Chapter 1

1.1K 204 7
                                    

"..."

"..."

Sekarang Cale dan gadis asing itu menatap satu sama lain. Cale memasang ekspresi tidak percaya saat melihat kembali ke tubuhnya, sementara gadis itu mengerutkan keningnya.

"Jadi kau belum mati?"

"Tentu saja belum! Seingatku aku hanya tertidur, dan berakhir bangun disini." Cale tidak perlu menambahkan bagian dia bertemu ibunya kepada gadis asing ini.

Gadis asing itu, Desyca, menatap anak laki-laki berambut merah ngejreng didepannya dengan penuh tanda tanya. 'Dia mengaku bukan hantu namun pakaiannya..'

Pakaian anak laki-laki itu terlihat seperti pakaian bangsawan barat abad pertengahan, yang TENTU SAJA tidak akan ditemukan di era modern ini.

Hahh..

Cale melihat gadis asing itu menghela napasnya.

"Kalau begitu ayo duduk dulu."

Desyca duduk di sofa didalam kamarnya, Cale duduk di seberangnya. Mata berwarna cokelat kemerahan dan hitam saling bertabrakan. Desyca mengawali pembicaraan.

"Oke... Kalau begitu, siapa namamu, dan tahun berapa saat kamu.. emm, ya.. tidur?" Desyca kesulitan menyebutkan soal perkara tidur, mungkin karena dia masih mengira jika anak laki-laki ini adalah hantu bangsawan barat yang tentu saja seharusnya sudah mati namun tidak sadar.

Cale memberikan namanya. "Cale Henituse, tahun 773."

Hm?

Hm??

Wehhh??

"773!?"

Cale merasa aneh saat gadis itu terlihat sangat terkejut. "Ada apa dengan reaksimu? Memang sekarang tahun berapa?"

"2011.."

".."

Cale speechless.

...

"Hei, benda apa itu?"

"Hei, bagaimana cara membaca ini?"

"Bahasa apa yang sedang kau tulis?"

"Apa benda kecil itu?"

"Bagaimana cara menggunakan benda ini?"

Desyca mengambil napas dalam-dalam dan menghembuskannya. Dia menahan dirinya untuk tidak menancapkan bolpoinnya ke dinding atau ke meja belajarnya.

Sedari tadi, anak laki-laki yang bernama Cale ini terus menanyakan hal ini-itu. Sebenarnya nggak salah bertanya, tapi Desyca sedang punya PR yang harus ditumpuk besok, Desyca sudah meminta Cale untuk menutup mulut dulu.

Sayangnya..

"Ayo lah, kau bisa menulis sambil memberikan ku jawaban."

Desyca bisa gitu sebenarnya, sayangnya dia ini lagi ngerjain matematika 🙂

Apalagi otaknya yang pas-pasan ini cuma bisa ngerjain matematika kalau fokusnya sudah 100%. Tapi karena sejak tadi Cale mengganggu, Desyca bahkan belum bisa mengerjakan satu soal pun.

"Hei, baga--"

Saat kesabarannya sudah habis, Desyca melemparkan handphone nya ke kasurnya. Tanpa berbalik, dia menyuruh Cale untuk memakai handphone nya saja untuk mencari tau atau bermain game.

We Just Friend! Right? [TOTCF Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang