8. Side story 3

13 2 0
                                    

Di tulis
Sabtu, 16 April 2022

Semuanya tampak sama, tampak mudah namun sulit. Pertanyaan tentang bagaimana melewati masa kini untuk menuju masa depan selalu membuat cakra terjaga di sepanjang malam.

Cakra selalu berpikir bagaimana dia hidup ke depan nya, bagaimana diri nya melewati hari-hari yang terasa semakin berat. Sekarang cakra mengerti kenapa Arya bilang hidup di dunia dewasa itu tidak semudah seperti imajinasi nya.

Sekarang hidup cakra berputar pada rumah-apart-rumah sakit.

Cakra :"kapan gua sembuh nya dah" ucap cakra sambil melihat langit-langit kamarnya.

Cakra saat ini berada di apart sendirian karena dia masih penganguran, sedangkan teman-temannya sudah mendapatkan pekerjaan yang lumayan bagus.

'Reyhan kerja di perusahaan nya sambil kuliah, Ezra kerja full time dengan gaji yang lumayan, belum lagi malamnya dia kerja bantu sepupunya, abang nya Arya. Dan Arya sendiri udah siap-siap berangkat ke seoul, korea karena dapat beayasiswa. Gua?, pengangguran penyakitan yang gak punya skill apa², mau kuliah tapi ngerepotin keluarga gua, ayah mana mau biayain, takut istri gitu'

Itu lah yang ada di pikiran cakra saat ini, pada akhirnya cakra menyelami masa lalu yang tersisa di pikirannya.

Flashback

"Mama!" Panggil anak usia 4 tahun sambil berlari menuju teras rumah nya.

"Mama, mau jajan" ucap nya lagi.

"Ah, dia manggil mama?, gak kaka?" Tanya seseorang yang saat itu duduk di teras rumag bocah 4 tahun itu.

"Dia itu bukan mama kamu, harusnya kamu manggil kaka" ucap perempuan itu yang di tunjukkan untuk cakra.

"Kenapa?"

"Mama kamu yang di sana, yang di sini kaka kamu" ucap nya sambil menunjuk kuburan di samping rumah nya itu.

"Terserah cakra dong ini mama cakra"

Setiap saat, cakra lalui dengan fakta fakta yang terungkap sedikit demi sedikit.

"Jadi kakek jenggot itu abahnya cakra?, bukannya abah nya cakra itu abah, cakra gak mau kakek jenggot jadi abahnya cakra, abah nya cakra itu abah" ucap nya pada san ayah yang mencoba menjelaskan tentang kehidupan anak yang kini berusia 6 tahun itu.

"Mama, boleh gak sih cakra kangen. Walaupun cakra gak tau gimana rupa mama, cakra kangen. Cakra pengen ketemu" ucap cakra berusia 10 tahun pada makam yang berada di samping rumah nya.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Astaga!, tu anak ngapa minta duit terus sih, baru beberapa hari yang lalu minta duit juga, mana minta baju smp bekas anak gua lagi, beli sendiri lah. Uang 600.000 kemarin masih kurang apa gimana"

Cakra yang ada di ruang tamu bersama dengan mamanya hanya bisa menghela nafas, mendengar teriakan dan makian dari ibu tirinya itu, seandai nya ekonomi mama dan abahnya gak sulit dia juga gak mau datang ke rumah kakek jenggot dan istrinya.

"Nih duit, lo gak usah dateng lagi, lo sekolah paling juga main-main mending gak usah sekolah, lo gak bakalan jadi apa-apa juga"

Ucap ibu tirinya itu sambil menyodorkan uang 300.000, sementara ayah kandung nya hanya diam tanpa suara.

Kehidupan SMP nya pun tidak terlalu banyak kenangan.

"Hahahaha, selamat ulang tahun, hari ini ulang tahun lo kan, nerd" ucap seorang siswa yang menyiramkan se ember penuh air got bercampur terasi dan telor.

Pamit : sang cakrawalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang