6. Sweet

77 6 0
                                    

Beberapa bulan sejak Renjun pindah ke asrama. Selama beberpaa bulan juga hubungan antara Renjun dan anak dream lain-nya membaik.

Entah itu bersama Jaemin, Jisung ataupun Jeno.

Yup, Jeno mulai menunjukkan sifat asli yang dia punya kepada Renjun.

Sepertinya kesan pertama Renjun terhadap Jeno itu salah deh. Awalnya doang Renjun mengira Jeno itu dingin seperti pangeran es. Tapi ternyata dia salah! Jeno itu kebanyakan mengomel di rumah, bahkan Jisung yang sangat cerewet di rumah saja kalah dengan Jeno. Bukan hanya itu, Jeno juga sering aegyo di rumah. Bahkan ketika Renjun sedang memarahi-nya karena suka teledor, Jeno hanya menampilkan senyuman-nya serta eye smile andalan-nya.

"Kau tidak pulang ke rumah?" Tanya Renjun yang baru saja keluar dari kamar-nya, menatap Jeno dengan tatapan bingung.

Pasalnya hari ini liburan musin dingin. Semua siswa dan siswi pulang ke rumah mereka untuk menemui keluarga mereka. Tapi Jeno malah di sini.

Renjun tidak pulang? Jawaban-nya adalah tidak. Eomma dan Appa-nya pindah ke China setelah mengantarkan Renjun ke asrama. Udah gitu mereka pindah tidak memberi tahu Renjun dulu. Maka dari itu Renjun kesal dan berniat tidak mengunjungi kedua orang tua-nya. Hitung-hitung sebagai balas dendam atas kelakuan kedua orang tua-nya

"Aku tidak pergi." Ujar Jeno, mengaduk susu yang sedang ia buat.

"Ya, aku tau. Tapi kenapa heum?" Tanya Renjun.

"Malas saja. Di sana ada banyak kucing. Aku tidak boleh di suruh pulang oleh orang tua-ku." Seru Jeno.

"Apa hubungan-nya dengan kucing? Kau bisa pulang kalau kau mau." Ujar Renjun yang mengambil segelas cangkir juga untuk membuat teh hangat.

"Aku alergi bulu hewan. Kalau aku ke sana, orang tua-ku harus mennyingkirkan bongshik, Nal dan Seol dulu. Orang tua-ku tidak mau menyingkirkan mereka. Jadi, mereka menyuruhku untuk tinggal di asrama saja." Seru Jeno di iringi dengusan nafas lelah.

Ia sudah tidak tau ke mana jalan pikiran kedua orang tua-nya. Masa ia hanya karena kucing, dirinya di usir dan tidak di izinkan pulang. Sebenarnya anak mereka itu siapa sih? Dia atau Bongshik, Nal dan Seol alias ketiga kucing-nya? Kalau seperti itu, lebih baik Jeno tidak udah membawa pulang tiga kucing itu.

Iya! Tiga kucing itu di temukan Jeno di jalanan, di taruh di dalan kerdus. Jeno yang melihat itu pun langsung membawa-nya pulang ke rumah.

Awal-nya Eomma-nya tidak mengizinkan Jeno untuk memelihara kucing itu dan suruh mengembalikan kucing itu ke tempat-nya. Tapi Jeno kekeh untuk memelihara kucing itu. Jadi mau tidak mau Eomma-nya mengizinkan Jeno.

Lambat laun, kedua orang tuanya yang awal-nya menyuruh Jeno membuang ketiga kucing itu pun semakin menyukai kucing itu. Bahkan ketika mereka mengetahui Jeno memiliki alergi terhadap bulu kucing, mereka tidak membuang kucing itu. Malahan Jeno yang di buang, di suruh tinggal di asrama.

Menyedihkan, tapi memang itu faktanya. Orang tua-nya sangat menyayangi ketiga kucing yang dia bawa. Bahkan Jeno sering di jadikan babu untuk ketiga kucing-nya. Seperti di suruh membeli dan mebawa makanan mereka bertiga ke rumah, kalau Jeno balik kerumah, atau hal lain-nya.

"Masa iya orang tua-mu tidak mengizinkan diri-mu pulang?" Tanya Renjun yang sedikit tidak percaya dengan cerita Jeno.

Jeno menghela nafasnya frustasi. Banyak orang yang tidak percaya dengan cerita-nya. "Kau ingin berbicara dengan Eomma-ku. Kau bisa pastikan sendiri. Aku akan membiarkan diri-mu bertanya kepada Eomma-ku. Eomma-ku masih hidup dan sehat lahir batin kok kalau kamu tidak percaya." Ujar Jeno yang sudah jengah menghadapi pertanyaan itu.

Renjun langsung menggeleng kikuk, menolak tawaran Jeno. "Ah aniya. Aku hanya heran saja." Ucap Renjun yang ikut duduk di hadapan Jeno yang sedang meminum susu coklat panas buatan-nya.

"Boleh-kah aku melihat ketiga kucing-mu itu? Aku sangat penasaran dengan wujud-nya." Pinta Renjun.

"Mereka tidak terlalu bagus. Ras mereka ras jalanan, bukan ras persia ataupun anggora. Mereka hanya kucing biasa, tapi mampu mengalahkan kehadiran diriku." Rutuk Jeno, memberikan ketiga foto kucing-nya, yang ada di ponsel-nya kepada Renjun.

"Mereka lucu sekali, badan-nya sangat gendut." Ujar Renjun yang sangat senang melihat foto ketiga kucing Jeno.

"Dulu mereka tidak segendut ini. Karena sejahtera saja di rumah-ku, mereka jadi segendut ini." Jelas Jeno.

Setelah mengatakan itu, mereka kembali diam bersama. Mereka sama-sama sibuk menyesap minuman buatan masing-masing. Jeno yang sibuk meminum hot chocholate, sedangkan Renjun yang sibuk meminum teh hangat buatannya.

"Jen, kita nonton film yuk!" Seru Renjun yang tidak ada lelah-nya mengajak Jeno untuk nonton film bersama.

"Njun--"

"Ayolah Jeno, hanya sekali saja. Aku janji akan menemani diri-mu bermain game dan akan ikut bermain game bersama-mu." Pinta Renjun, memotong protesan Jeno yang akan keluar.

Jeno sedikit menimbang tawaran Renjun. Ada untungnya juga sih kalau dirinya ada yang menemani bermain game. Selama ini dia hanya bermain game sendiri di dalam asrama. Jaemin sibuk mengedit foto atau video di dalam kamar-nya. Jisung yang sibuk berbicara dengan benda mati. Dia sendirian di rumah ini. Ada Haechan dan juga Chenle yang menemani dirinya bermain game, tapi mereka jauh.

"Bagaimana Jeno? Apakah kau mau? Kalau mau kita nonton di ruang tengah saja." Ujar Renjun, membuyarkan lamunan Jeno yang sedang berfikir.

"Mau nonton apa emang-nya?" Tanya Jeno.

Renjun tersenyum, ia segera menarik Jeno menuju ruang tengah, daripada menjawab pertanyaan Jeno.

"Kau tunggu sini dulu ya. Aku akan membuat-kan popcron untuk-mu." Titah Renjun, yang langsung pergi ke dapur, tanpa menunggu balasan dari Jeno.

Jeno langsung bergegas menyetel perlatan untuk mereka tonton. Seperti menyalakan televisi dan menyambungkan-nya ke netflix serta audio yang ada. Setelah selesai, Jeno juga menata ruangan agar enak untuk di pakai nonton bersama.

Tepat setelah Jeno selesai menata ruangan, Renjun juga telah selesai membuat popcron. Renjun langsung bergegas ke ruang tengah dengan membawa popcron, beberapa snack dan juga minuman untuk teman mereka menonton bersama.

Renjun segera duduk di samping Jeno. Seraya mencari film yang di sarankan Haechan tadi.

"Mau nonton film apa hm?" Tanya Jeno.

"Blue Valentine. Kata Haechan, film-nya sangat bagus." Seru Renjun.

Mereka berdua pun mulai nonton bersama. Cerita itu ternyata bergenre romantis. Tapi alur ceritanya sangat menyenangkan.

'Shit.' Rutuk Renjun dalam hati ketika muncul adegan dewasa yang ada di tv.

Renjun maupun Jeno salah tingkah, namun mereka berdua tetap tidak mengalihkan pandangan mereka darj tv.

"Jen, tunggu ya. Aku ingin ke toil--" ucapan Renjun terputus ketika Jeno yang tiba-tiba menarik dirinya yang ingin beranjak.

Renjun jatuh kembali ke sofa yang mereka duduki. Setelah jatuh, Jenk segera mengukung Renjun agar Renjun tidak pergi.

Pelan tapi pasti, Jeno mulai mendekatkan wajah-nya ke wajah Renjun.

Renjun hanya bisa memejamkan matanya. Otaknya sudah tidak bisa berfikir positif saat ini.

*cup* Jeno berhasil mendaratkan bibirnya tepat di bibir Renjun.

Bukan hanya kecupan singkat. Tapi ciuman yang dalam dan sangat menuntut. Jeno yang sukses menerobos masuk rongga mulut Renjun, membuat Renjun kewalahan.

*uhuk uhuk* batuk Renjun setelah ciuman mereka terlepas, karena Renjun yang kehabisan nafas dan memukul Jeno.

Jeno tersenyum, ia langsung membersihkan bekas salivah yang entah punya siapa, yang masih ada di sekitar mulut Renjun.

"Sangat manis." Ujar Jeno.

MEET YOU - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang