Four

640 111 5
                                    

"Hecate Mingyu, bangun!"

Mingyu tersentak, lalu bangun dari tidurnya. Cahaya menyilaukan langsung menyambutnya. Dimana ini? Seingatnya, tadi dirinya masih dikamar? Tapi mengapa sekarang sudah berada di ruang kosong?

"Aku Moon Goddess. Aku yang membawamu kemari."

Pria cantik itu terdiam, lalu bangkit dari ranjang bewarna putih itu. Melangkahkan kakinya maju. Meski tak tau, kemana dia berjalan.

"Jika kau mencoba pergi lagi kali ini, mate mu yang akan menerima balasannya."

Langkah kecil itu terhenti. Benar benar terhenti. Mingyu tak kuasa menolak, jika yang di ucapkan Moon Goddess berhubungan dengan Jaehyun. Pasangan nya.

"Aku memasangkan mu dengan Jaehyun, karena aku kira, kau mampu membuat alpha itu mencintaimu. Tapi nyatanya, kau hanya seorang malaikat bodoh, membuka kedokmu yang sebenarnya di hadapan anak alpha tak berguna itu. Apa kau sudah gila? Hecate Mingyu?"

"Aku minta maaf."

Tidak ada balasan setelahnya, hampir 2 menit lamanya. Ruangan kosong itu terasa melompong. "Aku, hanya tidak ingin dia mati. Dia harus merawat ketiga anaknya. Hanya itu sebenarnya alasanku." lanjut Mingyu lagi.

"Aku tidak perduli dengan alasanmu. Jika dalam 10 hari, kau masih belum bisa mengambil hati alpha itu, kau akan ku tarik kembali ke sini."

Mingyu menggeleng panik, matanya bergetar, tidak, jangan—

JANGAN LAKUKAN HAL ITU.

Jaehyun,

Jaehyun bisa mati, jika sampai dirinya kembali ke sana. Surga. Tempat sesungguhnya dia berada.

"Aku akan membuat dia jatuh cinta padaku. Tapi tolong, jika memang aku tak bisa, pasangkan dia dengan orang lain, jangan buat dia mati-"

"Permintaan mu sangat mustahil, wahai HecateKu,"

"Sekarang kembali lah."

Mingyu terbangun dari tidurnya. Wajahnya terlihat sangat merah, berkeringat dan juga nafasnya tak beraturan.

Dirinya sudah mengetahui selak beluk Hecate. Ucapkan terima kasih kepada Jaehyun yang mengurungnya di perpustakaan, membuat dirinya hampir membaca semua buku buku kuno di setiap sudut ruangan kecil ini.

"Aku tidak bisa membiarkan Jaehyun mati. Tapi, aku juga tidak akan mampu bertahan lama, dengan kondisi tubuh asliku yang sudah hancur."

Dengan tergesa, pria cantik itu memasang cadarnya, membiarkan rambut hitam panjang miliknya terurai cantik. Di temani dengan satu hiasan naga, serta kalung biru. Yang entah darimana dia dapatkan.

"Tunggu, omega Mingyu-"

Mingyu melirik sekilas, kemudian mengangkat bahu acuh. Sedikit menegang kan memang, berlari di sekitar pack yang sebelumnya mengurung mu, tanpa perizinan.

"Omega Mingyu, berhenti-"

Para warrior yang di tugaskan menjaga Mingyu, sempat kewalahan. Tapi langsung menghentikan kejaran mereka, sesaat setelah Mingyu sudah berada di dekapan Jaehyun.

Mungkin sadar diri, 2 warrior itu lantas memutar balik tubuh mereka, dan bergerak menjauh.

"Apa yang sudah kau lakukan, omega Mingyu?"

Mingyu memutar tubuhnya, menghadap ke arah Jaehyun secara sempura. Mata kelam itu tampak menyelami pikiran sang alpha, sebelum akhirnya pria tampan itu tersadar, dan menutup mata Mingyu dengan telapak tangannya.

"Jangan berusaha mempengaruhi ku." kata Jaehyun tajam.

Mingyu terkekeh, lalu telinganya sedikit mendengar langkah gopoh dari arah belakang.

Seringai licik keluar dari sudut bibir Mingyu, tangannya yang lebih kecil dari Jaehyun itu, mencoba menepis tangan sang alpha. Lalu melirik dari sudut matanya.

Di sana ada Jeno, Jungkook, Chenle, serta kedua orang tua Jaehyun, oh yah, dengan beberapa pengawal. Kemungkinan besar, mereka semua ingin melibat apa yang terjadi, lalu kembali mengurungnya di dalam perpustakaan kecil itu.

Jaehyun menegang, mengetahui gerak gerik Mingyu yang tampak asing sekali.

Srek-

Bruk.

Mingyu yang hendak membuka cadarnya, lantas di halangi oleh tubuh Jaehyun. Alpha itu dengan cepat mendekap wajah sang omega di dadanya. Memastikan tidak ada satupun yang melihat wajah rupawan dari Mingyu.

"Kau- sialan, apa yang kau lakukan?"

Mingyu tersenyum miring, lalu hendak kabur dari dekapan Jaehyun, dirinya mempunyai rencana, memperlihatkan wajahnya kepada dunia. Dan yah, Jaehyun langsung panik tentu saja.

Hei, Mingyu itu rupawan, bagaimana jika semua orang terpesona padanya?

"PERGI KALIAN SEMUA!"

Bentakan sang alpha dominan tentu saja, tidak mampu di tolak oleh semua orang disana.

"Aku tanya sekali lagi, apa yang kau lakukan?"

Wajah cantik itu melembut, lalu mengunci manik Jaehyun dengan manik hitamnya. "Mencoba mencari perhatian mu? Mungkin. Alphaku."

























































Fyi. Jaehyun gak rela bagi bagi🙏 Mingyu hanya untuknya seorang, wkwkwk.

Dadahh❤️

Alpha [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang