s e p u l u h

962 138 30
                                    

s e p u l u h

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

s e p u l u h

GRANDPA'S GRAND WILL: WASIAT KAKEK
👴

👴please leave votes and comments <3👴

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👴
please leave votes and comments <3
👴


Terbayang kembali oleh Kiki malam itu yang berhasil membuatnya bergidik ngeri. "Huh! Benar-benar berbahaya, aku harus segera menemukan ide baru sebelum Kelvin melakukan ide briliannya itu," kata Kiki pada dirinya sendiri. Ia menopangkan dagu pada meja yang didudukinya di Kafe BlackBean.

Segera setelah dirinya bangun dari tidur yang tidak nyaman sama sekali meskipun kasur mereka sudah terpisah, Kiki langsung keluar dari rumah Kelvin setelah berdandan seadanya. Ia bahkan tidak menunggu Kelvin bangun untuk sekedar berpamitan. Jujur saja, untuk apa dirinya berperilaku sopan jika Kelvin adalah penyebab dirinya kurang tidur selama dua hari belakangan?

Kiki mengetuk-ngetuk jari tangannya yang ramping ke atas meja sembari mendengus. Otaknya kosong, terlalu pagi untuk berpikir keras. Ditambah lagi, belum ada setetes kafein pun yang mengalir dalam tubuhnya.

Tidak lama kemudian, secangkir kopi jeruk hangat disajikan dihadapannya dengan suara yang dikenali Kiki sebagai suara Michail. "Apa yang membuatmu pagi-pagi sudah ada di sini? Tidak biasanya," tanya Michail, manajer Kafe BlackBean yang menjadi teman baiknya setelah Kiki memutuskan jika Kafe BlackBean adalah tempat santai favoritnya. 

Kopi jeruk dari kafe ini adalah minuman favorit yang harus selalu ada di hadapannya setiap pagi sebelum memulai hari. Jika dirinya senggang seperti hari ini, maka dirinya yang akan langsung datang untuk minum sekaligus menikmati suasana jalan raya yang bisa langsung diamatinya dari Kafe BlackBean. Dan sebaliknya, jika dirinya sibuk, maka Donna yang akan menyempatkan diri untuk datang membelikannya kopi. 

"Hanya ingin bersantai seperti biasa," jawab Kiki, berusaha untuk tidak membocorkan masalah rumah tangganya. Ia sudah mempelajari dengan sangat baik jika kehidupan pribadinya tidak pernah boleh bocor dari bibirnya sendiri. Dikarenakan hal tersebut akan langsung menjadi alasan bagi orang-orang untuk mengatainya di belakang tubuhnya sendiri.

Grandpa's Grand Will: Wasiat KakekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang