7. Side Story 2

13 2 0
                                    

Di tulis
Sabtu, 05 Maret 2022

Arya pulang ke apartemen, setelah mandi dan makan malam arya duduk di balkon kamarnya sambil mendengarkan lagu-lagu di playlist nya.

Ezra :"tumben duduk di balkon" ucap ezra datang dengan seputung rokok yang sudah habis setengah di tangannya.

Arya :"jangan sembarangan ngerokok" arya bukan perokok karena dia tau akibat yang di dapat dari merokok.

Ezra mematikan rokoknya lalu membuangnya ke tempat sampah di balkon itu, duduk di kursi sebelah Arya lalu menghela nafas kasar.

Arya :"lu balik rumah?"

Ezra :"nggak, males" jawaban ezra sangat lah arya hapal, karena arya sendiri juga males balik ke rumah.

Pada akhirnya tidak ada pembicaraan lagi, mereka duduk termenung dengan pikiran masing-masing.

Arya :"waktu kecil gua pengen cepat dewasa, pas dah dewasa malah pengen jadi anak kecil lagi" ucap Arya tiba-tiba di akhiri dengan kekehan.

Ezra :"gua juga pengen jadi anak kecil lagi, rasanya banyak hal yang ingin gua ubah dan perbarui"

Arya :"namanya juga takdir"

Inilah Arya dan  Ezra pembicaraan nya tidak akan jauh-jauh dari masa lalu maupun masa depan, apalagi di atas balkon dengan pemandangan lampu kota dan lagu lagu yang terputar menghantarkan pikiran-pikiran mereka berkelana jauh ke masa lalu.

"Panggil dia" ucap seorang wanita pada anak balita yang masih berusia belum genap 2 tahun itu.

"Panggil gimana ma?" Tanya nya pada sang mama

"Panggil Arya" ucap nya

"AYA!" Anak balita itu mrmanggil anak yang terlihat lebih besar sedikit darinya itu di pelataran rumah nenek nya.

"Abang za" ucap mama nya lagi kepada anak yan duduk di sebelahnya.

"ABANG!" Panggil nya lagi

Panggilan itu tentu saja membuat telinga anak laki-laki kecil yang masih berusia 3 tahunan itu untuk melihat ke arah mana suara itu berasal, namun kaki nya masih enggan meninggalkan halaman rumah nya.

"Panggil nya abang arya za"

"ABANG AYA"

merasa terpanggil akhirnya anak laki-laki itu melalangkahkan kaki nya melewati jalanan dan semua nya berawal dari sana, 2 anak laki-laki yang bahkan tidak sekalipun mereka ketahui bagaimana takdir mereka ke depannya.

Arya terkekeh lagi kalo mengingat waktu-waktu yang dia habis kan bersama Ezra.

Arya :"ingat gak dulu lo manggil gua berulang kali, Aya, abang, bang aya, abang aya"

Ezra :"yeew di ingetin, kalo di ingat-ingat lagi ngakak sih, siapa yang nyangka anak kecil yang cuma bisa a i u e o kek lo sekarang jadi pembicara yang handal" Ezra tertawa keras dengan penuturannya.

Arya :"anj, siapa yang nyangka orang yang gendut dekil kek lo jadi kek sekarang, walaupun gak gendut lagi tetap dekil sih"

Ezra :"bego, gua ganteng dari kecil yah"

Arya :"gua punya loh foto waktu lo kecil" ucap nya sambil menaik turunkan alisnya menyebalkan.

Ezra menampol kepala kakak sepupunya itu karena kesal melihat wajah menyebalkan nya.

Arya :"kok di tampol bajing"

Ezra :"muka lo minta di tampol"

Mereka pun tidak bicara lagi, hanya mendengarkan musik sambil melihat pemandangan di depan nya.

Pamit : sang cakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang