

*bugh* satu pukulan mendarat di rahang milik Hendery. Bukan hanya pukulan, tapi juga tendangan, membuat Hendery tersungkur.

"Lo juga lemah banget jadi cowo." Balas Renjun, menatap Hendery dengan tatapan nyalang.

Yup, tadi yang memukul dan menendang Hendery adalah Renjun. Maka dari itu Hendery hanya diam saja, tak membalas orang yang memukul dirinya.

Kalau Jeno yang memukul? Sudah dapat Hendery pastikan, kalau Hendery bakalan memukul kembali Jeno.

"Lo? Masuk ke dalam!" Titah Hendery yang langsung di tolak Renjun.

"Gak! Kalo gue masuk ke dalam? Lo pasti bakalan mukulin Jeno!" Ucap Renjun.

Renjun juga menoyor kepala Jeno. "Lo juga kenapa diam aja di pukul Dery! Dasar bodoh!" Ucap Renjun yang juga kesal akan sikap Jeno yang terus diam ketika di pukul Hendery.

Padahal tadi Renjun sudah melihat bahwa Jeno jago berkelahi, dan Renjun juga yakin kalau Jeno dapat membalas pukulan Hendery.

"Aku pantas mendapatkan hal ini." Ucap Jeno yang sukses membuat Renjun tambah kesal.

"Renjun, cepat masuk sebelum dia gue pukul lebih banyak lagi!" Titah Hendery, serta memberikan sedikit ancaman untuk Renjun.

Renjun yang mendengar itu pun mendecih. "Coba aja kalo berani? Gue patahin kaki lo!" Ancam balik Renjun.

Renjun menghela nafasnya kasar. "Lebih baik lo pulang sekarang." Pinta Renjun.

Ia takut Lucas kembali dan melihat Jeno? Jeno bisa habis di tangan Lucas si Kingkong Wakanda yang sangat kuat itu.

"Aku pamit pulang dulu ya. Bang Dery, aku pamit pulang." Ucap Jeno.

Hendery yang mendengar itu pun mendecih tak suka. Dia tidak membalas ucapan Jeno.

Setelah Jeno pergi, Renjun langsung menarik Hendery untuk masuk ke dalam rumah mereka.

Sampai di dalam rumah, Renjun langsung melepaskan genggaman tangannya, dan langsung pergi masuk ke dalam kamarnya, meninggalkan Hendery.

AFTER SEVEN DAY - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang