2. Kyuhyun

482 45 3
                                    

Kyuhyun membuka pelan pintu bangunan di depannya, rumah mungil peninggalan neneknya yang ia beli dari tantenya. Masa kecilnya ia habiskan disini, hingga orang tuanya mampu membeli rumah sendiri ketika ia memasuki sekolah menengah.  Ia menghembuskan nafas pelan, menatap sekeliling.
Menguarkan memori indah tentang masa kecilnya, tentang nenek kesayangannya, tentang kisah hidupnya.

"Ini ditaruh dimana ya?" , Kyuhyun menoleh, lamunannya berhenti ketika suara sopir mobil yang ia sewa bertanya dimana ia bisa meletakkan barang barangnya.

"Ah.. Iya pak. Bisa diletakkan disini.." , tunjuk Kyuhyun pada ruang tamu rumahnya.

Sisa hari itu lalu ia habiskan untuk berbenah dan merapikan rumah. Hingga sore harinya, saat ia sedang duduk santai di teras rumahnya, sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Ia tersenyum senang, pesan dari sahabatnya.

Kyuhyun mendengus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kyuhyun mendengus. Cerita lama yang terus menerus dibahas oleh Ryeowook.

Sebenarnya, ia juga bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebenarnya, ia juga bingung.  Sulit menerima orang baru, untuk masuk ke dalam hidupnya.  Ia bisa menerima mereka, sebagai teman. Jika sekelebat saja ia merasakan bahwa mereka mulai melewati batas pertemanan, ia yang akan menarik diri lalu menjauhi mereka secara perlahan. Ada rasa berat, takut, khawatir, yang bercampur menjadi satu, hingga ia sendiri pun bingung tentang perasaannya.

Lalu pesan lain masuk ke dalam ponselnya.

Ia termenung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia termenung. Yang dimaksud oleh Ryeowook tentu sangat jelas ia tahu siapa. Lelaki pertama yang ia cintai, juga yang melukainya dengan sangat hebat.
18 tahun bukan waktu yang singkat untuk menyembuhkan diri, tapi jika ia ditanya apa yang akan ia lakukan jika mereka bertemu lagi, sejujurnya ia pun tidak tahu.

Banyak hal bercampur dalam pikirannya, hingga yang paling dominan adalah, ia hanya perlu memaafkan dan melepaskan segalanya. Segala luka yang ditorehkan oleh lelaki itu.

Kyuhyun mendongak, menatap senja yang kian menggelap.

*****

Cho Kyuhyun, 36 tahun. Mandiri dan bebas, tidak ingin terkekang oleh apapun, termasuk hubungan asmara. Kejadian masa lalu yang masih membekas di hatinya, membuatnya berat untuk menyerahkan hatinya untuk orang lain. 18 tahun memang waktu yang panjang, tapi tidak cukup panjang untuk membuatnya berani melangkah menapaki jalan baru dengan orang lain. Ia terlanjur nyaman dengan dunianya tanpa gangguan oleh siapapun. Hidupnya berwarna dan menyenangkan, dengan diwarnai oleh kehadiran bocah bocah lucu, para siswanya.

Benar. Dia seorang pengajar. Guru matematika lebih tepatnya.

Selama 15 tahun pengalamannya, sudah terhitung baru dua kali ia berpindah sekolah. Ia akan memilih sekolah yang berada di pinggiran, membentuk para muridnya untuk menjadi siswa unggulan, lalu melepaskan mereka untuk terbang sesuai keinginannya. Ia akan tersenyum bangga, menyaksikan para muridnya berhasil terbang, menjelajah dunia dengan gembira.

Cukup seperti itu kebahagiaannya. Tidak perlu ada apapun lagi.

Sebetulnya ia masih ingin memuaskan keinginannya untuk menjelajah lebih banyak daerah lagi, dan mengantarkan lebih banyak lagi siswa daerah untuk berani terbang. Namun, orang tuanya memintanya untuk pulang. Menempati rumah peninggalan neneknya, dekat dengan mereka. Sudah cukup katanya waktu untuk melarikan diri. Sudah waktunya ia untuk pulang kembali.

Dan disinilah ia sekarang. Duduk menikmati angin sore di teras rumahnya. Termenung. Dan tersadar.

Benar.

Selama ini ia hanya beralasan ingin mengabdi. Ia hanya sedang melarikan diri. Menyembuhkan lukanya dengan menghilang dan menjauh dari segalanya.
Mengabaikan segala perasaan yang bersembunyi jauh di dalam sana.

Seperti yang ia katakan sebelumnya, ia hanya perlu memaafkan segalanya lalu melepaskannya. Agar pun ia dapat dengan tenang mempersilakan orang lain masuk ke dalam hidupnya. Agar pun ia dapat, berbahagia dan bernafas dengan lega. Tanpa terbayang oleh apapun lagi.

Karena sebenarnya, luka itu hanya mengering, bukan sembuh sempurna.

Benar kata Ryeowook, 18 tahun hanya angka.
Sedangkan ia, masih di tempat yang sama.

*****

JejakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang