t u j u h

588 128 3
                                    

t u j u h

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

t u j u h

GRANDPA'S GRAND WILL: WASIAT KAKEK

👴

Kiki mendapati kehadiran Kelvin di rumah Tommy ketika ia menginjakkan kakinya di anak tangga terakhir. Pria yang sudah tidak dilihatnya seminggu lebih ini masih persis seperti yang ada dalam ingatan Kiki--pria rapi dengan setelan kerjanya yang formal, serta rambut yang masih tertata rapi meskipun sudah cukup malam, dan jangan lupakan wangi semerbak parfumnya yang terasa enak dalam penciuman Kiki. Tipikal orang kaya yang bekerja di balik meja kayu jati.

Kelvin yang masih berada agak jauh dari Kiki langsung berjalan mendekatinya sambil mengamati Kiki dari atas ke bawah. Ia menepuk bahu Kiki ringan sebelum meraih tangan istrinya itu. Ketika kata 'istri' melewati benaknya, ia tersenyum ringan.

Senyuman Kelvin yang samar itu malah membuat Kiki merinding, ia tidak bisa menebak isi pikiran Kelvin.  

"Kukira kamu kabur setelah pernikahan kita, seperti yang sibuk diberitakan para wartawan selama seminggu terakhir ini karena tidak mendapati keberadaanmu di sekitarku." Kelvin meremas tangan Kiki sebelum meraihnya ke dalam pelukan, yang sebenarnya tidak perlu dilakukan. Namun, entah kenapa ia ingin mengerjai Kiki setelah melihat istrinya itu bergidik ringan tadi. Bukan itu yang ingin didapatkannya setelah melihat Kiki untuk pertama kalinya setelah malam pernikahan mereka. 

Benar. Tindakannya berhasil mengerjai Kiki, terlihat jelas dari Kiki yang berusaha lepas dari pelukannya. Bukannya melepas pelukannya itu, Kelvin malah mengunci pelukan mereka lebih erat dari sebelumnya. "Terima kasih karena sudah tidak kabur, melainkan bekerja keras selama seminggu penuh untuk membantu perekonomian rumah tangga kita."

Kiki semakin bergedik ngeri mendengar kalimat yang diartikannya sebagai salah satu bentuk sarkasme, meluncur keluar dari bibir Kelvin yang biasanya ketus dan menyebalkan. Apa ini sifat Kelvin yang sebenarnya?

Kiki masih berusaha meronta lepas dari pelukan Kelvin. "Untuk apa aku kabur ketika aku bahkan tidak melakukan kesalahan apa pun atau bahkan berhutang padamu. Lagipula, tidak menguntungkan bagiku untuk kabur. Kamu bisa mengetahui keberadaanku dalam sekian menit, seperti yang sudah biasa kamu lakukan kepada orang lain. Dan sepertinya sudah kamu lakukan, karena kamu tahu aku menghilang untuk bekerja."

Kelvin mengangguk-anggukkan kepalanya, tertarik dengan perkataan Kiki yang baru saja didengarnya. "Ternyata kamu tahu cukup banyak hal tentangku. Kukira kamu tidak peduli sama sekali. Jadi, kenapa kamu tidak mengabariku tentang pekerjaanmu itu?"

"Kenapa kamu mengharuskanku untuk mengabarimu jika kamu bisa terlebih dulu menanyakan kabarku, seingatku, kamu punya nomor teleponku," balas Kiki ketus. Ia sudah berhenti meronta karena sibuk membalas pertanyaan Kelvin yang menyebalkan.

Grandpa's Grand Will: Wasiat KakekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang