4. Arya

15 2 0
                                    

Di tulis
08 Maret 2022

~ARYA SAMANTHA~

Arya Samantha anak terakhir dari 2 bersaudara yang membuatnya cukup di manja oleh orang tua nya saat dia di rumah. Motor, tas, sepatu, baju, celana, sampai ke sikat gigi mama tersayang lah yang membelikannya. Arya sangat jarang membeli pakaian untuk dirinya sendiri, bisa di katakan 90% pakaian yang di lemari Arya itu di belikan oleh oran tua nya.

"bang Arya, gua balik" ucap cakra yang baru saja kembali dari liburan panjang nya, Cakra masuk ke dalam kamarnya dan Ezra menaruh tas nya lalu ke dapur membuat kopi susu hangat untuk menghangatkan tubuhnya yang di terjang dingin nya angin malam.

"Wih, bikinin gua juga dong" Arya keluar kamarnya dengan berbalut jaket tebal, cakra terkekeh melihat orang yang 1 tahun lebih tua darinya itu menggigil karena malam itu udara benar-benar sedang sangat dingin.

Cakra pun membuatkan 1 kopi susu hangat untuk Arya yang saat ini sedang bersiap menggoreng sosis.

"Si Ezra kaga balik?" Tanya cakra saat sudah duduk di kursi yang tersedia di meja makan sambil meletakkan 2 cangkir minuman yang dia olah tadi.

"Kaga, dia lagi ada perlu di rumah temennya, mungkin besok baru balik" jawab Arya sambil menaru sosis-sosis itu di piring.

"Gimana kerjaan lo?" Cakra bertanya sambil meniup kopinya.

"Nyaman aja sih" jawab sang lawan bicara seadanya sambil menaruh piring berisi sosi di meja makan. Setelah Arya duduk hanya ada keheningan yan menghampiri mereka, hanya ada bunyi garpu yang beradu dengan piring.

"Gua sakit" pengakuan Cakra membuat Arya langsung menengadah melihat orang yang duduk di depan nya itu sambil menyumpal sosis yang dia bawa tadi. Sedangkan orang yang melakukan pengakuan hanya terkekeh melihat mata Arya yang melotot hampir keluar dari tempatnya.

"Jangan kaget gitu bang, kan lo tau sendiri gua dari kecil emang sakit-sakitan. Ezra yang pertama tau tentang penyakit baru yang gua derita "

"Sakit apa?" Tanya Arya sambil meminum kopi nya sambil sedikit melirik pada cakra.

"Kanker"

Rasanya Arya ingin sekali memeluk Cakra, setau Arya penyakit itu sangat sulit untuk di sembuhkan, Arya tidak menanyai lebih lanjut, dia berdehem lalu mengatakan.

"Lo tau, cuma lo yang bisa bikin diri lo sembuh, berdoa pada tuhan menjadi hal utama yang harus di lakukan, jangan cemas tentang penyakit lo, lo bakal baik-baik aja selama pikiran lo juga baik-baik aja"

"Iya bang gua tau itu, awalnya gua juga cemas tentang ini, tapi dokter bilang jangan cemas karena kesembuhan itu tergantung tuhan dan diri gua, makasih buat kata-kata nya haha" ucapan cakra dengan di selingi kekehan di akhirnya membuat Arya yang mendengar tersenyum simpul, senyuman yang terkesan mengatakan pada Cakra bahwa semua akan baik-baik aja.

Setelah acara menghangatkan diri dengan kopi susu hangat dan sosis goreng, mereka berdua pergi ke kamar masing-masing. Dengan banyaknya hal yang berkecamuk dalam pikiran mereka, mereka tertidur hanya dengan memejamkan mata beberapa detik.

Bunyi ribut di luar membangunkan cakra yang sedang tidur pulas, dia melihat jam di hp nya lalu langsung bangun dan membuka pintu yang dia kunci dari dalam.

Pamit : sang cakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang