Chapter 11: Temukanlah Aku Kembali

70 8 0
                                    

Sekarang, kita berada di chapter terakhir dari tulisan ini. Maaf jika matamu lelah karena membaca tulisanku yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Ini adalah tulisanku yang terakhir mengenaimu, aku sudah mulai melihat rumah 'kosong' yang kumaksud pada chapter awal.

Usahamu untuk sembuh tentu saja tak mudah dan tak sebentar. Apalagi, ada banyak hal yang harus kamu urus dalam kehidupanmu selain trauma itu. Aku tau, kamu adalah orang sibuk yang pastinya memikirkan banyak hal lain, tapi kumohon, lakukanlah apapun untuk menyembuhkan trauma itu.

Aku tau, kamu bisa. Ibarat kata, kamu sedang berjalan di sebuah jalan yang lurus dan panjang. Tak berkelok-kelok, hanya jalan yang lurus, tapi membutuhkan banyak kesabaran untuk terus melangkah sampai kamu tiba di tujuan.

Aku tau, aku bukan siapa-siapamu lagi. Namun, kumohon dengarkan aku mengenai yang satu ini. Pada detik ini, aku masihlah aku, orang yang selalu khawatir akan apapun tentang dirimu. Setelah aku meninggalkan tulisan ini, aku juga akan meninggalkan semua kekhawatiran itu. Maka, dengarkan aku sekarang. Kuharap, kamu masih mau mendengarkanku, meskipun kita tak ada hubungan apapun lagi.

Aku pun akan berjalan di jalanku. Kita sama-sama berjalan, tapi rutenya berbeda. Biarkanlah aku meninggalkan semua kenangan yang kita punya dan masuk kembali ke rumah lamaku yang tak pernah kamu injak sama sekali. Biarkanlah semua hal yang kutanggung di pundakku ini, yaitu rasa cinta, rasa rindu, rasa khawatir, dan rasa peduli yang bertuan padamu kutinggalkan di perjalananku, kubiarkan berserakan di jalanan.

Rumah lamaku ini hangat, tapi kosong. Namun, semua itu lebih baik daripada aku harus tersiksa akan perasaanku yang masih mengharapkanmu. Kenapa aku tak bertahan dengan perasaan ini? Karena kamu belum tentu akan kembali. Aku pun bukanlah Christina Perri yang sanggup menunggumu seribu tahun lagi.

Maafkan aku jika kamu kecewa karena alih-alih menunggumu, aku justru berniat untuk pergi dan melupakanmu. Terkadang, semua orang harus egois. Inilah bentuk keegoisanku. Kulakukan ini untuk melindungi diriku sendiri. Kuharap, kamu bisa mengerti perasaanku dan bagaimana rasanya berada di posisiku.

Namun, kuberitahu. Siapa yang mengatakan melupakan berarti tidak sayang lagi? Aku hanya akan melupakan 'kita' di masa lalu sebagai pertahanan diriku, tapi belum tentu aku bisa menyapu bersih perasaan ini.

Bolehkah aku meminta sesuatu kepadamu? Aku tau, aku yang bukan siapa-siapa bagimu ini sudah terlalu banyak menuntut, tapi dengarkanlah permintaan terakhirku.

Jika suatu saat, rute dari perjalananmu ternyata mengarahkanmu kepada barang-barang yang kutinggalkan di perjalananku, kemasilah dan temukanlah aku. Entah rumah lamaku ini masih kosong atau tidak, datangilah aku. Sapalah aku. Jika aku masih sendiri, peluklah aku. Jika aku sudah bersama orang lain, rebutlah aku. Jika kamu tak berniat menyapaku pun tak apa-apa, lupakanlah aku.

Kuharap, kamu tak terlambat. Karena jika kamu terlambat dan aku terlanjur nyaman dengan orang baru, kupikir itu bisa berbahaya bagimu.

Aku tau, permintaan ini berat bagimu. Namun, jika saja perasaanmu masih sama dan kamu masih menginginkanku, datanglah menemuiku. Aku takkan menghabiskan hari-hariku untuk menunggumu datang, tapi jika suatu hari kamu datang menemuiku, mungkin bunga-bunga yang sudah tertindas layu di hatiku bisa saja kembali bermekaran meskipun musim belum berganti.

Oh, aku sudah sampai di rumah lamaku. Sudah saatnya aku meninggalkan tulisan ini.

Aku tau, kamu bisa melewati semuanya. Tuhan bersamamu. Do'aku pun selalu memelukmu. Aku percaya, kamu pasti bisa membunuh semua negativity yang selalu mendekapmu sampai membuatku sesak napas. Sampai saat itu tiba, teruslah berjalan dan jangan berhenti. Ikuti rutemu, jangan tersesat.

Kalaupun jalanmu buntu, putarlah arahmu dan temukan jalan yang bisa menuntunmu ke tujuan awalmu. Semuanya pasti ada jalan, semesta tak sejahat itu untuk membuatmu tersesat. Semesta itu baik, sama seperti penciptanya. Kalaupun dia jahat dan membuatmu tersesat, kuharap dia menjadikan aku sebagai orang yang menemukanmu.

--------------------------------------------

Jalan Pulang ke Rumah,
20 Des 2021,
end.

Jalan Pulang ke RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang