*kring kring kring* bel istirahat berbunyi. Haechan yang mendengar bel istirahat telah berbunyi pun langsung memekik senang.
"Seonsaengnim yang terhormat, bel istirahat telah berbunyi. Alangkah baik-nya Seongsaenim menyelesaikan pelajaran hari ini, dan segera pergi keluar dari kelas ini, karena kami sudah sangat lapar dan ingin segera ke kantin!" Seru Haechan, mengusir Pak Guru yang sedang mengajar, srrayamenatap pak guru.
Guru pun hanya bisa menghela nafas kasar ketika mendengar usiran Haechan. Ia sudah sangat lelah menghadapi tingkah Haechan.
"Renjun-ah, ayo kita ke kantin!" Seru Haechan, mengajak Renjun.
Renjun langsung menyetujui ajakan Haechan. Daripada dia bingung mencari teman untuk di ajak ke kantin, lebih baik dia menerima ajakan Haechan.
Mereka berdua segera bergegas ke kantin. Haechan terus menaruh tangan-nya di atas pundak Renjun, do sepanjang jalan menelusuri koridor.
"Nama-nya Lee Jeno." Seru Haechan tiba-tiba yang sukses membuat Renjun memalingkan pandangan-nya.
"Kau menyukai-nya?" Tanya Haechan yang langsung di gelengi kepala oleh Renjun.
Ya! Renjun ketahuan oleh Haechan karena menatap Jeno yang sedang berjalan di depan-nya, bersama dengan seorang pria yang ada di samping-nya.
"Dia adalah orang yang ingin aku hindari." Seru Renjun yang membuat Haechan menautkan alisnya bingung.
"Kokdi hindari sih? Dia-kan tampan. Banyak gadis ataupun pria yang menyukai dia." Tanya Haechan heran akan jawaban Renjun yang ingin menghindari Jeno.
Bagaimana tidak heran? Banyak gadis ataupin pria yang berusaha mendekati Jeno, tapi Renjun malah lebih memikih untuk menghindari Jeno. Apakah ketampanan Jeno memudar, maka dari itu Renjun menghindarinya.
Ya~~~ Haechan akui kalau Jeno itu tampan. Padahal sebelum adanya Jeno dan Jaemin, Haechan itu msrasa pria paling tampan di sekolah ini. Eh pas mereka berdua masuk, Haechan langsung tersadar kalau dirinya hanya hidup di dalam tempurung.
Iya Jaemin! Teman-nya Jeno dari lama dan selalu ke mana-mana berdua. Banyak gosip yang beredar kalau mereka berdua menjalin kasih, karena Jeno yang selalu dekat dengan Jaemin, ataupun sebaliknya.
"Apakah kau sudah mengetahui rumor di sekolah ini?" Tebak Haechan.
"Rumor apa?" Tanya Renjun bingung atas pernyataan Haechan.
"Rumor kalau Jeno dan Jaemin, pria yang ada di samping-nya itu menjalin kasih?" Tanya Haechan.
"Tentu saja tidak! Tapi apakah benar mereka menjalin kasih?" Jawab Renjun dan langsung bertanya kepada Haechan karena penasaran.
Ingat guys! Di sini tidak ada yang namanya perbedaan gender!
"Tentu saja tidak! Mereka itu pria normal yang titit-nya masih mengacang kalau di kasih perempuan seksi." Seru Haechan, menangkal gosip dan rumor yang beredar itu.
"Oh gitu~~~" balas Renjun seraya mengangguk-anggukkan kepala-nya.
Sampai di kantin, Renjun hendak ingin mengantri, namun pergelangan tangan-nya di tahan oleh Haechan.
Renjun menoleh, menatap Haechan penuh tanda tanya. "Tidak usah mengantri." Seru Haechan yang sukses membuat Renjun tambah bingung, bertanya-tanya akan yang maksud Haechan.
"Aku akan menunjuk-kan caranya agar kau mendapatkan makanan, tanpa yang namanya mengantri!" Seru Haechan dengan sombong-nya.
Haechan menatap sekitar sejenak, ia langsung menarik Renjun, dan menduduk-kan Renjun di bangku yang tersedia. "Kau tunggu sini, dan perhatikan aku!" Titah Haechan yang di angguki kepala oleh Renjun. Dengan serius, Renjun memperhatikan Haechan, sesuai apa yang di perintah-kan Haechan.
Haechan mulai berjalan dengan keren-nya menuju barisan pertama.
Sampai di barisan pertama, Haechan langsung mengambil dua nampan yang sedang di pegamg orang yang ada di barisan pertama serta barisan kedua, nampan yang berisi dua buah makanan sekaligus dua buah minuman yang sudah tersedia di dalam sana.
Sebelum-nya, ia meletakkan dua buah kupon makanan, lalu mengucapkan terima kasih kepada dua orang murid yang telah ia ambil makanan-nya.
Dengan senyum bangga dan pongah-nya, Haechan mulai berjalan menuju Renjun yang saat ini tengah menatap-nya.
"Lihat bukan? Aku mendapatkan dua buah makanan beserta minuman-nya, tanpa harus mengantri terlebih dahulu." Seru Haechan, ketika dia sampai di hadapan Renjun.
Haechan mulai menaruh kedua nampan yang ia pegang ke atas meja, memberikan satu nampan-nya kepada Renjun, dan satu untuk diri-nya. Setelah-nya, ia langsung duduk di hadapan Renjun.
"Yak! Itu nama-nya merampas!" Ucap Renjun yang tengah memasuk-kan suapan besar ke dalam mulut-nya.
Haechan mendecak, mendengar penuturan Renjun. "Yak! Itu nama-nya kerja cerdas, bukan kerja keras!" Ucap Haechan yang menyangkal bahwa dirinya merampas makanan dua siswi tadi.
"Ck! Terserah diri-mu!" Final Renjun yang sudah pasrah berargumen dengan Haechan.
"Oh iya, aku penasaran dengan ucapan-mu tadi. Kenapa kau malah ingin menghindari Jeno?" Tanya Haechan penasaran, yang saat ini sedang mengunyah makanan-nya.
"Ah itu, Jeno itu dingin banget. Aku tidak mau berada di dekat-nya." Seru Renjun.
"Kau tau darimana kalau Jeno itu dingin?" Tanya Haechan, menyelidiki Renjun.
"Tadi pagi aku tidak sengaja menubruk Jeno. Aku meminta maaf kepada dirinya. Dan kau tau? Dia hanya berdeham sebagai jawaban atas ucapan maaf-ku! Padahal aku sangat ikhlas meminfa maaf!" Sunggut Renjun, yang menggebu ketika mengingat kejadian tadi.
Haechan terkekeh mendengarnya. Ia sudah sangat tau siapa Jeno itu. Bagaimana Jeno yang sebenarnya.
Jeno itu memang keliatan dingin dan misterius. Tapi itu hanya pandangan seseorang yang baru bertemu Jeno dan belum mengenal Jeno saja! Semua orang yang baru bertemu dengan Jeno, pasti akan mengklaim kalau Jeno itu orang yang dingin dan susah di sentuh. Tapi sebenarnya Jeno bukan seperti itu.
Aslinya mah Jeno langsung berbuah 90 derajat celcius! Tingkah dan perilaku-nya akan berubah di dekat orang yang Jeno kenal.
"Jeno bukan orang yang seperti itu kok. Kau berbicara seperti itu, karena kau belum mengenal-nya." Peringat Haechan.
"Iya kali ya! Tapi tetap saja! Aku akan menghindari dirinya! Semoga ini menajdi terakhir aku bertemu Jeno dan sekelas dengan Jeno. Semoga tidak ada Jeno di kegiatan-ku lain-nya!" Tekad Renjun, yang masih saja memakan makanan-nya tanpa henti.
"Ya ya ya ya ya. Terserah-mu!" Final Haechan.
"Oh iya. Ngomong-ngomong kau ingin masuk ekskul mana?" Tanya Haechan.
Ya, di sekolah ini memang di haruskan untuk memilih ekstrakulikuler yang ada di sekolah.
"Ekskul tari." Jawab Renjun.
"Tari? Masuk di club apa?" Tanya Haechan. Pasalnya ekskul tari di bagi menjadi beberapa club, dengan standar ketua masing-masing.
"Aku masuk di Club Dream." Sahut Renjun.
"Benarkah? Berati kita masuk di club yang sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET YOU - NOREN
FanfictionCERITA INI KHUSUS NOREN (JENO X RENJUN) SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK SUKA DENGAN SHIPPER YANG BERSANGKUTAN? DIMOHON UNTUK TIDAK BERKOMENTAR NEGATIF DI KOLOM KOMENTAR! ATAUPUN DI KEHIDUPAN PRIBADI LEE JENO DAN HUANG RENJUN!