1. Mee You

199 9 0
                                    

Sebelum kalian baca cerita ini?
Aku mau kasih tau kalau cerita ini hanya sampai 10 Chapter. Selebihnya akan di pindahkan ke versi PDF.

Dan untuk kalian yang mau baca PDF-nya secara langsung?

Kalian bisa pesan melalui :
- Instagram : gsnctarea_ (Dm Insta)
- Whastapp : 085777297491 (Only Chat)

Dengan Format Pembelian :

Judul PDF           :
Alamat Email    :
Bukti Transaksi :

Pembayaran melalui :

- BCA : 5750675559 An. Khairani Azzahra
- Cimb Niaga : 705278454300 An. Khairani Azzahra
- Nobu : 10511259415 An. Khairani Azzahra
- Shopee Pay : 081513926010
- Dana : 081513926010
- Ovo : 081513926010
- Gopay : 081513926010

⚠️ Khusus pembayaran melalui Shopee Pay, Dana, Ovo & Gopay +3.000 u/biaya admin

Warning! Pdf akan dikirim apabila Bukti Transfer sudah dikirim!

Harga PDF : Rp. 65.000
Halaman PDF : 144 halaman.
***
"Kamu beneran gapapa Njun di sini sendiri? Bagaimana kalau kamu lapar atau sakit heum? Siapa yang akan mengurus kamu? Eomma masih tidak rela kamu pergi." Ucap seorang wanita bernama Winwin, kepada sang anak yang bernama Renjun.

Renjun menghela nafasnya ketika mendengar pertanyaan yang terus di ulang oleh Winwin.

"Sayang, anak-mu di sini itu untuk sekolah, bukan-nya untuk hal lain." Ucap Yuta, menenangkan sang istri-nya yang sangat sulit melepas kepergian sang anak.

"Tapi gak harus tinggal di asrama juga kan Yuta?! Dia anak kita satu-satunya yang kita punya Yuta!" Rengek Winwin yang masih tidak bisa melepaskan Renjun.

"Ya sudah, Eomma dan Appa buat lagi saja anak untuk menemani kalian." Celetuk Renjun yang sukses membuat keduanya menoleh.

"Cha! Sudahi drama-nya. Renjun masuk dulu ya!" Seru Renjun, mencium kedua orang tua-nya lalu segera masuk ke dalam, meninggalkan Yuta dan Winwin.

Sampai di dalam asrama sekolah-nya, Renjun langsung menatap sekitar. Kakinya terus melangkah, menuju bibi asrama, bertanya di mana kamar-nya.

"Hallo Ahjumma. Perkenalkan nama saya Renjun, saya anak baru di sekolah ini." Ucap Renjun yang mulai memperkenalkan dirinya kepada bibi asrama, di iringi dengan senyuman di akhir kalimat, dan memberikan formulir pendaftaran kamarnya.

"Ah iya Renjun. Perkenalkan nama saya Chulso, bibi asrama di sini." Balas Chulso, mengambil formulir pendaftaran Renjun.

Chulso memeriksa sejenak, lalu mulai memberikan kunci kamar-nya kepada Renjun dan beberapa berkas lain-nya. "Kamar-mu berada di nomor 23 ya." Peringat bibi Chulso.

Renjun mengangguk dan segera mengambil kunci dan beberapa berkas lain-nya dari tangan Chulso. "Terima kasih ahjumma." Seru Renjun yang langsung pergi menuju kamar-nya.

Renjun terus menelusuri kamar yang ada tanpa memperhatikan sekitarnya, dan membuat Renjun terjatuh, begitu juga barang ya ia pegang.

"Ah maafkan aku. Maafkan aku karena tidak melihat sekitar." Ucap Renjun yang segera mengambil barangnya yang jatuh, di sertai orang itu.

Setelah barangnya tersusun rapih, Renjun langsung berdiri tegap, menatap pria yang ada di hadapan-nya dengan senyuman. "Terima kasih." Seru Renjun.

"Hm." Balas pria itu lalu pergi dari hadapan Renjun.

Renjun membelalakan matanya ketika mendengar ucapan pria itu dan ketika orang itu langsung pergi dari hadapan-nya. Apalagi ketika melihat tatapan dingin serta wajah datar orang itu. Sukses membuat Renjun bergidik ngeri.

"Tampan sih tapi dingin banget. Persis seperti pangeran es." Gumam Renjun yang langsung melanjutkan jalan-nya kembali.

Sampai di depan ruangan bernomor 23, Renjun langsung membuka ruangan itu dan masuk ke dalam.

Sampai di dalam, netra Renjun terus menelusuri ruangan yang ada. "Ternyata luas juga ya. Aku kira kecil." Gumam Renjun.

"Ah, aku di kamar D." Ucap Renjun ketika melihat kunci satunya lagi yang bertulisan D.

"Ada empat kamar? Tiga kamar lain-nya siapa yang tempati ya? Semoga ada perempuan yang menempati ketiga kamar itu, agar aku ada teman-nya." Sambung Renjun dan akhirnya masuk ke dalam kamar-nya, setelah berhasil membuka pintu kamar-nya.

Ah iya! Di asrama ini tidak ada perbedaan gender! Semua bisa seruangan dengan perempuan semua, laki-laki semua, ataupun campur. Bisa di dalam satu ruangan ada satu wanita dan yang ketiga lain-nya pria, ataupun sebalik-nya. Ada juga yang imbang, dua pria dan dua wanita.

Jadi, Renjun berharap kalau ada wanita yang tinggal di antara 3 kamar itu. Atau bisa jadi semua wanita, dan Renjun akan bersyukur kalau hal itu terjadi.

Setelah merapihkan barang, Renjun bergegas mengganti baju-nya dan bersiap untuk mengikuti jam pelajaran pertama-nya.

Memakai aksesoris sekolah, memoles wajahnya sedikit dengan bedak tipis dan pelembap bibir. Setelah selesai, Renjun segera mengambil tas, dan langsung berangkat menuju sekolah-nya.

Renjun terus mengedarkan pandangan-nya di sepanjang jalan menuju sekolah.

Ah iya, jarak dari asrama ke sekolah itu tidak jauh. Berbeda dengan jarak dari rumah-nya menuju sekolah, sangat jauh. Itulah salah satu alasan Renjun lebih memilih untuk tinggal di asrama.

Sebenarnya itu hanya sebagian alasan Renjun. Alasan utama Renjun lebih memilih tinggal di asrama adalah untuk menghindari kedua orang tua-nya. Ia sudah sangat lelah menghadapi kedua orang tua-nya. Sang Appa yang setiap hari-nya menjadi budak cinta sang Eomma. Serta Sang Eomma yang sangat polos. Ia sudah lelah menghadapi drama yang di lakukan kedua orang tua-nya.

Sampai di depan ruang kelas-nya, Renjun langsung mengetuk pintu, sebelum masuk.

Setelah di persilahkan masuk oleh guru pengajar, Renjun pun masuk. Renjun langsung membungkuk-kan tubuhnya sebanyak 45 derajat untuk menyapa sang guru.

"Anak baru ya?" Tanya sang guru.

Renjun mengangguk-kan kepala-nya dan tersenyum. "Iya Seongsaenim. Nama saya Huang Renjun, dan saya murid pindahan baru di sini!" Sapa Renjun, kepada guru laki-lakinya

"Ah iya, aku di beri tahu oleh wali kelas-mu kalau hari ini ada murid baru pindahan dari China." Seru Pak Guru.

Sang guru yang tadinya berbicara dengan Renjun pun mulai memusatkan tubuh dan perhatian-nya menghadap murid yang ada di hadapan-nya.

"Dengarkan anak-anak. Hari ini kelas kalian akan ada murid baru pindahan dari China. Nak, silahkan perkenalkan diri-mu." Titah sang guru.

Renjun pun mengikuti perintah dang guru dan mulai memperkenalkan dirinya kepada teman sekelas-nya. "Selamat pagi teman-teman! Perkenalkan, nama saya Huang Renjun. Saya murid baru pindahan dari China. Saya harap, saya bisa cepat membaur dengan kalian, dan mohon bantuan-nya!" Ucap Renjun, di iringi senyuman di akhir kata.

Pak Guru pun tersenyum. "Saya harap kalian bisa membantu teman kalian." Sambung guru.

"Ya sudah Huang Renjun, kau bisa duduk di belakang sana." Titah Pak Guru, seraya menunjuk bangku kosong yang ada di belakang, dan terdapat pria berkulit Tan di sana.

Renjun pun mulai berjalan, tatapan-nya bertemu dengan pria yang ia temui di jalan tadi.

Iya! Pria yang dia tabrak karena tidak melihat sekitar. Pria yang hanya membalas-nya dengan dehaman.

'Tatapan-nya dingin sekali.' Batin Renjun, melewati pria itu.

"Hai, nama-ku Lee Donghyuk! Kau bisa panggil aku Donghyuck, Haechan, Haechanie, Chan atau Chanie!" Seru Haechan, mulai memperkenalkan dirinya, ketika Renjun sudah duduk di bangku sebelah dirinya.

Renjun tersenyum dan mulai membalas ucapan Haechan. "Ah iya Haechan, senang bertemu dengan-mu." Seru Renjun, di iringi senyuman yang terus terpatri di wajah-nya.

"Senang bertemu dengan-mu juga Renjun!"

MEET YOU - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang