7. Try Again

64 3 0
                                    

Beberapa hari setelah kejadian Jeno yang mencium Renjun karena kebodohan Renjun sendiri.

Bisa-bisanya ia menonton film yang ada adegan dewasanya bersama dengan Jeno!

Ah tidak! Semua karena Lee Haechan! Pria itu yang merekomendasi-kan film itu kepada Renjun.

Dia bilang kalau film itu sangat bagus dan wajib di tonton. Tapi apa yang terjadi? Film itu menampilkan adegan yang sangat tidak baik untuk di tonton anak seusia mereka.

Dan bodoh-nya, Renjun tidak mengecek dulu rekomendasi film Haechan. Apakah itu patut di tonton anak seusia mereka atau tidak.

"Kau marah kepadaku?" Tanya Jeno kepada Renjun yang ingin pergi dari daerah dapur.

Bukan tanpa alasan Jeno berbicara seperti ini. Pasalnya belakangan ini Renjun terus menghindari dari dirinya, setelah dia mencium Renjun.

Renjun terus menghindar dan tidak mau berbicara dengan-nya. Dapat Jeno simpulkan kalau Renjun marah dnegan-nya karena tindakan-nya yang mencuri ciuman Renjun, tanpa meminta izin Renjun.

Ya bukan salah Jeno juga. Jeno itu seorang laki-laki yang mempunyai kadar hormon lebih banyak di bandingkan wanita. Apalagi ketika di tampilkan film yang memutar adegan panas nan erotis. Jeno jadi kebawa suasana, dan tanpa sengaja mengambil ciuman milik Renjun.

"Aku minta maaf kalau kamu marah karena aku telah mengambil ciuman-mu." Ucap Jeno yang sukses membuat Renjun membelalak dan segera membalik-kan tubuhnya.

"Ssttt. Jangan kencang-kencang! Nanti yang lain dengar bagaimana?" Peringat Renjun yang panik karena ucapan yang di lontarkan Jeno .

"Memangnya kenapa kalau yang lain dengar?" Tanya Jeno dengan tatapan polosnya.

Renjun mendesis mendengarnya. "Nanti mereka pikir aku wanita murahan Jeno!" Rutuk Renjun.

"Yak! Kalau kau murahan, berati aku bajingan dong? Kan aku yang udah-- iya! Iya! Aku akan bicara pelan-pelan." Ringis Jeno yang tidak jadi melanjutkan ucapan-nya karena tatapan intens yang Renjun berikan kepada dirinya.

Renjun langsung mendudukkan Jeno di kursi meja makan, di susul dirinya. "Pelan-pelan saja ya. Jangan kencang-kencang. Aku takut membangunkan yang lain." Pinta Renjun..

Jeno mengangguk mengerti. "Maafkan aku. Jangan menghindari-ku lagi. Aku tau aku salah. Seharusnya aku meminta izin dulu kepada dirimu, bukan-nya langsung mencium dirimu tanpa izin." Ujar Jeno.

"Aku tidak marah dengan-mu." Jujur Renjun.

Sebenarnya Renjun tidak marah atas tindakan Jeno. Renjun marah kepada dirinya sendiri.

"Benarkah?" Tanya Jeno tidak yakin, menatap manik mata Renjun, mencari kebenaran atau kebohongan atas ucapan Renjun.

Renjun mengangguk-kan kepala-nya. "Iya, aku tidak marah." Ucap Renjun penuh tekad, membalas tatapan Jeno.

Jeno langsung memutuskan tatapan matanya setekah melihat manik mata Renjun yang tidak menunjuk-kan kebohongan sedikit pun.

"Kalau kau tidak marah, kenapa kau menghindari-ku terus selama beberapa hari?" Tanya Jeno di iringi helaan nafas frustasi.

Entah kenapa dirinya tidak suka ketika Renjun menghindari dirinyadan menganggap seolah-olah dirinya tidak ada di ruangan ini. Jeno kesal! Tapi ia tidak berani mengucapkan-nya karena berfikir Renjun marah atas tindakan kurang ajarnya. Jadi, Jeno membiarkan Renjun menuntaskan amaranya dulu.

Eh tapi Renjun semakin hari, semakin menjauhi Jeno. Akhirnya Jeno memutuskan untuk berbicara sengan Renjun, karena sudah tidak tahan dengan semua ini.

"Aku menghindari-mu itu karena malu." Jelas Renjun yang sukses membuat Jeno menautkan kedua alisnya bingung.

"Malu?" Tanya Jeno, memastikan bahwa pendengaran-nya tidak salah.

Renjun mengangguk-kan kepala-nya. "Heum. Aku malu tau. Aku kan yang merekomendasi-kan film itu untuk kita tonton. Aku kira film itu tidak ada adegan dewasa-nya. Eh ternyata ada. Aku malu jadinya. Aku takut kau menganggap-ku aneh. Secara aku wanita, malah nonton film itu dengan-mu yang notaben-nya pria." Jelas Renjun.

Yup! Renjun itu sebenarnya malu! Ia takut Jeno menganggap Renjun yang tidak-tidak. Maka dari itu Renjun menghindari Jeno. Ia tidak berani menatap Jeno, atau melihat Jeno.

"Kenapa mesti malu? Kan yang salah Haechan, bukan dirimu." Tanya Jeno bingung.

"Ya~~~ aku malu aja. Aku takut kau menganggap kalau aku sudah tau film rekomendasi Haechan dan menganggap-ku wanita aneh. Maka dari itu aku malu. Tapi serius, aku tidak tau dan belum mencari tau tentang film itu." Ujar Renjun, membentuk tanda V dengan tangannya.

Jeno terkekeh melihat Renjun. "Seharusnya aku yang malu kepada dirimu bukan? Aku yang sudah dengan lancang-nya mencium dirimu. Jadi, seharusnya aku yang malu, bukan diri-mu." Jelas Jeno, beranjak dari kursinya dan segera duduk di atas meja, menatap Renjun yang tengah menatap dirinya.

"Ya kan tetap saja Jeno. Ak--" Ucapan Renjun terpotong karena Jeno yang menaruh jari telunjuk-nya tepat di depan bibir Renjun, sukses membuat Renjun diam menatap Jeno.

Setelah Renjun berhenti mengoceh, Jeno mulai mendekatkan wajahnya ke wajah Renjun.

"Jeno, kau mau apa?" Cicit Renjun takut karena Jeno yang sudah meng-kungkung diri-nya dengan cara tangan Jeno yang memegang kursi Renjun di kedua sisi, membuat Renjun kesulitan bergerak.

"Aku akan merasakan-nya lagi, supaya kau tidak malu." Ucap Jeno dengan deep voice-nya yang sukses membuat Renjun meneguk salivahnya kasar.

Lambat laun wajah Jeno semakin dekat dan bibir Jeno mendekat ke bibirnya.

*cup* Jeno berhasil mendaratkan bibirnya ke bibir Renjun.

Menyesapi bibir Renjun dengan lumatan lembutnya. Jeno juga mengigit bibir bawah Renjun, membuat Renjun kesakitan dan membuka mulutnya.

Jeno yang melihat peluang pun tidan tinggal diam. Ia segera memasukkan lidah-nya ke dalam rongga mulut Renjun.

Jeno juga menahan tengkuk Renjun semakin dalam, agar dia bisa semakin dalam mencium Renjun.

Entah kenapa Jeno selalu merindukan bibir Renjun. Padahal baru pertama kali Jeno mencoba bibir Renjun, tapi bibir Renjun sukses membiat dirinya ingin mencoba lagi.

Sepertinya bibir Renjun mempunyai zat yang membuat Jeno ketagihan. Entah kenapa Jeno ingin terus merasakan bibir manis Renjun. Seperti candu yang akan susah di lepaskan.

*puk puk puk* Renjun menepuk pundak Jeno. Ia sudah kehahisan nafas karena Jeno yang tidak memberikan celah untuk diri ya bernafas.

Jeno mengerti. Dia juga tidak tega kalau terus memaksa Renjun. Alhasil Jeno melepaskan tautan mereka dan segera membersihkan bekas salivah yang tertinggal di sekitaran mulut Renjun.

Setelah tautan mereka terlepas, Renjun segera mengambim nafas banyak-banyak. Ia bahkan terbatuk karena ulah Jeno.

Bukan-nya merasa bersalah, Jeno malah terkekeh melihat Renjun. Dan bukan-nya membantu Renjun, Jeno malah mengusak surai rambut Renjun.

"Jangan menjauhi aku lagi dan menghindar dari-ku ya. Aku tidak bisa di perlakukan seperti itu."

MEET YOU - NORENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang