Setelah ia menceritakan tentang penyakit yang ia hadapi, Amanda mulai tau kondisi Anantasia dan Amanda berjanji pada dirinya sendiri agar menjaga Anantasia lebih baik lagi.
"Aku pulang dulu ya.." Anantasia berpamitan dengan sahabatnya
"Iya jaga dirimu sendiri" kata Amanda
"Siap nyonya" Anantasia memperagakan layaknya sedang upacara bendera.
" Dari mana aja kamu baru pulang sekarang?" Tanya ayahnya tanpa menoleh kearah Anantasia
"Aku dari rumah Amanda" Anantasia tersenyum simpul
Ayahnya hanya diam entah apa yang ada dipikirannya mungkin tentang tadi pagi atau?...
"Yaudah aku mau ke kamar dulu.." Anantasia bergegas menuju kamar dan tanpa ia sadari ayahnya menatap Anantasia sendu..
Selesai mandi Anantasia duduk ditepi kasurnya dan ia terkejut karena ayahnya tiba-tiba masuk sambil tersenyum.
"Ayah?.."
Tanpa aba-aba ayahnya langsung memeluk dirinya dengan erat sambil menangis tersedu-sedu, Anantasia tidak berani bertanya ia membiarkan ayahnya memeluknya sampai ayahnya mulai berhenti menangis dan siap untuk bercerita.
"Maafin ayah.." bisik lirih dari ayahnya membuat Anantasia terkejut dan diam
"Ayah kenapa minta maaf?.." tanya Anantasia sambil melepaskan tangan ayahnya yang memeluk dirinya
"Maafin ayah yang gak percaya sama kamu" kata ayahnya menyesal saat Anantasia menatap manik mata ayahnya ia tidak melihat adanya kebohongan dan sepertinya ayahnya benar-benar menyesal.
"Aku udah maafin ayah kok" kata Anantasia sambil tersenyum.
Lalu Anantasia mengusap air mata ayahnya yang mengalir.
"Ayah kan pernah bilang kalau ada seseorang yang berbuat salah lebih baik dimaafkan, dan begitu dengan ayah jika ayah ada salah dengan aku, aku bakal maafin ayah dan gak pernah benci sama ayah.."
"Tapi..., kamu mau gak kita pindah ke Amerika?" Tanya ayahnya tersenyum
"Hah? Terus gimana sama sekolah aku?" Tanya Anantasia yang terkejut buka main, karena sebentar lagi ia akan ujian kenaikan kelas.
"Sehabis ujian gimana" tanya AyahnyaAnantasia harus berfikir dua kali sebelum ia memiliki keputusan. Anantasia tidak tega meninggalkan sahabatnya, mau gimana pun juga mereka sahabat yang selalu membuat ia tertawa dan melupakan semua masalah yang dihadapi.
"Aku pikirkan dulu yah.." kata Anantasia sambil tersenyum kecil
"Baiklah ayah tunggu sampai kamu mau bicara, kalo gitu ayah kebawah dulu"
"Iya yah.."
Anantasia hanya bergeming ditempatnya..
*Apa aku bilang ke mereka?* Batinnya Anantasia, saat dirinya sedang memikirkan sesuatu tiba-tiba Anantasia terkejut karena hidungnya mengeluarkan darah, ia ingat hari ini ia tidak minum obat"Hais, aku lupa minum obat" kata Anantasia sambil membersihkan darah di hidungnya dan secepatnya ia mengambil minuman dan obatnya dan meminum obatnya.
Lalu ia berjalan menuju laci dan dirinya menatap foto keluarganya dan seorang laki-laki yang beda tiga tahun dengan dirinya.
"Kak d-dareen.." Anantasia menangis, ia merindukan sosok kakak laki-lakinya yang telah meninggal sejak dua tahun yang lalu karena kecelakaan yang menimpa kakaknya itu.
Anantasia memeluk foto kakaknya dengan rasa rindu yang melanda perasaannya.
"Kak, tasia kangen banget sama kakak, kakak kenapa pergi dari sini aku mau ketemu kamu.."
Sebenarnya Anantasia bukan anak tunggal ia mempunyai seorang kakak laki-laki yang sangat menyayangi adiknya, keluarganya menyembunyikan hal ini dari semua orang
"Kakak sebentar lagi ulang tahun yang ke 20 tahun tapi sekarang kakak meninggalkan semuanya yang tersisa cuma kenangan yang tak akan pernah menghilang dari pikiranku" kata Anantasia sambil tersenyum
Flasback 2 tahun yang lalu..
"Kak.." panggil Anantasia yang berusia lima belas tahun"Apa? Sini duduk dulu" kata lelaki berwajah tampan yang bernama Dareen Alzetta Narendra.
"Kakak aku mau keluar dulu kakak mau dibeliin apa?" Kata Anantasia sambil tersenyum manis
"Gak usah, nanti kakak beli aja sendiri" kata Dareen dengan menolak halus
"Kak" Anantasia mempoutkan bibirnya dan menatap kakaknya manja
"Haha, kamu mau uang?" Anantasia mengangguk pelan
"Emang uang kamu kemana? Bukannya udah kakak kasih kemarin?" Tanya Dareen
"Aihh, uang aku kan habis" Anantasia cemberut, kak Dareen yang gak bisa liat adiknya cemberut akhirnya mengasih beberapa lembar uang yang bernilai lima puluh ribu rupiah.
"Makasih kakak, makin sayang deh" kata Anantasia memeluk tubuh kak Dareen dan tidak lupa mencium pipi kakaknya
"Iya kamu mau ketemuan sama sahabat mu?" Tanyanya, Anantasia mengangguk sambil tersenyum manis
"Yaudah hati hati ya kalo mau nyebrang lihat kiri kanan dulu!" Kata kak Dareen teriak saat Anantasia berjalan menuju keluar, Anantasia hanya mengacungkan jempolnya ke arah kak Dareen
Saat Dareen pergi keluar niatnya ia ingin membeli makanan untuk dirinya dan adiknya, tapi ia melihat ada adiknya sedang berjalan di tepi jalan, saat Anantasia ingin menyeberang Anantasia tidak tau bahwa ada mobil yang melaju kencang ke arahnya. Dareen yang melihatnya langsung berlari ke arah Anantasia dan langsung mendorong tubuh Anantasia sampai ke tepi jalan. Anantasia pingsan karena terbentur batu, dan Dareen meninggal saat itu juga.
Flasback off
Anantasia hanya mau dipeluk oleh kakaknya saat dirinya sedang kondisi down, baginya pelukan kakaknya adalah salah satu dirinya bisa bangkit dari keterpurukan yang ia jalani. Ada saatnya orang-orang yang kita sayangi akan pergi ke perjalanan yang panjang dan meninggalkan kenangan yang indah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Pesan Dariku.
Teen FictionGadis cantik yang berkenalan dengan 7 laki-laki yang berparas tampan, awalnya gadis itu tidak berniat mendekati tapi karena sikapnya yang begitu lembut akhirnya gadis itu terperangkap dalam cinta walau mencintai 7 orang sekaligus. *Aku Acha yang mem...