Chapter 3

735 171 4
                                    

"Hah? Kenapa tidak ada?"

Click click click

Desyca terus menggerakkan jarinya pada keyboard laptop miliknya. Saat ini dia sedang membuka laman web pencarian, Google, dan mencari soal buku milik Nawra.

'Aneh, kenapa tidak ada?'

Buku ini jelas buku cetakan, seharusnya ada di internet. Atau malah buku ini sudah tidak dijual ya? Tapi kan seharusnya tetap ada artikel yang bersangkutan.

<Kelahiran Pahlawan>

Judulnya terdengar sangat simpel. Namun itu terlalu simpel untuk novel setebal ini. Mengeceknya lagi, Desyca menelpon Nawra.

"Halo kakak."

"Ah, Nawra. Apakah ini judulnya benar-benar <Kelahiran Pahlawan>? Aku tidak menemukannya di manapun di google."

"Hmm, judulnya memang itu kak. Tapi itu cuma ringkasan dari semua serinya."

Desyca menajamkan telinganya mendengar informasi baru yang sepertinya Nawra lupa sampaikan kepada dirinya.

"Maaf kak aku lupa, sebenarnya itu novel ringkasan yang merupakan terjemahan dari bahasa lain Sepertinya seri terjemahan Indonesia nya sudah tidak ada. Sekali lagi maaf kak😭"

"..."

Desyca tidak mempercayai apa yang baru saja dia dengar. Lalu jika seperti ini, harus bagaimana?? Desyca bertanya-tanya kenapa juga tadi dia menerima untuk memegang buku ini dan membawanya pulang ke rumah.

"Bukankah jika seperti itu sudah tidak ada jalan lain?"

"..."

Sepertinya Nawra tidak bisa membalasnya, karena itu merupakan fakta.

"Hahh... Sudahlah, aku tidak mau tau, aku akan mengembalikannya lagi kepada m--"

"Waitt! Hold on! A-Aku sedang tidak berada dirumah!"

"Kalau begitu aku bisa menitipkannya ke orang dirumah kan?"

"Aku akan mati kalau orang tuaku melihat kondisi buku itu!!"

Ah--

Desyca lupa jika orang tua Nawra adalah maniak buku. Ckckck. Kasihan sekali. Sepertinya nasibnya sedang berada diutas tali. Entah akan diterkam oleh guru BK atau malah orang tuanya.

"Hah.. yasudah lah,  besok aku akan berbicara dengan guru itu. Kau bisa tenang."

"Hikssss makasih Kaka😭"

Panggilan telepon pun terputus. Desyca hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tingkah adik kelas kesayangannya. Dia meletakkan ponselnya disebelah laptop yang masih memperlihatkan laman pencarian.

Desyca merasa itu tetap terasa janggal. Buku ini tampak seperti buku yang lumayan baru. Dan jika ini buku terjemahan, seharusnya tetap akan ada jejaknya di internet. Desyca menggunakan semua laman pencarian dan hasilnya sama.

<Kata kunci yang Anda cari tidak ditemukan>

"Hmm..."

Desyca melirik jam.

17.00

Ini baru jam 5 sore, dan biasanya Cale akan datang sekitar jam 7 atau 8 malam. Melihat waktu masih lama, Desyca bersandar di kursi dan meregangkan tangannya ke atas.

"Engggg, tubuhku pegal semua."

Mumpung masih jam segini, Desyca berdiri dari posisinya dan bersiap untuk mandi. Enaknya saat badan pegal-pegal seperti ini adalah berendam di air hangat.

We Just Friend! Right? [TOTCF Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang