s e m b i l a n

628 117 12
                                    

s e m b i l a n

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

s e m b i l a n

GRANDPA'S GRAND WILL: WASIAT KAKEK
👴

"Benar. Tidak bisa dipungkiri. Terima kasih sudah memberiku ide brilian lainnya."

Sejak tadi malam, kalimat Kelvin terngiang-ngiang dalam pikiran Kiki. Meskipun mereka berdua sudah tidur di atas kasur yang berbeda terpisahkan oleh nakas kecil, Kiki tetap tidak bisa tidur dengan tenang sesuai harapannya. Ia terus memikirkan kemungkinan yang akan dilakukan oleh Kelvin. Kenapa suaminya itu harus mengatakan sesuatu yang mengusik pikirannya?

Jujur saja, Kiki memiliki firasat buruk.

Apa besok Kelvin akan mengembalikan kasur mereka menjadi satu seperti kemarin?

Ketika kemungkinan itu terlintas dalam pikirannya, Kiki langsung menggigit bibir dalamnya karena menyesal. Kenapa ia tidak langsung menyumbangkan kasur itu kepada orang lain? Kenapa ia harus menyimpan kasur itu di kamar lain? Dasar... sifat pelit memang tidak pernah cocok untuk dirinya.

Ingatannya langsung kembali ke tadi malam, alasan terkuat bagi Kiki untuk memisahkan tempat tidur mereka.

👴

Kiki menyandarkan punggung pada kepala ranjang, mencoba mengikuti Kelvin yang tengah sibuk menonton film terbaru melalui saluran film berbayar di televisi. Sesungguhnya ia sudah sangat mengantuk hingga matanya terasa sangat berat, namun Kiki tetap berusaha untuk terjaga. Ia tidak boleh tidur malam ini, Kelvin sangat berbahaya, apalagi hanya ada satu kasur di kamar ini yang mengharuskan kini Kiki dan Kelvin berada di atas ranjang yang sama.

Kelopak mata dan kepala Kiki kembali terasa berat. Bahkan ia sempat jatuh tertidur untuk beberapa saat sebelum terhentak bangun saat merasa dirinya hampir jatuh dari tepian kasur. Iya, dirinya duduk di tepi kasur, sangat tepi malah hanya untuk menghindari Kelvin yang sebenarnya juga sudah cukup jauh karena kasur mereka yang terbilang cukup luas untuk berdua.

Ketika Kiki berusaha untuk memperbaiki posisi duduk serta mengembalikan kesadarannya, ia mendengar suara berat Kelvin. "Kusarankan padamu, lebih baik lima menit lagi, kamu pura-pura jatuh tertidur. Tidak nyaman tidur dengan posisi duduk seperti itu. Aku akan pura-pura tidak memberikanmu saran ini."

Kelvin menatap ke arahnya dengan senyuman lebar yang amat menyebalkan. Senyum tipis dengan lesung pipi itu... benar-benar seperti tengah menggodanya. Ia tidak boleh lengah karena senyuman itu, ia tetap harus fokus pada perkataan Kelvin!

Kiki mendengus kemudian melipat kedua tangan di depan dada. Rasa kantuk yang sedari tadi menyerangnya sudah tidak terasa lagi. "Kamu konyol sekali," kata Kiki sambil membaringkan dirinya, memunggungi Kelvin yang terakhir kali dilihatnya tengah meraih remot untuk mematikan televisi.

"Kamu yakin akan tidur setepi itu?" tanya Kelvin. Ia menatap punggung kecil Kiki sebelum selimut tebal yang ada di atas kasur mereka ditarik oleh Kiki untuk menyelimuti dirinya sendiri. Istrinya itu bahkan tidak menyisakan sedikitpun bagian dari selimut yang sangat luas itu untuk dirinya.

Grandpa's Grand Will: Wasiat KakekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang